Gunungsitoli, 19/4 (Antarasumut) -Keluarga Almarhum Sozanolo Lase, tenaga harian kantor pelayanan penyuluhan dan konsultasi perpajakan (KP2KP) Gunungsitoli butuh perhatian pemerintah.
Alm.Sozanolo Lase adalah salah satu korban tewas dibunuh toke getah Agusman Lahagu bersama karyawannya saat mengantar surat tagihan pajak senilai Rp 14,7 milliar kepada Agusman Lahagu, Selasa (12/4).
Yunus Gea, keponakan alm.Sozanolo Lase yang ditemui di Desa Hilina’a, Kecamatan Gunungsitoli, Kota Gunungsitoli, Selasa, mengakui hingga saat ini pemerintah atau instansi pajak dimana selama ini almarhum bekerja, belum memberikan santunan atau bantuan kepada keluarga almarhum.
Namun, beberapa rekan atau teman almarhum bekerja telah mendatangi mereka, dan memberitahu jika keluarga almarhum akan menerima santunan atau bantuan dalam waktu dekat. Mereka meminta keluarga almarhum untuk bersabar, sebab bantuan atau santunan untuk keluarga almarhum membutuhkan proses.
“Sejak kematian paman saya, kami sekeluarga khususnya ibu dari almarhum Sozanolo Lase atau nenek saya Fatilia Zebua (80) belum mendapat bantuan atau santunan. Biaya untuk penguburan dan doa syukuran kematian paman saya, kami yang tanggung. Yang dibayar pihak kantor hanya biaya di rumah sakit, dan membeli peti mati,†terang Yunus.
Menyerahkan Sepenuhnya Kepada Penegak Hukum
Selain itu, Yunus mengungkapkan, hingga saat ini keluarga pelaku pembunuhan belum pernah datang atau minta maaf kepada mereka selaku keluarga almarhum.
Namun, keluarga almarhum Sozanolo Lase tidak dendam kepada para pelaku, dan keluarga almarhum menyerahkan penanganan kasus tersebut sepenuhnya ketangan para penegak hukum.
“Kita menyerahkan sepenuhnya kasus pembunhan terhadap paman saya ditangan penegak hukum. Kita adalah orang beriman, dan kami sudah memaafkan perbuatan pelaku, semoga pelaku menyesal dan bertobat,†ujar Yunus mewakili keluarga.
Tidak lupa, Yunus mengungkapkan, almarhum Sozanolo Lase merupakan tulang punggung keluarga. Almarhum selama ini tinggal bersama ibunya di rumah pamannya, dan membiayai sendiri orang tuanya.
Almarhum yang merupakan anak bungsu dari empat bersaudara, dalam waktu dekat akan diwisuda. Setelah kematian almarhum, ibu almarhum kini tinggal sendiri, sehingga berharap bantuan yang diberikan pemerintah adalah berupa tempat tinggal dan biaya hidup.
“Sebelum tewas, paman tidak menunjukkan perubahan apa apa. Tetapi menurut pengakuan nenek, ketika pamit kerja, paman pamit hampir empat kali kepada nenek baru berangkat kerja,†tutur Yunus.