Medan (ANTARA) - Teknik budidaya hidroponik merupakan solusi yang dilakukan oleh sebagian orang yang tidak memiliki lahan cukup luas. Dengan Hidroponik, Kementerian Pertanian mengajak masyarakat bertani untuk menjaga ketahanan pangan.
Hidroponik adalah salah satu metode budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan media tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan hara nutrisi bagi tanaman.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo berulang kali mengingatkan bahwa budidaya tanaman hidroponik, yang kini marak di masyarakat perkotaan menjadi langkah positif mendukung ketahanan pangan nasional.
"Pertanian perkotaan atau melalui budidaya tanaman sistem hidroponik, selain bisa menambah pendapatan juga mendukung langkah pemerintah dalam rangka ketahanan pangan," kata Mentan Syahrul.
Baca juga: Maksimalkan Kinerja, Polbangtan Kementan Atur Strategi Kerja
Sementara Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi, menambahkan, pertanian sistem hidroponik tak membutuhkan lahan yang luas. Dia meminta penyuluh untuk menggenjot pertanian sistem hidroponik yang berkontribusi terhadap peningkatan produktivitas.
"Tren hidroponik ini harus terus dikembangkan didukung dengan teknologi, yang didorong sosialisasinya oleh penyuluh melalui Kostratani," katanya.
Pertanian adalah sektor terpenting, kata Dedi, untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh rakyat sekaligus menjaga stabilitas nasional. Seiring perkembangan zaman, semua pihak diminta aktif mengembangkan pertanian berbasis teknologi atau smart farming.
Upaya pengembangan hidroponik juga menjadi konsen Politeknik Pembangunan Pertanian [Polbangtan] Medan melalui unit Teaching Factory [TeFa] memfasilitasi mahasiswa dalam praktik budidaya sayuran hidroponik.
Direktur Polbangtan Medan, Yuliana Kansrini, mengatakan hidroponik dirancang menggunakan media tanam rockwool dan hidroton serta menggunakan nutrisi AB-mix dalam pemenuhan unsur hara bagi tanaman.
"Pada TeFa hidroponik, mahasiswa melakukan peracikan nutrisi AB-mix secara mandiri di Laboratorium Dasar, dengan nutrisi makro maupun nutrisi mikro yang diperlukan oleh tanaman," kata Yuliana.
Wakil Direktur (Wadir) I Polbangtan Medan, Nurliana Harahap, menambahkan aneka metode budidaya hidroponik dipelajari oleh mahasiswa Polbangtan Medan seperti metode hidroponik Water Culture System, sistem kultur air statis dengan menggenangi tanaman dengan air bercampur larutan nutrisi, dikenal sebagai rakit apung.
Metode lain, kata Wadir II Polbangtan Medan, Mukhlis Yahya, adalah NFT System (Nutrient Film Technique) yakni membagikan air nutrisi pada tanaman melalui aliran air yang tipis; metode Drip System yakni sistem tetes dengan meneteskan larutan nutrisi terus menerus ke dalam media tanam melalui pipa atau selang.
"Total terdapat tiga ribu lubang tanam yang dimiliki oleh TeFa Hidroponik Polbangtan Medan, dimana semuanya dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk menaman berbagi macam sayuran seperti pakchoy, selada, samhong king, popeye dakota dan sayur lainnya," kata Mukhlis Yahya.
Wadir III Polbangtan Medan, Merlyn Mariana menambahkan bahwa kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa sebagai upaya Polbangtan Medan dalam menumbuhkan minat generasi muda sebagai calon petani millennial agar mau dan mampu merintis usaha pertanian berbasis teknologi mendukung era industri 4.0.
"Pelibatan dalam kegiatan TEFA, diharapkan dapat mendorong penguatan SDM berkelanjutan di bidang pertanian yang menjadi kunci pembangunan pertanian Indonesia," kata Merlyn Mariana.
Dorong pertanian modern, Polbangtan Kementan terapkan teknologi Smart Farming
Selasa, 8 Februari 2022 17:20 WIB 1428