Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan, Sumatera Utara meminta warga lebih tangguh bencana dalam pelatihan dan simulasi kesiapsiagaan rumah ibadah tanggung bencana (RITB).
Kepala BPBD Kota Medan Yunita Sari menyebutkan Pemkot Medan menyambut baik pelatihan dan simulasi kesiapsiagaan RITB.
"Melalui kegiatan ini diharapkan warga Kota Medan, khususnya tinggal di daerah rawan bencana dapat lebih tanggung jika terjadi bencana," kata dia di Masjid Ar Rahman Medan, Sabtu.
Menurutnya, kegiatan baik karena dapat memberikan pengetahuan maupun ilmu kepada masyarakat setempat agar lebih tanggap bencana.
Apalagi penduduk yang tinggal di bantaran sungai, seperti Kecamatan Medan Maimun ini, sering terkena bencana alam, berupa banjir kiriman dari wilayah pegunungan.
Berdasarkan data BPBD Kota Medan, 24.874 warga Kota Medan terdampak banjir di 10 kecamatan akibat luapan sungai di Medan, 27 November 2024.
Terdapat tiga sungai yang melintasi wilayah Kota Medan mengalami luapan, yakni Sungai Deli, Sungai Babura, dan Sungai Sei Belawan.
"Jika bencana terjadi, maka diperlukan tindakan tanggap dari masyarakat agar meminimalisir baik sisi korban ataupun kerugian akibat bencana tersebut. Jika menunggu petugas, tentu memerlukan waktu," kata Yunita.
Pihaknya juga mengatakan terdapat tiga kelompok yang rentan jika terjadi bencana alam, yakni balita, lanjut usia (lansia), dan disabilitas.
Oleh karena itu, dengan pengetahuan tanggap bencana warga akan mengetahui terlebih dahulu yang harus dilakukan, seperti penyelamatan kelompok rentan bencana.
Pelatihan dan Simulasi Kesiapsiagaan RITB digelar HFI HUB Sumatera Utara (USAID-HFI Steady) selama tiga hari pada 11 sampai 13 Januari 2025.
"Sebaiknya jika warga tinggal di kawasan sering terjadi bencana seperti banjir, maka masing-masing anggota keluarga harus diberikan tanggung jawab. Hal pertama yang dilakukan agar tidak panik," demikian Yunita.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2025