Medan, 2/1 (ANTARA) - Nilai ekspor nonmigas Sumatera Utara hingga November 2012 mendekati 10 miliar dolar AS, atau di bawah angka periode sama 2011 yang mendekati 11 miliar dolar AS.

"Nilai ekspor memang terus naik, tetapi masih melemah kalau dibandingkan periode sama tahun 2011. Hingga November, devisa Sumut turun 12,36 persen atau menjadi hanya 9,553 miliar dolar AS," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Suharno, di Medan, Rabu.

Penurunan total devisa itu dipicu melemahnya nilai ekspor Sumut ke berbagai negara.

Hanya ekspor ke China yang bertumbuh 6,07 persen, sementara selebihnya ekspor Sumut ke berbagai negara mengalami penurunan.

"Dengan angka  yang mencapai 9,553 miliar dolar AS hingga November, diyakini kuat pada tahun 2012, realisasi ekspor masih tetap di bawah angka 2011 yang mencapai  11,883 miliar dolar AS," katanya.

Penurunan ekspor Sumut itu sendiri akibat krisis global yang masih melanda. Dampak kesulitan keuangan itu, menurut dia, membuat permintaan dan harga komoditas andalan ekspor Sumut menjadi melemah.

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Kadin) Provinsi Sumut, Ivan Iskandar Batubara, menyebutkan bahwa ekspor pada tahun 2013 masih terhambat karena krisis ekonomi terus berlangsung.

Namun, meski ada prediksi mengalami hambatan, pengusaha Sumut tetap optimistis menghadapi tahun 2013 ini apalagi melihat keinginan  keras untuk bangkit dari negara yang dilanda krisis.

Semakin optimsitis karena produk yang dihasilkan Sumut seperti CPO dan karet masih tetap menjadi kebutuhan berbagai negara, katanya.

Pengusaha Sumut sendiri juga terus berupaya memperluas pasar ke negara-negara yang potensinya masih besar dan belum digarap maksimal selama ini, seperti Afrika dan Timur Tengah. ***2***
(T.E016/B/D007/D007)

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013