Jakarta (ANTARA) - Tak ada tim yang menyamai Jerman dalam hal jumlah gol yang diciptakan, akurasi umpan, dan peluang gol yang mereka ciptakan selama Piala Eropa 2024.
Dalam soal frekuensi serangan ke daerah lawan pun, hanya Portugal yang bisa melewati catatan Jerman, sedangkan dalam jelajah lapangan hanya Spanyol yang berada sedikit lebih jauh dibandingkan dengan Die Mannschaft.
Ini adalah salah satu faktor yang membuat tim asuhan Julian Nagelsmann bakal pihak yang mendikte permainan dan menjadi favorit pemenang pertandingan 16 besar melawan Denmark di Signal Iduna Park, Dortmund, Minggu dini hari esok pukul 02.00 WIB.
Berdasarkan catatan dari tiga pertandingan terdahulu, Jerman mencetak delapan gol atau terbanyak dibandingkan dengan tim mana pun.
Mereka total menciptakan 57 peluang yang 19 di antaranya tepat sasaran, menguasai bola dengan rata-rata 64.34 persen, dan memiliki akurasi umpan rata-rata 93 persen.
Jelajah lapangan yang dibuat pemain-pemain Jerman adalah 344,55 km atau terjauh kedua setelah Spanyol yang mencapai 353,13 km, sedangkan dalam soal frekuensi serangan, Die Mannschaft membuat total 207 serangan atau terbanyak kedua setelah Portugal yang melancarkan total 213 serangan.
Angka-angka yang dicatat Jerman yang menjuarai Grup A setelah menang dua kali dan sekali seri, semuanya berada di atas Denmark yang menjadi runner up Grup C setelah tiga kali seri atau tak pernah memenangkan satu pun pertandingan Euro 2024 sejauh ini.
Denmark memasukkan dua gol tapi juga kemasukan dua gol. Tim Dinamit total melepaskan 42 peluang yang 14 di antaranya tepat sasaran, memiliki rata-rata penguasaan bola 52,34 persen, akurasi umpan 87 persen, jelajah lapangan 314,56 km, dan membuat 146 serangan.
Suntikan ambisi Nagelsmann
Jerman yang berperingkat FIFA 16 memiliki bekal yang lebih dari cukup untuk menundukkan Denmark yang berperingkat 21. Tetapi jika melihat apa yang dilakukan Georgia kepada Portugal, sepak bola sering menolak akal sehat dan taksiran matematis.
Denmark sendiri sepertinya berharap ada energi tambahan dari hal non teknis seperti semangat bertanding yang tinggi, terutama oleh injeksi nafsu dan tekad mengulangi kejayaan Euro 1992 di Swedia ketika dalam menghentikan Jerman 2-0 dalam partai puncak Piala Eropa edisi itu.
Tim asuhan Kasper Hjulmand juga mencapai semifinal pada Euro 2020 untuk takluk kepada Inggris, sedangkan pertemuan terakhir mereka dengan Jerman pada Juni 2021 berakhir seri 1-1.
Hjulmand bahkan sudah menyiapkan tim untuk menjalani skenario adu penalti jika pertandingan berakhir seperti terjadi dalam laga terakhir kedua tim pada Juni 2021 itu.
Jerman yang tiga kali menjuarai Piala Eropa dan empat kali juara Piala Dunia, percaya diri bisa melewati hadangan Tim Dinamit, apalagi mereka tampil di kandang sendiri.
Tetapi Denmark juga sama percaya dirinya untuk mencatat kemenangan pertama dalam Euro 2024 yang bisa membawa mereka lebih jauh dari sekadar fase knockout.
Catatan pertemuan antara kedua tim dalam dalam turnamen-turnamen besar utama sepak bola sendiri menunjukkan Panser dan Dinamit saling mengalahkan setelah mereka sama-sama menang dua kali.
Nagelsmann yang ambisius dan memuja sepak bola menyerang yang menekankan penguasaan bola, tentu ingin membuat catatan yang tak dibuat pelatih-pelatih Jerman beberapa tahun terakhir yang bahkan terhenti dalam babak 16 besar Euro 2020 dan membuat Jerman tersingkir pada fase grup Piala Dunia 2018 dan 2022.
Tekad ekstra dari mantan pelatih RB Leipzig dan Bayern Muenchen itu bisa membuat Jerman tampil kesetanan seperti saat meremukkan Skotlandia 5-1 dan menaklukkan Hungari 2-0 selama fase grup Euro 2024 beberapa hari lalu.
Itu semua menjadi jaminan laga ini akan sangat atraktif untuk disaksikan.
Komposisi berbeda
Kedua tim dipastikan menurunkan komposisi sebelas pemain pertama yang berbeda dari sebelumnya, tapi bukan karena alasan taktik, melainkan dorongan keadaan akibat sejumlah pemain penting cedera atau tak boleh tampil karena akumulasi kartu kuning.
Nagelsmann sendiri kehilangan bek tengah Jonathan Tah yang terkena akumulasi kartu sehingga tak boleh diturunkan dalam laga ini.
Dia bisa menurunkan Antonio Rudiger yang kabarnya sudah membaik dari cedera, tapi jika bek tengah Bayern Muenchen ini pun belum siap diturunkan maka masih ada bek Borussia Dortmund Nico Schlotterbeck untuk dipasang sebagai starter di jantung pertahanan Jerman.
Negelsmann yang sejak laga pertama konsisten memasang starting eleven yang sama, mungkin juga merombak barisan depannya dengan menempatkan Niclas Füllkrug yang golnya membuat Jerman terhindar dari kekalahan melawan Swiss, sebagai ujung tombak sejak menit pertama, ketimbang Kai Havertz.
Namun demikian Nagelsmann tak memiliki alasan kuat untuk mengusik triarki di lini depan, Florian Wirtz, Ilkay Gundogan dan Jamal Musiala, sebagai para pendobrak yang membantu ujung tombak serangan tim Panser menggedor pertahanan Dinamit Denmark.
Lebih tidak masuk akal lagi kalau Nagelsmann mengubah poros permainan karena duet Toni Kroos dan Robert Andrich sungguh tak tergantikan dan terlalu vital bagi formasi 4-2-3-1 yang diterapkan Jerman
Di kubu Denmark, masalah yang dihadapi oleh pelatih Kasper Hjulmand justru di lini tengah. Pelatih ini tak bisa menurunkan Morten Hjulmand karena akumulasi kartu.
Untuk posisi ini dia bisa memasangkan Thomas Delaney sejak menit pertama, walaupun Christian Norgaard dan Mathias Jensen memiliki kapasitas sama untuk menempati posisi yang ditinggalkan Morten Hujlmand.
Delaney akan bergabung dengan tiga gelandang lainn yang mengatur ritme permainan Denmark, baik rekannya Pierre-Emile Hojbjerg di tengah, maupun Joakim Maele dan Alexander Bah yang posisinya lebih melebar.
Tiga palang pintu pelindung penjaga gawang Kasper Schmeichel dalam formasi 3-4-1-2 tetap diisi oleh Andreas Christensen, Jannik Vestergaard dan Joachim Andersen.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Jerman vs Denmark: Seharusnya Panser bisa atasi ledakan Dinamit