Medan (ANTARA) - Manajemen PT Agincourt Resources, pengelola Tambang Emas Martabe menargetkan dan optimistis jumlah karyawan perempuan di perusahaan tersebut bisa mencapai 25 persen di tahun 2019 dengan 40 persen di antaranya menjabat di level atas.
"Tambang Emas Martabe memang berkomitmen untuk terus meningkatkan penerapan inisiatif keberagaman gender," ujar Wakil Presiden Direktur Agincourt Resources, Tim Duffy di Tambang Emas Martabe, Batangtoru, Tapanuli Selatan, Sumut, Kamis.
Dia bersama tim jajaran Tambang Emas Martabe mengatakan itu usai Diskusi Seru Kartini Now Melek Teknologi.
Saat ini, jumlah karyawan perempuan di Tambang Emas Martabe sudah mencapai hampir 23 persen dengan 27 persen sudah di level atas.
Dengan angka pencapaian dewasa ini, maka target 25 persen karyawan perempuan dengan 40 persen di level atas itu diyakini bisa tercapai.
Menurut Tim, tidak hanya dari sisi kuantitas, Martabe juga berharap bisa meningkatkan dari segi kualitas pekerja perempuan di tambang tersebut.
Tim menjelaskan, untuk pencapaian 25 persen pekerja perempuan itu, Tambang Emas Martabe melakukan banyak cara.
Baca juga: Teknologi permudah perempuan menempati posisi pekerjaan pria
Baca juga: Tambang Emas Martabe sosialisasikan efisiensi pengelolaan dan produksi
Mulai dari perekrutan tenaga kerja baru yang dibutuhkan atau mengisi posisi pekerjaan yang ditinggalkan karyawan pria.
Adapun total 25 persen karyawan perempuan diusaha pertambangan itu diketahui masih hanya dilakukan Agincourt Resources sehingga menjadi apresiasi tersendiri.
Senior Manager Mining PT Agincourt Resources, Rahmat Lubis, menyebutkan, penggunaan pekerja perempuan di Tambang Emas Martabe sudah terbukti berdampak positif bagi perusahaan.
Salah satunya adalah menurunnya biaya perawatan kenderaan operasional dan berkurangnya keterlambatan pengiriman barang yang dibawa.
"Perempuan memang lebih pandai menjaga/merawat kenderaan dan lebih bertanggungjawab pada pekerjaannya," katanya.
Senior Manager Corporate Communications PT Agincourt Resources Katarina Siburian Hardono menyebutkan, perusahaan, meyakini bahwa keberagaman gender akan meningkatkan kekuatan dan kinerja perusahaan.
"Keberagaman gender akan menimbulkan ide pengembangan, pemecahan masalah, dan inovasi," katanya.
Perusahaan sendiri, ujar Katarina juga menyadari punya kewajiban untuk terus mengedukasi dan mendiskusikan keberagaman gender dengan melibatkan seluruh karyawan baik laki-laki maupun perempuan.
Dia menegaskan, penerapan keberagaman gender di Tambang Emas Martabe juga merupakan bentuk dukungan terhadap konvensi internasional PBB tentang penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan atau CEDAW (Convention on Elimination of All Forms of Discrimination Against Women).
Indonesia juga telah meratifikasinya sejak 1984 melalui UU No 7/1984 tentang Pengesahan Konvensi Mengenai Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Wanita.
Salah satu pekerja perempuan di Tambang Emas Martabe, Nurina Anindita yang menjabat Supervisor Environmental Assurance, menyebutkan, kebijakan perusahaan yang memberi kesempatan untuk perempuan bekerja dan mendapatkan posisi tinggi termasuk yang selama ini dijabat pria sangat menguntungkan.
Pekerja perempuan semakin merasa diuntungkan karena perusahaan juga membuat aturan tegas untuk melindungi khususnya dari kasus pelecehan.
Nurina yang akrab dipanggil Anin itu juga memberi tip untuk menghindari pelecehan di tempat pekerjaan yakni jangan "baper" (bawa perasaan) dan berani melaporkan.