Medan, 7/2 (Antara) - Elpiji bersubsidi ukuran tiga kilogram mengalami kelangkaan di Kabupaten Asahan, Batubara, dan Labuhan Batu dalam beberapa minggu terakhir, kata anggota DPRD Sumatera Utara Muslim Simbolon.

"Dari laporan masyarakat, di tiga daerah itu gas bersubsidi langka," katanya di Medan, Kamis.

Menurut Muslim, kelangkaan elpiji bersubsidi tersebut cukup meresahkan masyarakat di tiga daerah itu karena menjadi salah satu kebutuhan pokok dalam rumah tangga.

Akibat kelangkaan tersebut, harga jual elpiji itu mengalami kenaikan yang cukup besar sehingga semakin menyulitkan masyarakat.

Dari informasi yang diterima dari masyarakat, harga jual yang biasanya Rp15 ribu untuk tabung ukuran tiga kg naik menjadi Rp28 ribu hingga Rp30 ribu.

"Kondisinya sangat meresahkan. Sudah mahal, langka pula," kata Muslim yang juga Sekretaris Komisi C DPRD Sumut itu.

Selain langka dan mahal, masyarakat di Asahan, Batubara, dan Labuhan Batu juga mengalami kerugian karena isi tabung gas yang diperjualbelikan tersebut sering berkurang.

"Isinya hanya 2,2 kg. Diduga ada pengurangan sekitar delapan ons," katanya.

Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu mengharapkan Pemprov Sumut, terutama Dinas Perindustrian dan Perdagangan segera mencermati kondisi itu.

Menurut dia, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumut perlu turun tangan untuk mengatasi kelangkaan dan dugaan pengurangan isi tabung gas tersebut.

"Dinas Perindustrian dan Perdagangan kok 'tidur', padahal masyarakat sudah resah," katanya.

Selain Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumut, anggota legislatif itu juga Pertamina untuk mengatasai masalah tersebut, termasuk menata kembali pola distribusi gas subsidi untuk rakyat.

"Ada indikasi distribusi itu dikomersialkan mafia gas," kata Muslim. ***3***
N Yuliastuti
(T.I. Arfa/B/N. Yuliastuti/N. Yuliastuti)

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013