Medan (ANTARA) - Lembaga Penelitian Masyarakat Milenial (LPMM) kembali melakukan survei dengan penelitian "Preferensi Generasi Z & Milenial Terhadap Parpol & Tokoh Tokoh Calon Presiden di Pemilu 2024".
Jumlah pemilih dari generasi Z (centenial) dan Y (milenial) diperkirakan bakal mendominasi komposisi pemilih pemilu serentak 2024.
Andrey Santoso Koordinator Survei LPMM mengatakan, berdasarkan Survei Penduduk BPS 2020, jumlah gen Z yang ada saat ini mencapai 74,93 juta jiwa, disusul dengan milenial 69,38 juta jiwa. Dengan jumlah itu, gen Z diperkirakan menjadi kelompok pemilih terbesar yang akan mendominasi dalam Pemilu 2024.
Dukungan suara generasi Z dan generasi Y akan menjadi faktor penting kemenangan pada Pemilu 2024 mengingat besarnya komposisi pemilih dalam kelompok usia ini. "Sangatlah menarik dilakukan kajian melalui penelitian untuk mengetahui arah suara dan prilaku gen Z & Y dalam perhelatan pemilu 2024," kata Andrey.
Ia melanjutkan bahwa metodologi penelitian ini dilakukan di 34 provinsi di Indonesia, di mana untuk setiap provinsi dipilih secara acak (random) satu kabupaten dan satu kota. Jumlah sekolah diambil menggunakan teknik proportional sampling sehingga kabupaten atau kota yang lebih banyak jumlah sekolahnya memiliki jumlah sampel sekolah yang lebih banyak pula.
"Total jumlah sampel dalam survei ini adalah 2.181 orang, yang terdiri dari 1090 generasi Z yang sudah dan akan memiliki hak pilih pada pemilu 2024 dan 1.091 merupakan generasi milenial," kata Andrey dalam keterangannya yang diterima Senin (14/11/2022).
Andrey menjelaskan, dengan jumlah sampel tersebut, diperhitungkan margin errornya sebesar 2,23% dengan besaran tingkat kepercayaan yang mencapai 95%.
Penelitian ini mengambil data-data penelitian sejak 21 Oktober sampai dengan 3 November 2022
Hasil penelitian pada survei menunjukkan bahwa 81,7 % generasi Z dan Y mengakses berita terkait politik melalui media sosial.
"Karena itu partai atau tokoh politik dengan penguasaan konten media sosial yang baik berpotensi untuk menang. Sedangkan Generasi Z dan Y yang mengakses berita politik melalui media mainstream sebanyak 18,3 %," ucapnya.
Dia menyebutkan, untuk melihat bagaimana pemilih Gen Z dan Y memandang pemerintahan Jokowi memberikan wawasan lebih lanjut tentang keyakinan politik mereka. Dalam survei ini menemukan bahwa sekitar seperempat pemilih terdaftar berusia 18 hingga 23 tahun (22,7 %) tidak menyetujui bagaimana Jokowi menangani pekerjaannya sebagai presiden, sementara sekitar tiga perempat setuju (77,3%).
Sementara pemilih milenium atau Gen Y hanya lebih sedikit untuk menyetujui pekerjaan Jokowi sebagai Presiden dalam menanggulangi Covid-19 dan recovery ekonomi yaitu (64,2%). Sementara sebanyak 35,8 persen tidak setuju dengan kerja Jokowi.
Menurut persepsi Gen Z & Y pemilu 2024 harus menjadi pemilu yang penuh dengan debat visi dan misi yang lebih bermutu dibandingkan isu politik identitas. Hal ini tergambar dari jawaban 88,3 persen Gen Z & Y yang tidak menyukai dan tidak akan memilih parpol ataupun capres cawapres yang tim suksesnya memainkan politik identitas dan sebanyak 7,4 persen bersifat masa bodoh dengan isu isu politik yang dibawakan parpol ataupun capres-cawapres. Sementara 4,3 persen tidak menjawab.
"Ada 34,2 persen Gen Z menyatakan bahwa film dan serial TV adalah kategori berita yang paling banyak dicari sedangkan perkembangan sosial-politik berada di urutan kedua yaitu sebanyak 30,4 persen, dan sebanyak 35,4 persen Gen Z mencari berita perkembangan teknologi digital," ungkapnya.
Selain itu, mayoritas Gen Z sebanyak 64,2 persen dengan melalui media sosial generasi Z mengendus, menganalisis, dan menganjurkan sebuah perlawanan terhadap situasi politik yang mereka anggap sedang bermasalah sedangkan Gen Y atau milenial kalah besar oleh Gen Z dalam mengakses situasi politik di medsos, walaupun mayoritas di Gen Y yaitu sebanyak 57,7 persen.
Kemudian, tokoh politik atau pejabat negara yang paling diikuti pemberitaannya dan dianalisa di medsos oleh Gen Z & Y di media sosial, di urutan pertama Ganjar Pranowo, kedua Anies Baswedan disusul oleh Prabowo Subianto, Puan Maharani, Agus Harimurti Yudhoyono, Erick Thohir, Sandiaga Uno, Ridwan Kamil dan Airlangga Hartarto, Andika Perkasa serta Dudung Abdurachman.
Namun sikap dan persepsi mayoritas Gen Z & Y yaitu 78,6 persen memberikan penilaian tokoh-tokoh tersebut di medsos lebih banyak pencitraan dibanding kerja yang memberikan dampak terhadap kehidupan Gen Z dan milenial dan mereka mayoritas juga tidak akan terpengaruh dengan pencitraan tokoh-tokoh tersebut.
Lebih lanjut dia membeberkan, generasi Z memiliki pengetahuan finansial yang baik. Gen Z memiliki orientasi finansial yang jelas dengan pembekalan diri dengan pengetahuan finansial sejak kecil. Gen Z juga menyadari pentingnya menabung dan investasi di masa yang akan datang.
Namun, dalam urusan finansial, mereka juga sangat berhati-hati agar tidak terjebak dalam utang dari preferensi Gen Z terhadap bakal Presiden setelah Presiden Jokowi , mayoritas Gen Z (terlahir tahun 2007-1995) atau 76,2 persen menginginkan Presiden mendatang mengerti persoalan financial dan perekonomian, sementara sebanyak 20,1 persen Presiden yang melek teknologi dan sebanyak 3,7 persen tidak menjawab. Sementara untuk Gen Y atau milenial mayoritas atau 71,9 persen menginginkan Presiden yang mampu mengelola perekonomian Indonesia karena mereka mayoritas banyak yang kehilangan mata pencariannya selama masa pandemi Covid 19.
Sementara sebanyak 10,2 persen Presiden merakyat, dan sebanyak 4,4 persen menginginkan Presiden yang seagama dengan Gen Y dan selebihnya tidak memberikan jawaban.
Pilihan generasi Z dan Y terhadap karakteristik Presiden pengganti Jokowi hampir mayoritas ingin Indonesia memiliki presiden yang bebas korupsi menduduki peringkat pertama dengan angka 54,3 persen dan di posisi kedua karakteristik tegas dan lugas 39,3 persen kemudian selebihnya karakteristik Presiden merakyat dan sederhana 6,4 persen.
Separuh dari Generasi Z dah Y mengatakan bahwa kandidat presiden yang diinginkan kandidat presiden yang memiliki pengalaman pemerintahan 66,7 persen, memiliki pengalaman bisnis 57,2 persen memiliki pengalaman dalam aktivisme sosial yang menarik bagi mereka sebanyak 51,6 persen dan terkait dengan ketenaran dan popularitas kandidat presiden di media mainstream maupun sosial bagi mayoritas Generasi Z & Y atau 84,8 persen tidak akan berdampak pada pandangan mereka untuk memilih seorang kandidat presiden.
Dalam uji on the spot terhadap nama tokoh yang berpotensi dipilih oleh Generasi Z dan sebagai presiden RI ke-8 jika pilpres digelar hari ini , maka hasilnya sebanyak 19,1 persen Generasi Z & Y menjatuhkan pilihan pada Airlangga Hartarto karena sebagai sosok memiliki karateristik , kemampuan dan pengalaman yang diinginkan oleh generasi Z & Y sebagai Presiden dan di urutan kedua Ganjar Pranowo yang dipilih sebanyak 13,2 persen, di urutan ketiga Prabowo Subianto 9,2 persen, Gatot Nurmantyo 6,4 persen, Andika Perkasa 6,2 persen, Erick Thohir dipilih sebanyak 5,2 persen, Anies Baswedan 4,1 persen, Muhaimin Iskandar 3,3 persen, Ridwan Kamil 3,2 persen, Agus Harimurti Yudhoyono 2,9 persen, Puan Maharani 2,8 persen, Sandiaga Uno 1,3 persen, dan yang tidak memberikan pilihan sebanyak 23,1 persen.
Selanjutnya, dalam uji simulasi 7 nama nama tokoh yang disodorkan pada kertas kuisioner kepada responden yang merupakan generasi Z & Y diberikan pertanyaan jika saat ini digelar pemilihan presiden siapakah yang akan Anda pilih dari sejumlah tokoh berikut ini? Maka hasil dari jawaban mereka dalam kertas kuisioner, sebanyak 24,3 persen generasi Z & Y tidak memberikan pilihan terhadap tokoh yang namanya ada dalam simulasi tersebut, sedangkan nama tokoh yang paling tinggi tingkat keterpilihannya oleh Generasi Z & Y jatuh pada Airlangga Hartarto sebanyak 23,4 persen, Ganjar Pranowo 17,2 persen, Prabowo Subianto 14,7 persen, Agus Harimurti Yudhoyono 8,2 persen, Anies Baswedan 5,1 persen, Puan Maharani 4,3 persen, Muhaimin Iskandar 2,8 persen.
Preferensi Generasi Z dan Y dalam memilih Parpol pada 2024 , dengan menggunakan pertanyaan metode on the spot , Parpol mana yang akan dipilih jika Pemilu Legisltive digelar pada hari ini, dan hasilnya Generasi Z & Y yang menjadi sumber penelitian ini sebanyak 34,8 persen tidak memberikan jawaban untuk memilih ketika diberi pertanyaan, kemudian sebanyak 13,2 persen memilih partai GOLKAR, PDI Perjuangan 11,8 persen, GERINDRA 11,7 persen, PKS 6,7 persen, Demokrat 5,4 persen, PKB 4,2 persen, Nasdem 3,1 persen, PAN 2,8 persen, PPP 2,4 persen dan parpol parpol lainnya yang dipilih jika digabungkan hanya 3,9 persen.
Preferensi Generasi Z & Y (Milenial) terhadap pilihan kepada parpol dengan menggunakan simulasi nama nama parpol yang memiliki kursi di DPR RRI dan Parpol lainnya yang tidak memiliki kursi di DPR RI di kertas kuisioner, yang diberi pertanyaan sebagai berikut: Jika Pemilu Legislatif digelar pada saat ini, Parpol mana yang menjadi pilihan anda? Maka hasilnya Partai GOLKAR menjadi partai politik yang paling banyak dipilih oleh Generasi Z & Y yaitu dipilih sebanyak 18,9 persen, disusul oleh PDI Perjuangan 17,7 persen, GERINDRA 17,4 persen dan Demokrat 7,2 persen, PKS 6,6 persen, PKB 5,1 persen, Nasdem 3,3 persen, PAN 3,1 persen, PPP 2.9 persen dan nama parpol lainnya dipilih sebanyak 3,4 persen. dan tidak memilih sebanyak 14,4 persen.
Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komaruddin, menilai munculnya survei dari Lembaga Penelitian Masyarakat Milenial (LPMM) terkait pemilih dari generasi Z (centenial) dan Y (milenial) yang lebih memilih Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto sebagai Presiden di Pemilu 2024 membuktikan sosok Airlangga merupakan tokoh yang di inginkan pemilih generasi Z dan generasi Y.
"Itu bukti Airlangga Hartarto diinginkan generasi centenial (Z) dan generasi Milenial (Y) sebagai calon presiden 2024 ,maka peluang ini harus dijaga," kata Ujang kepada wartawan, Minggu (13/11/2022).
Ujang menjelaskan bahwa kerja keras tim Airlangga Hartarto di Partai Golkar juga menjadi faktor utama untuk menggaet pemilih generasi Z dan generasi Y.
"Kerja keras tim Airlangga Hartarto di Golkar jadi faktor utama untuk menggaet pemilih generasi Z dan generasi Y," ujarnya.
Menurut dia, Airlangga Hartarto miliki elektabilitas yang tinggi, dan sosok Airlangga menjadi daya tarik generasi milenial untuk mendukung Airlangga sebagai calon presiden.
"Ya elektabilitas yang tinggi dan sosok Airlangga menjadi saya tarik generasi milenial untuk mendukung Airlangga capres 2024," ucapnya.
Kata dia, Airlangga mampu membawa perubahan bagi generasi milenial khususnya dalam perekonomian.
Selain itu, Togu Lubis yang merupakan komunitas Generasi Z Indonesia Untuk Demokrasi, mengatakan bahwa presiden penganti Jokowi harus sosok yang mampu membukakan jalan masa depan bagi generasi Z.
"Seperti mampu mengelola dan menciptakan perekonomian yang bisa membuka lapangan kerja yang kekinian, dan itu ada hanya pada sosok Airlangga Hartarto yang punya pengalaman mengelola perekonomian Indonesia yang berbasis metaverse," kata Tugu.
Hasil survei, mayoritas generasi Z dan Y pilih Airlangga jadi presiden
Senin, 14 November 2022 15:35 WIB 1513