Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Real Estate Indonesia (REI) Sumatera Utara (Sumut) memperkirakan sekitar 1.500 unit rumah komersil atau nonsubsidi terealisasi di kuartal I 2024.

"Kalau rumah komersil dari Januari hingga April 2024 mungkin berkisar 1.000-1.500 unit ada," ungkap Ketua DPD REI Sumut Andi Atmoko Panggabean di Medan, Senin.

Meski demikian, pihaknya mengaku hingga kini belum memiliki data secara kongkrit atas pembangunan rumah nonsubsidi di wilayah Sumatera Utara.

Jumlah pembangunan rumah komersil dengan harga jual di atas Rp200 juta per unit itu tidak jauh berbeda periode yang sama dibandingkan 2023.

Untuk lokasi pembangunan rumah tersebut pada beberapa kabupaten/kota di wilayah Sumatera Utara, seperti Medan, Deli Serdang, Pematangsiantar, dan Simalungun.

Data DPD REI Sumut memiliki sebanyak 360 pengembang membangun rumah komersil dan rumah subsidi bagi masyarakat berpenghasilan rendah di wilayah Sumatera Utara.

"Kan ada Ciputra Group, Wira Land, dan J City. Belum lagi di Medan banyak yang kecil-kecil yang bangun 50 unit, 60 unit itu bertebaran dimana-mana," tuturnya.

Ia mengatakan pembangunan rumah komersil maupun bersubsidi bagi masyarakat berpenghasilan rendah di wilayah Sumatera Utara masih cukup tinggi.

"Pembangunan masih seperti bisa. Tidak ada sedikit pun terpengaruh, baik kemarin pemilu atau sekarang jelang pilkada," kata Moko panggilan akrabnya.

PT Bank Tabungan Negara atau BTN (Persero) Tbk mencatat total kredit dan pembiayaan perumahan di kuartal I 2024 mencapai Rp292,7 triliun, naik 10,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp264,5 triliun.

Dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (25/4), Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu menyebut kredit dan pembiayaan perumahan menyumbang porsi mayoritas sekitar 85 persen dari seluruh kredit dan pembiayaan yang disalurkan perseroan.

Dari jumlah total kredit dan pembiayaan perumahan tersebut, penyaluran KPR subsidi di kuartal I 2024 masih menjadi yang terbesar mencapai Rp167 triliun atau naik 12,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp148,6 triliun.

Sedangkan pada KPR non-subsidi, perseroan mencatat kenaikan sebesar 11,2 persen menjadi Rp98,8 triliun dari Rp88,8 triliun di kuartal I tahun 2023.

"Strategi kami membidik lebih banyak penyaluran KPR non-subsidi ke segmen menengah ke atas sudah mulai menunjukkan hasil," ujar Nixon.

Pewarta: Muhammad Said

Editor : Azhari


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2024