Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara menyatakan kemampuan berbahasa asing, khususnya Inggris, penting dimiliki masyarakat di objek wisata wilayah itu untuk memperlancar komunikasi dengan turis luar negeri.

"Kalau bisa berbahasa asing seperti Inggris pasti lebih baik," ujar Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif (Disbudparekraf) Sumut Zumri Sulthony di Medan, Selasa (14/5).

Meski demikian, ia menekankan bahwa idealnya kemampuan bahasa Inggris harus diiringi dengan pelayanan maksimal.

Sebab, dia menegaskan, servis terbaik di destinasi wisata masih menjadi yang utama untuk menarik minat wisatawan.

"Pelayanan itu yang utama. Kita bisa melihat di Thailand, meski tidak terlalu mengerti bahasa Inggris, turis tetap terlayani dengan baik dan kebutuhannya terpenuhi," kata Zumri.

Untuk menambah wawasan bahasa Inggris masyarakat di objek wisata, pihaknya dapat bekerja sama dengan kampus-kampus perguruan tinggi di Sumut.

Pihak kampus, kata dia, dapat melakukan pengabdian masyarakat dengan mengajarkan bahasa Inggris ke warga di destinasi pelancongan.

"Mungkin ini dapat kami coba ke depan," katanya.

Selain dengan pemberian kursus, dia menganggap kemampuan bahasa asing masyarakat dapat berkembang dengan alami seiring dengan banyak wisatawan asing ke wilayah itu.

Ia mencontohkan tentang warga di Provinsi Bali akrab dan mampu berbahasa asing terutama Inggris karena kerap berinteraksi dengan turis luar negeri.

"Makin sering berinteraksi dengan turis asing tentu makin bagus," ujar dia.

Secara nasional, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) beberapa kali memberikan pelatihan berbahasa asing kepada pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia.

Kemenparekraf menggarisbawahi bahwa bahasa asing terutama bahasa Inggris, punya peranan penting dalam memperkenalkan dan mempromosikan potensi wisata yang ada di masing-masing daerah kepada wisatawan mancanegara.
 

Pewarta: Michael Siahaan

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2024