Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo menyebut di wilayah DKI Jakarta yang dipimpin Anies Baswedan masih ada sekitar 3,6 juta warga yang membutuhkan jaring pengaman sosial di tengah penanganan COVID-19.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam rapat terbatas dengan topik Lanjutan Antisipasi Mudik yang dipimpinnya dari Istana Kepresidenan Bogor, Kamis, mengatakan jaring pengaman sosial atau bantuan sosial (bansos) akan menjadi sebuah stimulus ekonomi, utamanya bagi masyarakat lapisan bawah di ibu kota, di tengah penanganan COVID-19.
”Di DKI Jakarta misalnya, pemerintah daerah menyebut ada 3,6 juta warga yang membutuhkan jaring pengaman sosial,” katanya.
Baca juga: Mulai 3 April 2020, WNI tidak diizinkan masuk ke Jepang
Presiden meminta agar sejumlah warga tersebut segera mendapatkan cakupan jaring pengaman sosial yang disediakan oleh pemerintah.
"Sudah diberikan oleh Provinsi DKI Jakarta (sejumlah) 1,1 juta, artinya tinggal 2,5 juta (jaring pengaman sosial) yang perlu segera kita siapkan untuk dieksekusi di lapangan," tuturnya.
Baca juga: Seorang WNI di Belgia terinfeksi COVID-19
Dalam rapat terbatas sebelumnya, Presiden menuturkan bahwa arus mudik yang lebih dini terjadi saat ini bukan didorong oleh faktor budaya, melainkan karena berkurangnya sumber pendapatan warga, utamanya pekerja informal, yang menurun drastis di tengah kebijakan tanggap darurat.
Baca juga: Satu lagi WNI positif COVID-19 meninggal dunia di Singapura
Maka itu, jaring pengaman sosial merupakan satu hal krusial yang harus segera diselesaikan.
Apabila hal tersebut telah terpenuhi, maka upaya antisipasi selanjutnya dapat berproses di sisi tengah di mana pembatasan pergerakan orang dan menjaga jarak aman antarsesama akan lebih didisiplinkan.
"Ini sesuai dengan protokol kesehatan dengan kedisiplinan yang kuat. Saya kira akan memberikan pengaruh yang besar terhadap jumlah yang positif COVID-19," kata Presiden.
Jokowi sebut di DKI ada 3,6 juta warga butuh bansos hadapi COVID-19
Kamis, 2 April 2020 12:38 WIB 969