Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir pekan diprediksi melemah, dipicu kenaikan imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah Amerika Serikat (AS).
Rupiah pagi ini masih bergerak menguat 7 poin atau 0,05 persen ke posisi Rp14.210 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.217 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah menguat dibayangi kenaikan imbal hasil obligasi Amerika Serikat
"Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kemungkinan akan tertahan hari ini, dengan kenaikan tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS mengantisipasi tapering," kata Pengamat Pasar Uang Ariston Tjandra saat dihubungi di Jakarta, Jumat.
Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun sudah naik ke kisaran 1,59 persen, level tertinggi sejak 17 Juni 2021. Kenaikan yield itu bisa mendorong penguatan dolar AS.
Pelaku pasar juga menantikan data tenaga kerja AS versi pemerintah, yang akan dirilis malam ini, yang diprediksi lebih bagus dari ekspektasi.
Menurut Ariston, data tenaga kerja menjadi pertimbangan utama bank sentral AS, Federal Reserve (Fed), di samping tingkat inflasi, untuk mengubah arah kebijakan moneternya.
"Namun di sisi lain, membaiknya pemulihan ekonomi Indonesia yang didukung cadangan devisa yang besar dan harga komoditas yang tinggi, bisa membantu menahan pelemahan nilai tukar rupiah," ujar Ariston.
Dari dalam negeri, jumlah kasus harian COVID-19 pada Kamis (7/10) kemarin mencapai 1.393 kasus sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 4,22 juta kasus. Sedangkan jumlah kasus meninggal akibat terpapar COVID-19 mencapai 81 kasus sehingga totalnya mencapai 142.494 kasus.
Sementara itu jumlah kasus sembuh bertambah sebanyak 1.946 kasus sehingga total pasien sembuh mencapai 4,05 juta kasus. Dengan demikian, total kasus aktif COVID-19 mencapai 27.747 kasus.
Untuk vaksinasi jumlah masyarakat yang sudah disuntik vaksin dosis pertama mencapai 96,49 juta orang dan vaksin dosis kedua 54,96 juta orang dari target 208 juta orang yang divaksin.
Ariston mengatakan rupiah hari ini berpotensi bergerak melemah ke kisaran Rp14.230 per dolar AS dengan potensi penguatan di kisaran Rp14.200 per dolar AS.
Pada Kamis (7/10) lalu rupiah ditutup menguat 36 poin atau 0,25 persen ke posisi Rp14.217 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.253 per dolar AS.
Rupiah diprediksi melemah dipicu kenaikan imbal hasil surat utang AS
Jumat, 8 Oktober 2021 9:40 WIB 550