Medan, 8/4 (Antara) - Kabupaten Asahan dan Kota Tanjung Balai di Provinsi Sumatera Utara memiliki kerentanan yang cukup tinggi terhadap musibah banjir yang dapat merusak dan menghancurkan berbagai fasilitas umum.
"Banjir merupakan bencana yang terjadi setiap tahun di Asahan dan Tanjung Balai," kata anggota DPRD Sumut Syamsul Hilal ketika membacakan hasil reses dalam paripurna DPRD Sumut di Medan, Senin.
Menurut Syamsul, rentannya banjir di Asahan di Tanjung Balai tersebut disebabkan Sungai Asahan yang melintasi dua daerah itu mudah meluap.
Kondisi itu disebabkan tidak adanya benteng penahan di sisi kiri dan kanan Sungai Asahan, mulai dari Kecamatan Teluk Dalam di Asahan hingga Kecamatan Datuk Bandar di Tanjung Balai dengan panjang sekitar 50 km.
Sungai Asahan semakin mudah meluap karena mengalami pendangkalan yang cukup parah disebabkan erosi dan gerusan air dari hulu sungai.
Luapan Sungai Asahan semakin sering terjadi karena dibukanya pembuangan air dari bendungan Sigura-gura yang menjadi lokasi pembangkit listrik tenaga air (PLTA).
Dengan banyaknya pendangkalan yang terjadi, keberadaan air dari bendungan Sigura-gura dan hujan yang turun menyebabkan Sungai Asahan mudah meluap dan menggenangi pemukiman masyarakat.
Banjir yang terjadi setiap tahun itu juga mengakibatkan kerusakan infrastruktur jalan, fasilitas pendidikan dan kesehatan, serta lokasi perkebunan dan lahan pertanian masyaralat.
"Jika kerugiannya dihitung, jumlah sudah mencapai ratusan miliar rupiah," kata politisi PDI Perjuangan itu. ***4***
(T.I023/B/M. Yusuf/M. Yusuf)
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013
"Banjir merupakan bencana yang terjadi setiap tahun di Asahan dan Tanjung Balai," kata anggota DPRD Sumut Syamsul Hilal ketika membacakan hasil reses dalam paripurna DPRD Sumut di Medan, Senin.
Menurut Syamsul, rentannya banjir di Asahan di Tanjung Balai tersebut disebabkan Sungai Asahan yang melintasi dua daerah itu mudah meluap.
Kondisi itu disebabkan tidak adanya benteng penahan di sisi kiri dan kanan Sungai Asahan, mulai dari Kecamatan Teluk Dalam di Asahan hingga Kecamatan Datuk Bandar di Tanjung Balai dengan panjang sekitar 50 km.
Sungai Asahan semakin mudah meluap karena mengalami pendangkalan yang cukup parah disebabkan erosi dan gerusan air dari hulu sungai.
Luapan Sungai Asahan semakin sering terjadi karena dibukanya pembuangan air dari bendungan Sigura-gura yang menjadi lokasi pembangkit listrik tenaga air (PLTA).
Dengan banyaknya pendangkalan yang terjadi, keberadaan air dari bendungan Sigura-gura dan hujan yang turun menyebabkan Sungai Asahan mudah meluap dan menggenangi pemukiman masyarakat.
Banjir yang terjadi setiap tahun itu juga mengakibatkan kerusakan infrastruktur jalan, fasilitas pendidikan dan kesehatan, serta lokasi perkebunan dan lahan pertanian masyaralat.
"Jika kerugiannya dihitung, jumlah sudah mencapai ratusan miliar rupiah," kata politisi PDI Perjuangan itu. ***4***
(T.I023/B/M. Yusuf/M. Yusuf)
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013