Langkat, Sumut, 13/5 (Antara) - Konversi lahan sawah di Kabupaten Langkat Sumatera Utara, ke non pangan mencapai 2,3 persen per tahun dan tertinggi pada 2011.
"Hampir 2,3 persen per tahun terjadi peralihan lahan sawah," kata Kepala Dinas Pertanian Langkat, Basrah Daulay di Stabat, Senin.
Peralihan lahan sawah karena adanya pembangunan kawasan pemukiman baru, maupun juga petani beralih ke tanaman kelapa sawit.
"Yang terbesar karena beralih ke tanaman kelapa sawit, seperti 2011 lalu sebesar 2.549 hektare," katanya.
Dari data yang ada sejak 2008, dari luas lahan sawah 45.747 hektare, terjadi pengurangan 550 hektare.
Sementara pada 2009 dari 43.805 hektare lahan sawah terjadi pengurangan seluas 1.942 hektare, untuk 2010 dari luas 42.985 hektare terjadi pengurangan 820 hektare, ujarnya.
Kemudian, pada 2011, kata Basrah, dari luas 40.436 hektare lahan sawah terjadi pengurangan seluas 2.549 hektare, sedangkan 2012 masih dilakukan pendataan di lapangan.
Diharapkan pada masa mendatang, agar petani tidak lagi mengalihkan lahan persawahannya, untuk itu dorongan yang dilakukan agar pemerintah desa membuat peraturan desa, agar lahan persawahan tidak dialihfungsikan.
"Kita sudah lakukan sosialisasi agar pemerintah desa segera membentuk Perda Desa untuk tidak terjadi peralihan lahan seperti tahun-tahun sebelumnya," katanya.
Mengenai lahan irigasi yang ada di Langkat, untuk mendukung ketahanan pangan, masih relatif kecil.
Disampaikan Basrah, hanya 20 persen saja lahan irigasi yang ada di Langkat, sementara untuk sarana drainase juga belum memadai, sehingga penggunaan lahan belumlah optimal.
Oleh karena itu, lanjutnya, petani di Langkat ini masih tergantung kepada curah hujan dan iklim dalam menentukan bercocok tanam.
Secara terpisah Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Langkat, Yusfik Helmi menjelaskan untuk mendukung ketahanan pangan masih dibutuhkan "hand tractor", "power threser", "corn sheller" dan "taxi pump".
Untuk "hand tractor" (traktor tangan) dibutuhkan 898 lagi, 829 power threser (perontok padi), 773 corn sheller (perontok jagung) dan 2.457 taxi pump (pompa air).
Kebutuhan terhadap taxi pump ini yang sangat besar, terutama bila iklim tidak mendukung, maka ini sangatlah dibutuhkan oleh petani, katanya.
***3***
(T.KR-IFZ/B/E. Sujatmiko/E. Sujatmiko) 13-05-2013 12:17:52
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013
"Hampir 2,3 persen per tahun terjadi peralihan lahan sawah," kata Kepala Dinas Pertanian Langkat, Basrah Daulay di Stabat, Senin.
Peralihan lahan sawah karena adanya pembangunan kawasan pemukiman baru, maupun juga petani beralih ke tanaman kelapa sawit.
"Yang terbesar karena beralih ke tanaman kelapa sawit, seperti 2011 lalu sebesar 2.549 hektare," katanya.
Dari data yang ada sejak 2008, dari luas lahan sawah 45.747 hektare, terjadi pengurangan 550 hektare.
Sementara pada 2009 dari 43.805 hektare lahan sawah terjadi pengurangan seluas 1.942 hektare, untuk 2010 dari luas 42.985 hektare terjadi pengurangan 820 hektare, ujarnya.
Kemudian, pada 2011, kata Basrah, dari luas 40.436 hektare lahan sawah terjadi pengurangan seluas 2.549 hektare, sedangkan 2012 masih dilakukan pendataan di lapangan.
Diharapkan pada masa mendatang, agar petani tidak lagi mengalihkan lahan persawahannya, untuk itu dorongan yang dilakukan agar pemerintah desa membuat peraturan desa, agar lahan persawahan tidak dialihfungsikan.
"Kita sudah lakukan sosialisasi agar pemerintah desa segera membentuk Perda Desa untuk tidak terjadi peralihan lahan seperti tahun-tahun sebelumnya," katanya.
Mengenai lahan irigasi yang ada di Langkat, untuk mendukung ketahanan pangan, masih relatif kecil.
Disampaikan Basrah, hanya 20 persen saja lahan irigasi yang ada di Langkat, sementara untuk sarana drainase juga belum memadai, sehingga penggunaan lahan belumlah optimal.
Oleh karena itu, lanjutnya, petani di Langkat ini masih tergantung kepada curah hujan dan iklim dalam menentukan bercocok tanam.
Secara terpisah Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Langkat, Yusfik Helmi menjelaskan untuk mendukung ketahanan pangan masih dibutuhkan "hand tractor", "power threser", "corn sheller" dan "taxi pump".
Untuk "hand tractor" (traktor tangan) dibutuhkan 898 lagi, 829 power threser (perontok padi), 773 corn sheller (perontok jagung) dan 2.457 taxi pump (pompa air).
Kebutuhan terhadap taxi pump ini yang sangat besar, terutama bila iklim tidak mendukung, maka ini sangatlah dibutuhkan oleh petani, katanya.
***3***
(T.KR-IFZ/B/E. Sujatmiko/E. Sujatmiko) 13-05-2013 12:17:52
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013