Tapanuli Utara (ANTARA) - Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara, Irjen Martuani Sormin mengatakan, peristiwa selisih paham antara Kompi Senapan A Yonif 123 Rajawali Lapo Gambiri dengan personel Polsek Pahae Jae yang berakibat pada terjadinya insiden harus menjadi yang pertama dan terakhir.
"Ini harus jadi yang pertama dan terakhir. Ini hanya miskomunikasi saja. Andaikan Kapolseknya baik, menegornya baik, ini tidak akan terjadi," ujar Irjen Martuani, di tengah agenda kunjungan Kapoldasu, Pangdam Mayjen MS Fadhilah dan rombongan di Kantor Polsek Pahae Julu, Taput, Minggu (1/3).
Menurut dia, peristiwa yang terjadi harus dijadikan sebagai langkah untuk lebih mempererat persatuan.
Baca juga: Bentrok TNI vs Polri di Taput lukai 6 polisi dan seorang warga, ini kronologinya
"Apapun baju kita, baik itu TNI maupun Polri, itu warna saja yang beda. Namun, tugas kita adalah untuk melindungi dan melayani masyarakat," jelasnya.
Harapnya, kehadirannya di Taput dapat membantu menyejukkan suasana yang ada untuk mengakhiri semuanya.
Nyaris senada, Mayjen MS Fadhilah dalam awal sambutannya mengaku sangat sedih atas terjadinya peristiwa yang menurutnya seharusnya tidak boleh terjadi.
Baca juga: Pasca mediasi sudahi konfrontasi TNI-Polri, dua jenderal kunjungi Taput
"Sangat disayangkan, tujuan kita semua sama. Selaku Pangdam, selaku pribadi, saya minta maaf," sebutnya.
Dikatakan, atas peristiwa yang terjadi, pihaknya akan tetap menerapkan sanksi terhadap anggota yang terlibat.
"Tentu ada akibat hukum. Danki (Komandan Kompi) sudah kita copot dari jabatannya, meski tidak akan mengurangi proses hukumnya," terangnya.
Dalam kesempatan itu, Kapoldasu dan Pangdam juga menyampaikan tali asih kepada para korban insiden.
Kunjungi Taput pascainsiden Pahae, Irjen Martuani: Ini pertama dan terakhir
Minggu, 1 Maret 2020 10:32 WIB 7571