Jakarta (ANTARA) - Bintang Liverpool, Sadio Mane, diprediksi menjadi salah satu sorotan utama Piala Afrika 2019 di Mesir kala membela negaranya Senegal yang tengah mencari trofi perdana kompetisi tertinggi Benua Hitam itu.
Sejauh ini, hal itu terjadi namun tak selalu aspek positif yang muncul dari sorotan yang diarahkan kepadanya.
Mane absen dari laga pertama Senegal karena menjalani akumulasi kartu kuning yang diterimanya dalam rangkaian fase kualifikasi.
Ketika akhirnya bermain, Mane dianggap gagal menampilkan level permainan terbaiknya dan tak mampu menghindarkan Senegal dari kekalahan 0-1 melawan Aljazair.
Ruang gerak Mane memang hampir ditutup rapat-rapat oleh rapinya lini pertahanan Aljazair yang bahkan lima kali melanggar pemilik medali juara Liga Champions itu. Akibatnya, Mane tak sekalipun melepaskan tembakan tepat sasaran, hanya dua peluang meleset berupa tendangan jarak jauh dan sundulan yang melambung di atas mistar gawang.
Penyerang sayap berusia 27 tahun itu seolah bakal tampil mengecewakan lagi pada laga pamungkas ketika Senegal membutuhkan kemenangan atas Kenya untuk lolos langsung ke 16 besar.
Pertanda buruk terjadi ketika Mane menjadi algojo tendangan penalti yang diperoleh Senegal pada menit ke-27 ketika arah tembakan 12 pas yang ia lepaskan berhasil ditebak dan dimentahkan kiper Patrick Matasi.
Namun, delapan menit setelah Ismaila Sarr mencetak gol pertama Senegal, Mane membuka kran golnya pada Piala Afrika 2019 lewat aksinya merangsek ke kotak penalti Kenya untuk menaklukkan Matasi.
Ketika Senegal memperoleh hadiah tendangan penalti lagi, akibat pelanggaran Philemon Otieno terhadap Sarr, Mane mendebat sang pelatih Aliou Cisse agar tetap dipercaya menjadi algojo kendati eksekusi penalti pertamanya gagal.
Pada kesempatan keduanya, Mane dengan dingin memperdaya Matasi untuk memastikan kemenangan 3-0 sekaligus mengantarkan Singa Teranga melangkah pasti ke babak 16 besar.
Eksekusi penalti keduanya itu sekaligus menyuntik kepercayaan diri Mane, yang bakal ditagih menjaga konsistensi ketika Senegal menghadapi Uganda dalam pertandingan 16 besar di Stadion Internasional Kairo, Sabtu dini hari WIB esok.
Mane punya tekad yang sama, mengingat sebelum turnamen dimulai ia menyatakan rela menukarkan kesuksesan pada Liga Champions bersama Liverpool hanya untuk membawa Senegal menjuarai Piala Afrika.
Tak boleh jemawa
Kepercayaan diri jelas dimiliki Senegal, terlebih dari seluruh negara Afrika mereka menempati tertinggi dalam peringkat FIFA pada urutan ke-22 dunia 58 strip lebih tinggi dibandingkan Uganda, namun sang Cisse menegaskan tak boleh ada kejemawaan dalam skuatnya.
Terlebih peringkat FIFA tak membantu Senegal dalam laga kontra Aljazair sepekan silam sehingga tak ada jaminan hal itu bakal mempengaruhi Uganda di Kairo nanti.
"Tak seorang pun boleh menganggap remeh Uganda dan melewati mereka jelas bukan tugas mudah," kata Cisse dilansir AFP Kamis (5/7).
Mane menyuarakan hal serupa dan menilai Uganda tampil solid ketika menghadapi Mesir pada laga pamungkas Grup A meski takluk 0-2 dari tuan rumah.
Mane berkesempatan menjadi pemain Liverpool kedua yang membobol gawang kiper Denys Onyango pada Piala Afrika 2019, setelah Mohamed Salah lewat eksekusi tendangan bebasnya yang meluncur mulus.
Namun, Onyango mempunyai reputasi sama tingginya dalam sepak bola Benua Hitam bahkan berbagi satu tempat dalam Tim Terbaik Afrika 2018 bersama Mane dan Salah.
Onyango juga menyimpan medali juara Liga Champions Afrika saat memenanginya bersama klub Afrika Selatan Mamelodi Sundowns tiga tahu lalu.
Pelatih kepala Uganda Sebastien Desabre menyebut target timnya edisi ini adalah lolos fase grup, sudah tercapai namun babak gugur selalu menyimpan kejutan dan bukan tidak mungkin kali ini Pasukan Bangau jadi pemeran utama lakon kejutan tersebut.
Baca juga: Daftar sementara top skor, duo Liverpool masuk jajaran puncak
Baca juga: Dua gol Mane kirim Senegal ke 16 besar Piala Afrika
Desabre mungkin akan kembali ke pola 4-2-3-1 saat menghadapi Senegal nanti, mengingat formasi 4-4-2 hanya berujung kekalahan dari Mesir. Pada waktu bersamaan penyerang Patrick Kaddu dan bek Murushid Juuko yang tampil dalam dua laga awal juga berpeluang kembali mengisi susunan pemain utama Desabre menyusul hasil mengecewakan dari Mesir.
Sedangkan Senegal dipaksa menyerahkan komando di bawah mistar gawang ke tangan kiper kedua Alfred Gomis, menyusul kepastian cedera panjang Edouard Mendy yang kini sudah terbang ke Prancis untuk mendapatkan perawatan di fasilitas kesehatan timnya, Reims.
Cisse juga mungkin tak ingin mengambil risiko untuk bek tengah Salif Sane yang cedera selepas laga pertama dan tetap mempercayakan posisi palang pintu pertahanan kepada Cheikhou Kouyate yang pada dua laga terakhir berduet dengan Kalidou Koulibaly.
Catatan lima pertemuan terakhir:
13 Januari 2001 Uganda 1 - Senegal 1
24 Maret 2001 Senegal 3 - Uganda 0
9 Juni 2012 Uganda 1 - Senegal 1
7 September 2013 Senegal 1 - Uganda 0
5 Juni 2017 Senegal 0 - Uganda 0
Prakiraan susunan pemain:
Uganda (4-2-3-1): Denis Onyango; Bevis Mugabi, Murushid Juuko, Hassan Wasswa, Godfrey Walusimbi; Khalid Aucho, Micheal Azira; Lumala Abdu, Farouk Miya, Emmanuel Okwi; Patrick Kaddu
Senegal (4-2-3-1): Alfred Gomis; Lamine Gassama, Cheikhou Kouyate, Kalidou Koulibaly, Saliou Ciss; Alfred N'Diaye, Idrissa Gana Gueye; Ismaila Sarr, Henri Saivet, Sadio Mane; M'Baye Niang
Baca juga: Aljazair tundukkan Senegal dan pastikan satu tempat di 16 besar
Prediksi Uganda vs Senegal, menagih konsistensi Sadio Mane
Jumat, 5 Juli 2019 8:15 WIB 1085