Lifter angkat berat Angely Serepinawaty Simanihuruk bertekad meraih emas di PON mendatang, sekaligus demi mewujudkan kerinduan akan medali emas bagi kontingen Sumatera Utara yang sudah lebih dari 40 tahun belum terwujud.

Angely yang ditemui di sela-sela latihan di Medan, Rabu, mengatakan lewat pelatihan yang telah ditekuninya sejak empat tahun belakangan, mimpi indah akan diwujudkannya dalam kehidupan nyatanya.

"Optimistis bang. Apalagi kami di sini telah ditempa selama lebih kurang empat tahun sejak 2020 lalu," ujar wanita kelahiran Medan, 9 September 2002 saat ditemui di Gonzales Gym, Jalan Pasar 3, Medan.

Buah hati pasangan Epikson Simanihuruk dan Agnes Doloksaribu itu nantinya akan turun pertama kali di kelas 47 kilogram.

Pencapainnya tentu akan menjadi penyemangat rekan-rekannya yang lain. Namun dirinya tak ingin menjadikan PON XXI/2024 sebagai ajang pertamanya itu sebagai beban yang bisa merusak performanya.

Baginya, tampil tenang, fokus dan yakin akan menjadi kunci kemenangan.

"Sekarang ini main bersih aja dulu. Karena kan bebannya sudah pernah diangkat. Tentu angkatannya itu apa yang dilatih dan itu yang akan dipertandingkan," ujar mahasiswi Unimed ini dengan nada optimistis.

Selama sesi latihan Angely juga menunjukkan perkembangan yang cukup baik. Kendati belum pernah merasakan atmosfer PON, tapi dirinya telah menorehkan sejumlah prestasi di ajang lokal dan nasional.

Bahkan sebagai mantan atlet senam yang memilih pindah ke angkat berat pada 2018, Angely mampu membuat kejutan dengan meraih emas di Kejurnas pertamanya dan juga emas di ajang lokal seperti Porwilsu, Porkot dan Porprovsu.

"Karena juara Porprovsu, saya ikut pra-PON. Saat itu masih coba-coba dan baru pertama kali, belum begitu paham strategi kelas untuk saya. Masih asal-asalan masuk kelas saja yang penting sudah lolos. Pulang Pra PON saya memutuskan gabung bersama GWS di bawah asuhan Tulang Rico Goncalwes Sirait," katanya.
 

Di GWS-lah kemampuan talenta muda 22 tahun ini terus terasah dan hari-demi hari beban angkatannya terus menunjukkan perkembangan positif.

Apalagi, dengan hadirnya dukungan Rico yang menampung delapan atlet muda di Gym GWS miliknya dan juga tinggal bersama di kediamannya selama empat tahun lamanya.

"Tulang Rico sangat mencintai angkat berat. Selain tegas, peduli dia juga cukup baik. Sebelum mulai terbentuknya pelatda jangka panjang ini, kami sudah dibiayai oleh Tulang Rico. Dari uang baju hingga tali pinggang. Bahkan pertama-tama kami pake peralatan Tulang dulu sampe akhirnya terbelilah satu persatu. Prinsipnya satu pakai baju semua harus pakai baju," terang Angely.

Tak ingin berharap banyak dari induk olahraga di Sumut dan lebih ke pembiayaan swadaya, pengurus provinsi Pabersi Sumut tentunya tak ingin tertunduk dan meratapi nasib.

Mereka memiliki tekad untuk tetap berdiri dan menantang bias mentari sembari berjalan tegak demi meraih mimpi.

Tak mustahil prestasi itu bisa terukir dan menjadi catatan sejarah Sumut di ajang PON XXI/2024 Aceh-Sumut.

"Tentunya kami juga mohon doa dari masyarakat agar apa yang kita harapkan bersama nantinya dapat diwujudkan di PON mendatang," katanya.

Pewarta: Juraidi

Editor : Azhari


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2024