Medan (ANTARA) - Penyakit Mulut dan Kuku [PMK] pada hewan ternak saat ini tengah mewabah di Indonesia. Kementerian Pertanian RI berupaya mengatasi wabah PMK dengan menerapkan strategi yakni intelektual sebagai langkah percepatan, strategi manajemen untuk langkah penguatan dan strategi perilaku yang merupakan sebagai langkah bersama dalam menghilangkan PMK pada hewan ternak seperti sapi, kerbau, kambing dan babi.
Menyikapi hal itu, Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) di Sumatera yakni Polbangtan Medan selaku UPT dari Kementan menggelar Millennial Agriculture Forum (MAF) mengusung tema 'Antisipasi dan Strategi Penanggulangan Penularan PMK pada Ternak Sapi' pada Sabtu [28/5].
Kegiatan MAF yang diikuti oleh 1000 partisipan digelar sebagai wujud komitmen Kementan melalui Polbangtan Medan dalam upaya alih pengetahuan (transfer of knowledge) guna membuka wawasan dan penyebaran informasi penting tentang PMK bagi masyarakat dan peternak.
Merespons penyebaran PMK ini, Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo menjalankan tiga skema dengan upaya darurat melalui pemetaan wilayah terkonfirmasi PMK yang ditandai warna merah. Wilayah suspek PMK dengan warna kuning, dan wilayah bebas PMK warnanya hijau. Didukung keluarnya Keputusan Menteri Pertanian RI (Kepmentan) terkait antisipasi penyebaran PMK.
“Jika tidak ditangani dengan baik, kejadian PMK akan berikan dampak ekonomi akibat turunnya produktivitas dan harga jual murah. PMK juga akan berdampak pada perdagangan internasional, baik ternak hidup maupun produk ternak karena adanya larangan ekspor,” katanya.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi saat membuka MAF mengatakan, BPPSDMP akan memanfaatkan berbagai kegiatan transfer of knowledge untuk mendukung upaya penanggulangan PMK.
"Diharapkan melalui kegiatan ini dapat meningkatkan kompetensi peserta dalam pengendalian dan pemberantasan PMK sekaligus mengurangi penyebaran," katanya.
Dedi mengingatkan, saat ini kita berhadapan dengan penyakit PMK pada ternak. PMK tidak menular kepada manusia tapi hanya menular kepada hewan. Hewan ternak yang sensitif adalah hewan ternak yang kukunya berbelah.
"Walaupun PMK tidak membahayakan manusia, PMK mampu meluluhlantakkan perekonomian kita. PMK bisa menyebabkan kerugian triliunan rupiah,” katanya.
Menurutnya, inilah waktu yang tepat bagi kita untuk mendedikasikan seluruh pikiran, energi dan kemampuan kita untuk membantu mengatasi PMK yang berpotensi merugikan perekonomian nasional.
Dedi Nursyamsi mengingatkan kelompok tani (Poktan) maupun Gapoktan dan mahasiswa pendidikan vokasi dimana pun berada, untuk berpartisipasi dalam penanggulangan PMK.
"Kenali apa itu PMK. Identifikasi gegala PMK pada ternak. Segera lakukan isolasi mandiri jika terdeteksi PMK terutama menghindarkan ternak sehat dari media yang terhubung kepada ternak yang terpapar. Segera beri obat-obatan dan vitamin pada ternak yang terinvesi,” katanya.
Kesehatan Ternak
Kegiatan webinar online MAF Vol 3 Edisi 21 di Polbangtan Medan, hadir tiga narasumber yakni Kepala Balai Veteriner Medan, Azfirman; Ketua Persatuian Dokter Hewan Indonesia [PDHI] Jawa Timur, drh Deddy Fachruddin Kurnìawan dan peternak sapi Dulmadjid. Moderator MAF drh Lilik Prayitno, medik veteriner di Balai Veteriner Medan.
Direktur Polbangtan Medan, Yuliana Kansrini dalam sambutannya mengapresiasi kehadiran para narasumber seraya berharap seluruh peserta webinar MAF dapat memanfaatkan kegiatan sebagai upaya pemerintah dalam memberikan ilmu pengetahuan yang benar kepada masyarakat luas tentang PMK sehingga tindakan pencegahan dan pengendalian dapat dilakukan secara cepat dan tepat.
Dalam uraiannya, drh Azfirman mengurai bahwa PMK dipicu oleh virus RNA. Masa inkubasi, 1 - 14 hari, angka kesakitan bisa mencapai 100% angka kematian tinggi pada ternak muda atau anak.
"Penularan PMK dengan kontak langsung antar hewan yang tertular dan tidak tertular. Kontak tidak langsung melalui media alat dan sarana transportasi akibat kontaminasi dari peternakan yang mengalami wabah PMK dan penyebaran melalui udara [penyebaran PMK oleh angin bisa terjadi sampai radius 10 kilometer].
Sementara drh Deddy Fachruddin menginformasikan terkait prosedur standar penanganan PMK. Dalam rencana penanganan, diperlukan desinfeksi, sanitasi, isolasi dan vaksinasi, namun tidak semua desinfektan dapat digunakan untuk mengatasi virus PMK.
“Kita dapat mebuat desinfektan versi rumah tangga yang mudah ditemukan dan direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Hewan Indonesia yaitu asam sitrat 3% [30 gram dalam satu liter air panas] atau sodium hypochlorite [pemutih] 0,3 %/3000 ppm 1 : 16,5 air.
"Tidak disarankan menggunakan formalin, karena formalin hanya membunuh bakteri,” katanya.
“Terkait dengan PMK, kami juga bergerak cepat untuk membantu para peternak yang belum bisa terjangkau dalam model manual sehingga kami membentuk tim kecil dengan membuat website https://sapimoo.com/ yang fokusnya dua hal yakni kesehatan hewan dan reproduksi. Kami berikan konsultasi gratis bagi siapapun yang meregistrasikan diri di https://sapimoo.com/ ” ungkapnya.
Kepala Pusat Pendidikan Pertanian BPPSDMP Kementan [Pusdiktan] Idha Widi Nursanty dalam closing statement-nya menjelaskan bahwa PMK saat ini menjadi trending topic di seluruh Indonesia. Penularan PMK berasal dari ternak illegal yang masuk Indonesia.
Kasus ini kembali muncul setelah Indonesia dinyatakan bebas PMK lebih dari tiga dekade lalu. Kasus pertama kali ditemukan di Gresik, Jawa Timur pada 28 April 2022, dan telah mengalami peningkatan kasus rata-rata dua kali lipat setiap harinya. Pemerintah telah mengambil langkah karantina wilayah untuk hewan ternak, rencana pengadaan vaksinasi termasuk membentuk satuan tugas.
“Hewan yang terkena PMK jangan buru-buru dijual atau disembelih, tetapi yang terifeksi disehatkan dulu. Harapannya, semakin banyaknya masyarakat yang terdukasi, maka tidak perlu risau terhadap panic selling dan kondisi pereknomian tetap terjaga” kata Kapusdik Idha WA.
Menurutnya, Kementan telah menetapkan Kabupaten Aceh Tamiang dan Aceh Timur di Provinsi Aceh, serta Kabupaten Gresik, Sidoarjo, Lamongan dan Mojokerto di Jawa Timur sebagai daerah wabah PMK.
"Tiga kali seminggu, Kementan melkakukan webinar untuk menginformasikan Langkah-langkah terkait pencegahan, pengobatan dan mengedukasi konsumen dan peternak," kata Kapusdik Idha WA.
Dia mengingatkan pada petani milenial dan calon petani milenial yang akan menjadi peternak, jangan urungkan niat atau ragu-ragu menjadi peternak karena wabah PMK ini.
Dalam menyambut hari Raya Idul Adha, Kementan terus berusaha menyediakan pasokan ternak dan hewan kurban sehat yang mencukupi, karena dalam penanggulangan PMK dilakukan secara serius dan intensif,” pesannya.
Dalam memeriahkan kegiatan MAF, Polbangtan Medan menggelar kuis bagi peserta dengan doorprize berupa voucher pulsa.
Melalui Milennial Agriculture Forum, Polbangtan Kementan ajak petani millenial atasi wabah PMK
Minggu, 29 Mei 2022 15:47 WIB 2218