Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Bonapasogit menggelar Safari Jurnalistik tahun 2024 untuk tingkat SLTA di Tapanuli Utara yang dilaksanakan selama dua hari, 21-22 Mei 2024 sebagai agenda rutin organisasi dalam mengedukasi pelajar mengenal pers dan media sosial.
Ketua Panitia Safari Jurnalistik PWI Bonapasogit, Posma Simorangkir dalam laporannya mengatakan, kegiatan itu bertema pemanfaatan media sosial sebagai sarana edukasi bagi Kalangan pelajar tingkat SLTA.
Disebutkan, rangkaian kegiatan hari pertama di awali di Aula SMK St Nahanson Parapat Sipoholon, dengan peserta anak didik dari SMK St Nahanson Parapat Sipoholon, SMK Negeri 1 Sipoholon dan SMA Negeri 1 Sipoholon yang kemudian dilanjutkan pada hari kedua, Rabu, 22 Mei 2024, di Aula SMA Swasta HKBP 2 Tarutung dengan diikuti peserta didik dari SMA Swasta HKBP 2 Tarutung, SMA Swasta HKBP 1 Tarutung, SMA Negeri 1 Tarutung, SMA Negeri 2 Tarutung, SMA Swasta Karya Tarutung, SMA Swasta ST Maria Tarutung dan SMA Negeri 3 Tarutung atau dengan total keseluruhan 150 peserta didik.
Dalam sambutannya, Ketua PWI Bonapasogit Alfonso Situmorang menyampaikan terimakasih kepada pihak sekolah tuan rumah pelaksanaan kegiatan Safari Jurnalistik PWI Bonapasogit.
"Terimakasih kepada pihak sekolah SMKS Nahanson Parapat dan SMA Swasta HKBP Tarutung yang berkenan memberikan waktu dan tempat dalam pelaksanaan kegiatan Safari Jurnalistik PWI Bonapasogit pun demikian kepada seluruh pihak sekolah tingkat SLTA yang turut mendukung dan berpartisipasi dalam bentuk mengirim anak didik sebagai duta dari sekolah masingmasing," sebut Alfonso.
Kepala SMA HKBP 2 Tarutung, Sangkap Lumbantobing mengatakan maupun Kepala Sekolah SMKS Nahanson Parapat mengaku bangga dan senang karena sekolahnya menjadi tempat pelaksanaan kegiatan Safari Jurnalistik PWI Bonapasogit.
Kepala SMA Negeri 1 Tarutung mewakili Kacabdis Wilayah IX Sumut, Belman Panjaitan menyatakan, pihaknya mengapresiasi kegiatan Safari Jurnalistik PWI Bonapasogit demi memberikan pemahaman kepada anak didik akan untung-rugi bila salah dalam menggunakan media sosial.
"Harapan kami kepada PWI Bonapasogit, kedepannya agar lebih instens lagi melaksanakan kegiatan-kegiatan yang sama dengan sasaran keseluruhan SLTA di Kabupaten Tapanuli Utara. Alhasil, menambah pengetahuan dan anak didik paham serta beretika dalam menghadapi perkembangan teknologi informasi yang semakin berkembang," harap Belman Panjaitan.
Pj Bupati Taput Dimposma Sihombing dan Kapolres Taput AKBP Ernis Sitinjak juga sangat mengapresiasi kegiatan-kegiatan PWI Bonapasogit sebagai organisasi wartawan tertua di Negeri itu merupakan langkah yang positif dalam mengedukasi anak didik.
"Pengaruh media sosial sangat luar biasa mengkhawatirkan karena dapat menjadi pemecah-belah. Dengan kegiatan Safari Jurnalistik PWI Bonapasogit, peserta didik diharapkan sebagai duta dari berbagai SLTA di daerah ini yang mengikuti kegiatan ini, agar dapat mengimplementasikan dan berbagi pengetahuan bagi teman-teman di sekolah," ujar Dimposma.
Sementara dalam sesi pengenalan dunia pers dan pemanfaatan media sosial sebagai sarana edukasi, Alfonso Situmorang selaku salah satu pemateri menjelaskan akan pengertian wartawan, tugas wartawan dan payung hukum wartawan dalam menjalankan tugas.
"Memilih profesi sebagai Wartawan, diperlukan beberapa persiapan, baik itu persiapan pelatihan menulis maupun persiapan berupa pengetahuan dan informasi seputar Jurnalistik. Sebab, Wartawan tidak sekedar bisa menulis berita, akan tetapi juga memahami dan menaati aturan yang berlaku dalam dunia Jurnalistik, terutama Kode Etik Jurnalistik," sebut Alfonso Situmorang.
Senada pemateri dari Polres Taput, Aiptu Walpon Baringbing SH menekankan kepada anak didik materi non terminologi, yaitu penekanan agar terhindar dari masalah di dalam pemanfaatan media sosial.
"Anak didik dalam menggunakan media sosial harus mengetahui apa itu arti ujaran kebencian atau kalimat yang akan membuat orang lain merasa tersinggung. Lalu, mengunggah postingan mengandung SARA, juga akan terjerat Undang-undang ITE," sebut Walpon.
Akun palsu, lanjut Walpon Baringbing, akan juga terkuak dengan tracking jejak digital. Sebab, Aparatur penegak hukum memiliki alat Siber.
"Sebab itu, jangan merasa jago memiliki akun palsu. Jangan merasa hebat bersembunyi melakukan kesalahan. Anak didik kami harapkan tidak sampai terjerat hukum dalam penggunaan media sosial. Anak didik yang akan diperhadapkan pada teknologi yang semakin maju, agar bijak dan belajar untuk kebaikan," imbuh Walpon Baringbing.
Dalam sesi tanya-jawab, anak didik peserta kegiatan Safari Jurnalistik terlihat sangat antusias memberikan pertanyaan kepada pemateri hingga suasana semakin meriah disaat pemateri melemparkan kuis berhadiah alat tulis kepada anak didik.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2024
Ketua Panitia Safari Jurnalistik PWI Bonapasogit, Posma Simorangkir dalam laporannya mengatakan, kegiatan itu bertema pemanfaatan media sosial sebagai sarana edukasi bagi Kalangan pelajar tingkat SLTA.
Disebutkan, rangkaian kegiatan hari pertama di awali di Aula SMK St Nahanson Parapat Sipoholon, dengan peserta anak didik dari SMK St Nahanson Parapat Sipoholon, SMK Negeri 1 Sipoholon dan SMA Negeri 1 Sipoholon yang kemudian dilanjutkan pada hari kedua, Rabu, 22 Mei 2024, di Aula SMA Swasta HKBP 2 Tarutung dengan diikuti peserta didik dari SMA Swasta HKBP 2 Tarutung, SMA Swasta HKBP 1 Tarutung, SMA Negeri 1 Tarutung, SMA Negeri 2 Tarutung, SMA Swasta Karya Tarutung, SMA Swasta ST Maria Tarutung dan SMA Negeri 3 Tarutung atau dengan total keseluruhan 150 peserta didik.
Dalam sambutannya, Ketua PWI Bonapasogit Alfonso Situmorang menyampaikan terimakasih kepada pihak sekolah tuan rumah pelaksanaan kegiatan Safari Jurnalistik PWI Bonapasogit.
"Terimakasih kepada pihak sekolah SMKS Nahanson Parapat dan SMA Swasta HKBP Tarutung yang berkenan memberikan waktu dan tempat dalam pelaksanaan kegiatan Safari Jurnalistik PWI Bonapasogit pun demikian kepada seluruh pihak sekolah tingkat SLTA yang turut mendukung dan berpartisipasi dalam bentuk mengirim anak didik sebagai duta dari sekolah masingmasing," sebut Alfonso.
Kepala SMA HKBP 2 Tarutung, Sangkap Lumbantobing mengatakan maupun Kepala Sekolah SMKS Nahanson Parapat mengaku bangga dan senang karena sekolahnya menjadi tempat pelaksanaan kegiatan Safari Jurnalistik PWI Bonapasogit.
Kepala SMA Negeri 1 Tarutung mewakili Kacabdis Wilayah IX Sumut, Belman Panjaitan menyatakan, pihaknya mengapresiasi kegiatan Safari Jurnalistik PWI Bonapasogit demi memberikan pemahaman kepada anak didik akan untung-rugi bila salah dalam menggunakan media sosial.
"Harapan kami kepada PWI Bonapasogit, kedepannya agar lebih instens lagi melaksanakan kegiatan-kegiatan yang sama dengan sasaran keseluruhan SLTA di Kabupaten Tapanuli Utara. Alhasil, menambah pengetahuan dan anak didik paham serta beretika dalam menghadapi perkembangan teknologi informasi yang semakin berkembang," harap Belman Panjaitan.
Pj Bupati Taput Dimposma Sihombing dan Kapolres Taput AKBP Ernis Sitinjak juga sangat mengapresiasi kegiatan-kegiatan PWI Bonapasogit sebagai organisasi wartawan tertua di Negeri itu merupakan langkah yang positif dalam mengedukasi anak didik.
"Pengaruh media sosial sangat luar biasa mengkhawatirkan karena dapat menjadi pemecah-belah. Dengan kegiatan Safari Jurnalistik PWI Bonapasogit, peserta didik diharapkan sebagai duta dari berbagai SLTA di daerah ini yang mengikuti kegiatan ini, agar dapat mengimplementasikan dan berbagi pengetahuan bagi teman-teman di sekolah," ujar Dimposma.
Sementara dalam sesi pengenalan dunia pers dan pemanfaatan media sosial sebagai sarana edukasi, Alfonso Situmorang selaku salah satu pemateri menjelaskan akan pengertian wartawan, tugas wartawan dan payung hukum wartawan dalam menjalankan tugas.
"Memilih profesi sebagai Wartawan, diperlukan beberapa persiapan, baik itu persiapan pelatihan menulis maupun persiapan berupa pengetahuan dan informasi seputar Jurnalistik. Sebab, Wartawan tidak sekedar bisa menulis berita, akan tetapi juga memahami dan menaati aturan yang berlaku dalam dunia Jurnalistik, terutama Kode Etik Jurnalistik," sebut Alfonso Situmorang.
Senada pemateri dari Polres Taput, Aiptu Walpon Baringbing SH menekankan kepada anak didik materi non terminologi, yaitu penekanan agar terhindar dari masalah di dalam pemanfaatan media sosial.
"Anak didik dalam menggunakan media sosial harus mengetahui apa itu arti ujaran kebencian atau kalimat yang akan membuat orang lain merasa tersinggung. Lalu, mengunggah postingan mengandung SARA, juga akan terjerat Undang-undang ITE," sebut Walpon.
Akun palsu, lanjut Walpon Baringbing, akan juga terkuak dengan tracking jejak digital. Sebab, Aparatur penegak hukum memiliki alat Siber.
"Sebab itu, jangan merasa jago memiliki akun palsu. Jangan merasa hebat bersembunyi melakukan kesalahan. Anak didik kami harapkan tidak sampai terjerat hukum dalam penggunaan media sosial. Anak didik yang akan diperhadapkan pada teknologi yang semakin maju, agar bijak dan belajar untuk kebaikan," imbuh Walpon Baringbing.
Dalam sesi tanya-jawab, anak didik peserta kegiatan Safari Jurnalistik terlihat sangat antusias memberikan pertanyaan kepada pemateri hingga suasana semakin meriah disaat pemateri melemparkan kuis berhadiah alat tulis kepada anak didik.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2024