Jakarta, 22/2 (Antara) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Jumat sore, menggelar rapat terbatas untuk mengambil tindakan cepat dan tepat terkait peristiwa gugurnya delapan prajurit TNI di Papua pada Kamis (21/2).

"Saya ingin mendengarkan laporan tentang perkembangan, apa yang telah dilakukan oleh kita, baik pusat dan daerah serta dampak yang akan ditimbulkan," kata Presiden Yudhoyono di Kantor Presiden, Jumat.

Sekalipun telah mendengarkan laporan dari Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto dan Panglima TNI Jenderal TNI Agus Suhartono pada Kamis (21/2) malam terkait peristiwa itu, Presiden mengaku ingin mengetahui secara persis apa yang telah terjadi.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto menyebutkan, penyerangan dan penghadangan oleh kelompok bersenjata di Distrik Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya dan Distrik Sinak, Kabupaten Puncak, Papua menyebabkan delapan orang anggota TNI gugur.

Menurut Djoko, ada dua peristiwa penembakan yang terjadi hingga menyebabkan delapan orang anggota TNI gugur.

Pertama, peristiwa penyerangan terhadap pos Satgas TNI di Distrik Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya oleh kelompok bersenjata sekitar pukul 09.30 WIT, sehingga menyebabkan satu orang anggota TNI bernama Pratu Wahyu Bowo gugur karena mengalami luka tembak dibagian dada dan leher.

Peristiwa kedua, terjadi sekitar pukul 10.30 WIT, di mana terjadi penghadangan dan penyerangan oleh kelompok bersenjata di Kampung Tanggulinik, Distrik Sinak, Kabupaten Puncak terhadap 10 anggota Koramil Sinak, Kodim 1714/Puncak Jaya, yang sedang menuju Bandara Sinak untuk mengambil logistik dan radio kiriman dari Nabire. Peristiwa penyerangan itu menyebabkan tujuh orang gugur.

Ketujuh korban yang gugur adalah Sertu Ramadhan, Sertu M Udin, Sertu Frans, Sertu Edi, Praka Jojon, Praka Wemprik dan Pratu Mustofa.

Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul mengatakan hingga saat ini jenazah tujuh anggota TNI yang gugur dalam penghadangan dan penyerangan oleh kelompok bersenjata di Sinak masih belum dapat dievakuasi.

"Hal ini karena Helikopter Super Puma milik TNI AU yang diperbantukan untuk proses evakuasi ditembaki orang tak dikenal sekitar pukul 08.00 WIT. Kaca heli tembus, jari tangan kiri kru teknik terluka. Pilot dan copilot tak terkena tembakan," katanya.

Penembakan oleh orang tak dikenal ini mengakibatkan Lettu Tek Amang tertembak pada tangan sebelah kiri antara jari manis dan jari kelingking.

Saat ini, lanjut dia, jenazah tujuh anggota TNI tersebut masih berada di Sinak dan direncanakan untuk disemayamkan di Mulia. ***1*** (T.G003*S037)

(T.G003/B/S. Muryono/S. Muryono) 22-02-2013 15:00:34

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013