London (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution berkunjung ke Marseille, Prancis, dan bertemu Walikota Marseille, Jean-Claude GAUDIN.
Menko juga berkunjung ke pusat industri kopi Henry Blanc, Jumat (14/6), kata Konjen RI Marseille Asianto Sinambela dalam keterangan kepada Antara London, Minggu.
Kunjungan ke Marseille itu merupakan rangkaian kunjungan kerja setelah Grasse untuk mempromosikan peningkatan hubungan ekonomi dan komersial dengan wilayah Prancis Selatan.
Dikatakan, Menko Perekonomian menyampaikan perlunya dukungan Walikota Marseille untuk mendorong perdagangan di wilayahnya dengan Indonesia, terutama komoditas kopi.
Baca juga: Pemkab Madina teken MoU dengan dua kota di Prancis
Baca juga: Resep membuat es kopi susu ala kafe di rumah
Menko Darmin Nasution melihat potensi yang baik bagi para pemuda Indonesia untuk belajar ke Marseille dalam bidang-bidang keahlian yang menjadi keunggulan Perancis, seperti proses pembuatan parfum dan pengolahan kopi.
Walikota Jean-Claude Gaudin menyambut baik keinginan Indonesia mengintensifkan hubungan dagang dengan Perancis Selatan, dan merasa sangat terbantu dengan adanya perwakilan diplomatik asing dalam menjalin hubungan dagang dengan negara negara sahabat. Walikota sangat mendukung hubungan perdagangan dan komersial langsung, dan khususnya komoditas kopi. Marseille memiliki pusat industri kopi yang memiliki jaringan luas.
Seusai pertemuan dengan Walikota Marseille, Menko perekomomian didampingi Deputi Bidang Kerja Sama Internasional dan Konjen RI Asianto Sainambela berkunjung ke industri kopi Henry Blanc. Wakil Walikota Marseille bidang Hubungan Internasional dan Kerja Sama Eropa - Laut Tengah, Jean Roatta ikut dalam kunjungan ke pusat industri kopi kota Marseille.
Industri kopi Henry Blanc lebih banyak mengimpor kopi dari wilayah Afrika dan Amerika Latin, sementara kopi dari Asia diimpor dari Vietnam dan Indonesia. Kopi Indonesia yang diimpor oleh Henry Blanc adalah kopi Jawa jenis Arabica, sebagai bahan utama coffee blending sesuai selera pasar dan konsumen setempat.
Kedua pihak berkomitmen untuk membuka kontak usaha seluas-luasnya, khususnya untuk membangun jalur dagang langsung komoditas kopi Indonesia. Sebagaimana dipaparkan oleh Menko Prekonomian, terdapat cukup banyak daerah daerah di Indonesia yang memiliki produk komoditas sangat baik namun masih tertinggal dalam hubungan dagang dan pemasaran Internasional.
Pemerintah tengah melakukan riset pengembangan bibit unggul untuk perkebunan dan pertanian rakyat, dan membuka akses pasar internasional.Peluang pasar untuk produk kopi indonesia di wilayah Marseille cukup menjanjikan dengan konsumsi kopi yang tinggi, serta terdapat kebutuhan besar kopi dari Indonesia yang dapat diserap industri di Perancis.