Jakarta, 25/4 (ANTARA) - Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Gatot Mudiantoro Suwondo menilai kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi tahun ini tidak akan mempengaruhi bisnis perbankan.

"Harga BBM naik itu tidak ada pengaruhnya bagi bank. Yang naik kan hanya mobil plat hitam," kata Gatot di Jakarta, Jumat.

Dia menilai kenaikan BBM bersubsidi hanya akan berdampak pada perekonomian selama dua hingga tiga bulan, sebelum akhirnya akan kembali normal.

"Seperti 2005 dan 2006, kenaikan BBM dampaknya bagi perekonomian tidak sampai tiga bulan," kata dia.

Dia menekankan isu kenaikan BBM saat ini cenderung dibawa ke ranah politik. Secara rasional, menurut dia, kenaikan BBM sepatutnya suatu kewajaran saat ini.

"Yang ribut-ribut soal BBM itu irasional, karena bicara di ranah politik. Dan faktanya, walau politik gonjang-ganjing, perekonomian tetap akan tumbuh," ujar dia.

Gatot mengaku optimistis Indonesia bisa menjaga perekonomian stabil diatas enam persen akhir tahun ini.

Direktur Keuangan BNI Yap Tjay Soen menambahkan, kenaikan BBM bersubsidi tahun 2006 silam tidak berdampak sistemis terhadap perekonomian.

Yap juga optimistis kenaikan BBM bersubsidi tahun ini tidak memiliki dampak signifikan bagi perekonomian nasional.

"Kenaikan BBM ini sudah pernah terjadi. Pengusaha itu pasti sudah mengantisipasi," ujarnya.

Di sisi lain Wakil Direktur Utama BNI Felia Salim menilai rencana pengendalian BBM bersubsidi sudah tepat.

"BBM sudah tepat sasaran. Subsidi yang akan ditarik itu untuk kelas menengah ke atas," ujar dia.

Sebelumnya Menteri Koordinator bidang Perekonomian Hatta Rajasa memastikan adanya skema pengurangan konsumsi BBM bersubsidi bagi kendaraan pribadi roda empat atau berplat hitam yang ditetapkan dalam waktu dekat.(ant)

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013