Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis diprediksi melemah, tertekan kenaikan harga minyak dunia.
Pada pukul 9.32 WIB, rupiah melemah 33 poin atau 0,23 persen ke posisi Rp14.458 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.425 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah Selasa pagi melemah tipis 2 poin
"Kenaikan harga minyak dunia dan minimnya sentimen positif dari dalam negeri kemungkinan akan mendorong melemahnya rupiah," kata Analis Samuel Sekuritas Ahmad Mikail dalam kajiannya di Jakarta, Kamis.
Kenaikan harga minyak dunia (Brent) semalam sebesar 4 persen disebabkan sentimen negatif terkait distribusi minyak dan barang di Terusan Suez diperkirakan mendorong pelemahan rupiah hari ini.
Indeks dolar kemungkinan stabil ke level 92,5 hari ini di tengah kemungkinan dibatalkannya lockdown di Jerman di tengah kenaikan kasus COVID-19, yang kemungkinan akan memperkuat euro terhadap dolar AS.
Sementara itu data ekonomi AS Markit Composite Flash AS Maret yang diperkirakan sebesar 59,1 lebih rendah dari konsensus sebesar 59,9 juga akan menekan indeks dolar AS.
Sedangkan imbal hasil (yield) obligasi AS tenor 10 tahun kemungkinan turun ke level 1,6 persen. Yield obligasi AS kemungkinan akan kembali tertekan di tengah kekhawatiran melemahnya data-data ekonomi AS.
"Data durable goods order bulan Februari tercatat sebesar minus 1,1 persen lebih rendah dibandingkan konsensus sebesar 1,1 persen kemungkinan dapat menekan yield US treasury," ujar Ahmad.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar dengan kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) diperkirakan melemah ke level Rp14.500 per dolar AS.
Pada Rabu (24/3) lalu rupiah ditutup melemah 28 poin atau 0,2 persen ke posisi Rp14.425 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.397.
Rupiah diprediksi melemah tertekan kenaikan harga minyak dunia
Kamis, 25 Maret 2021 10:00 WIB 877