Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengajak Pemerintah Provinsi Sumatera Utara untuk mengoptimalkan kerja sama dalam pengembangan layanan informasi iklim khususnya sektor perkebunan.
Kepala BMKG Pusat Dwikorita Karnawati mengatakan data iklim membantu dalam membuat keputusan yang lebih baik untuk manajemen sehingga hasil perkebunan dapat meningkat secara maksimal.
"Perubahan iklim merupakan tantangan besar yang dihadapi oleh masyarakat dunia saat ini. Dampaknya sangat luas, mencakup berbagai sektor seperti pertanian, kesehatan, dan infrastruktur dan air. Perubahan distribusi curah hujan berpotensi mengganggu ketersediaan air bagi tanaman pertanian maupun perkebunan," ujar Dwikorita Karnawati, pada acara Eksposes Nasional Perubahan Iklim, di Medan, Senin.
Menurutnya, adaptasi yang efektif dalam menjawab perubahan iklim pada skala lokal diperlukannya data dan informasi terkait cuaca, iklim dan air.
BMKG, dia melanjutkan berperan penting dalam menyediakan data iklim yang akurat dan terkini yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan dalam perencanaan dan perumusan kebijakan yang berbasis data observasi dan sanis.
"Kolaborasi merupakan kunci dalam upaya tersebut. BMKG terus memastikan kementerian, lembaga, dan komunitas internasional untuk memanfaatkan data dan informasi yang kami hasilkan secara optimal," kata Dwi.
Dwi mengatakan kegiatan yang bertemankan “Menuju Satu Abad Pengamatan Iklim di Sumatera Utara dalam Rangka Mendukung Ketahanan Iklim di Sektor Perkebunan” ini merupakan momentum untuk memperkuat kepedulian terhadap kepedulian iklim serta memperkuat layanan informasi BMKG mendukung keselamatan kesejahteraan Indonesia.
"Kegiatan ini bukan sekadar seremoni, melainkan momentum penting untuk merefleksikan peran BMKG dan juga pemangku kebijakan terkait dalam memberikan layanan meteorologi, klimatologi, dan geofisika yang berkualitas demi kemajuan bangsa," sebut dia.
Dalam mencapai visi tersebut, dwi menambahkan bahwa BMKG telah menetapkan berbagai inisiatif strategis yang melibatkan pemantauan iklim dan cuaca, mitigasi bencana, serta penyediaan informasi yang akurat dan dapat diandalkan.
Namun, kata dia dalam mencapai visi tersebut, diperlukan peran seluruh pemangku kebijakan terkait. Untuk itu BMKG mengajak Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan pihaknya lainnya untuk mengoptimalkan kerja sama dalam pengembangan layanan informasi iklim untuk sektor perkebunan.
"Sumatera Utara juga merupakan salah satu sentra perkebunan di Indonesia. Komoditi hasil perkebunan yang utama dari Sumatera Utara saat ini, antara lain: kelapa sawit, karet, kopi, coklat dan tembakau," kata dia.
Sementara itu, Penjabat Gubernur Sumatera Utara Agus Fatoni mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen untuk menjadikan data dan informasi iklim sebagai dasar mengambil kebijakan strategis dalam melaksanakan pembangunan khususnya di sektor perkebunan.
"Kami terus mendukung dan mendorong bagaimana untuk mengendalikan perubahan iklim dan memetakan langkah strategis dalam mengambil kebijakan menyikapi perubahan iklim di Sumut," ujar Agus Fatoni.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2024
Kepala BMKG Pusat Dwikorita Karnawati mengatakan data iklim membantu dalam membuat keputusan yang lebih baik untuk manajemen sehingga hasil perkebunan dapat meningkat secara maksimal.
"Perubahan iklim merupakan tantangan besar yang dihadapi oleh masyarakat dunia saat ini. Dampaknya sangat luas, mencakup berbagai sektor seperti pertanian, kesehatan, dan infrastruktur dan air. Perubahan distribusi curah hujan berpotensi mengganggu ketersediaan air bagi tanaman pertanian maupun perkebunan," ujar Dwikorita Karnawati, pada acara Eksposes Nasional Perubahan Iklim, di Medan, Senin.
Menurutnya, adaptasi yang efektif dalam menjawab perubahan iklim pada skala lokal diperlukannya data dan informasi terkait cuaca, iklim dan air.
BMKG, dia melanjutkan berperan penting dalam menyediakan data iklim yang akurat dan terkini yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan dalam perencanaan dan perumusan kebijakan yang berbasis data observasi dan sanis.
"Kolaborasi merupakan kunci dalam upaya tersebut. BMKG terus memastikan kementerian, lembaga, dan komunitas internasional untuk memanfaatkan data dan informasi yang kami hasilkan secara optimal," kata Dwi.
Dwi mengatakan kegiatan yang bertemankan “Menuju Satu Abad Pengamatan Iklim di Sumatera Utara dalam Rangka Mendukung Ketahanan Iklim di Sektor Perkebunan” ini merupakan momentum untuk memperkuat kepedulian terhadap kepedulian iklim serta memperkuat layanan informasi BMKG mendukung keselamatan kesejahteraan Indonesia.
"Kegiatan ini bukan sekadar seremoni, melainkan momentum penting untuk merefleksikan peran BMKG dan juga pemangku kebijakan terkait dalam memberikan layanan meteorologi, klimatologi, dan geofisika yang berkualitas demi kemajuan bangsa," sebut dia.
Dalam mencapai visi tersebut, dwi menambahkan bahwa BMKG telah menetapkan berbagai inisiatif strategis yang melibatkan pemantauan iklim dan cuaca, mitigasi bencana, serta penyediaan informasi yang akurat dan dapat diandalkan.
Namun, kata dia dalam mencapai visi tersebut, diperlukan peran seluruh pemangku kebijakan terkait. Untuk itu BMKG mengajak Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan pihaknya lainnya untuk mengoptimalkan kerja sama dalam pengembangan layanan informasi iklim untuk sektor perkebunan.
"Sumatera Utara juga merupakan salah satu sentra perkebunan di Indonesia. Komoditi hasil perkebunan yang utama dari Sumatera Utara saat ini, antara lain: kelapa sawit, karet, kopi, coklat dan tembakau," kata dia.
Sementara itu, Penjabat Gubernur Sumatera Utara Agus Fatoni mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen untuk menjadikan data dan informasi iklim sebagai dasar mengambil kebijakan strategis dalam melaksanakan pembangunan khususnya di sektor perkebunan.
"Kami terus mendukung dan mendorong bagaimana untuk mengendalikan perubahan iklim dan memetakan langkah strategis dalam mengambil kebijakan menyikapi perubahan iklim di Sumut," ujar Agus Fatoni.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2024