Washington (ANTARA) - Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) Amerika Serikat pada Minggu (30/8) melaporkan 1.006 kematian baru akibat COVID-19 sehingga menambah total menjadi 182.149 kematian.
Pihaknya juga melaporkan total 5.934.824 kasus COVID-19, termasuk 44.292 kasus tambahan.
CDC memperbarui data statistik mengenai penyakit pernapasan tersebut pada Sabtu pukul 16.00 Waktu Timur, dibanding data sehari sebelumnya.
Baca juga: 17 Kasus baru corona kembali muncul di China
Angka CDC tentu saja tidak mencakup jumlah kasus yang dilaporkan oleh setiap negara bagian.
Hingga kini AS menempati posisi teratas sebagai negara yang paling parah terkena dampak pandemi COVID-19 dalam aspek jumlah kasus dan korban kematian.
Baca juga: Ganja dalam pusaran tanaman obat
Mengenai tingginya angka kasus infeksi, Presiden Donald Trump berlogika bahwa wajar jika AS menemukan banyak kasus penularan karena AS melakukan uji corona secara masif. Jika satu negara tak melakukan uji secara masif, kasus yang ditemukan pun akan rendah.
Baca juga: 17 Kasus baru corona kembali muncul di China
Karena itu beberapa waktu lalu Trump mengusulkan kepada otoritas kesehatan bahwa warga negara AS yang tak menunjukkan gejala corona, tak perlu diuji.
Namun anjuran Trump yang dijadikan panduan otoritas di level federal mengenai uji corona, bahwa sebaiknya dilakukan kepada orang yang menunjukkan gejala, tak diikuti oleh beberapa negara bagian.
Otoritas California, New York dan Texas menyatakan bahwa mereka akan tetap melakukan uji corona terhadap mereka yang tak memperlihatkan gejala COVID-19 namun menjadi kontak dekat dengan pengidap virus corona.
Sumber: Reuters