Medan, (Antara) - Penyaluran kredit perbankan Sumatera Utara pada 2016 diprediksi naik lagi dari tahun 2015 atau minimal tumbuh antara 14 hingga 16 persen.
"Kenaikan kredit perbankan sudah mulai terlihat dari tahun ini khususnya sejak triwulan III," ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumut, Difi A Johansyah di Medan, Selasa.
Pada triwulan III 2015, penyaluran kredit perbankan Sumut sudah tumbuh 13,34 persen secara "year on year".
Padahal akhir tahun 2014, penyaluran kredit di Sumut masih 8,67 persen.
"Meski penyaluran kredit 2015 dinilai masih belum maksimal, tetapi sudah naik dibandingkan tahun 2014.Kenaikan kredit diduga masih akan terus naik hingga tahun 2016," katanya.
Difi menjelaskan, banyak faktor yang membuat BI memprediksi penyaluran kredit semakin membaik pada 2016.
Mulai dari membaiknya perekonomian hingga inflasi yang bisa ditekan.
"Kebijakan Pemerintah dalam banyak hal seperti memberi kemudahan perizinan dan investasi serta menurunkan suku bunga kredit perbankan juga akan sangat membantu peningkatan penyaluran kredit," katanya.
Dia menegaskan, semakin banyak masyarakat menjadi pengusaha dan pengusaha juga semakin mudah mengembangkan investasinya, maka kebutuhan kredit semakin besar.
"Agar kredit yang diprediksi meningkat terus itu tidak bermasalah.BI juga sudah mengingatkan agar manajemen bank berhati-hati dalam menyalurkan kreditnya," katanya.
Apalagi dewasa ini, ujar Difi, di tengah peningkatan kredit yang berkisar 13,34 persen itu, non performing loan (NPL) atau kredit bermasalah perbankan Sumut cenderung meningkat.
Dari 2,49 persen di posisi triwulan IV 2014, menjadi 3,2 persen di triwulan III 2015.
Pengamat ekonomi Sumut, Wahyu Ario Pratomo menyebutkan, meski sudah naik, kredit perbankan Sumut masih jauh di bawah angka 2013 dan 2012 yang sempat naik 18,56 persen dan 23,49 persen.
"Kondisi itu masih mencerminkan pelemahan ekonomi di Sumut pa,"da 2015," katanya.
Masih belum maksimalnya kredit, membuat rasio kredit terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sumut juga masih rendah atau di kisaran 30 persen.
"Syukur komposisi penyaluran kredit perbankan Sumut itu masih menggembirakan dimana kredit modal kerja tetap masih lebih besar dari kredit investasi dan konsumsi," katanya. ***3***