Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI menyampaikan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk debitur perempuan telah mencapai Rp716,04 triliun sejak tahun 2015 sampai dengan 30 April 2024.
Asisten Deputi Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Kemenko Perekonomian Gede Edy Prasetya mengatakan selama rentang waktu tersebut, sebanyak 18,04 juta debitur atau 40,20 persen dari total debitur KUR merupakan perempuan.
“Perlu diketahui bahwa sebagian besar 40 persen nasabahnya (KUR) adalah wanita dan sebagian besar pendidikannya SD (Sekolah Dasar), jadi ini (KUR) sangat membantu masyarakat kita,” kata Gede Edy Prasetya saat Monitoring dan Evaluasi Debitur KUR bersama Dharma Wanita Kemenko Perekonomian di Garut, Jawa Barat, Kamis.
Berdasarkan skemanya, KUR Penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) menjadi skema KUR dengan mayoritas debitur KUR perempuan yakni 118.271 debitur atau sekitar 79,6 persen dari total debitur KUR PMI.
Untuk tahun 2024 ini, Pemerintah menargetkan penyaluran KUR hingga Rp287 triliun.
Gede menilai penyaluran KUR yang tepat sasaran telah terbukti bermanfaat bagi masyarakat untuk memulai usaha di berbagai lini bisnis.
Selain itu, penyaluran pembiayaan bersubsidi tersebut juga dapat membuat para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) naik kelas atau graduasi.
Untuk Kabupaten Garut, realisasi KUR per 30 April 2024 tercatat telah disalurkan sebesar Rp433,38 miliar yang diberikan kepada 8.034 debitur.
Penyaluran KUR berdasarkan sektor ekonomi di kabupaten ini didominasi oleh sektor perdagangan sebesar Rp267,77 miliar (61,79 persen), diikuti industri pengolahan sebesar Rp60,95 miliar (14,06 persen) dan sektor pertanian sebesar Rp46 miliar (10,61 persen).
Dalam kegiatan monitoring dan evaluasi debitur KUR di Garut, Kamis, jajaran Dharma Wanita Persatuan Kemenko Perekonomian, pemerintah, perbankan dan lembaga penjamin mengunjungi para penerima KUR, termasuk debitur disabilitas.
Realisasi KUR yang disalurkan oleh Lembaga Penyalur KUR BRI, BNI, Bank Mandiri, BJB dan BSI mencapai Rp539 juta yang diberikan kepada 7 debitur UMKM.
Dalam penjelasannya, Gede merinci penyaluran KUR bagi UMKM penyandang disabilitas sebesar Rp159 juta yang diberikan kepada 3 debitur KUR.
Sedangkan penyaluran KUR bagi UMKM perempuan inspiratif sebesar Rp380 juta diberikan kepada 4 debitur KUR.
Gede menjelaskan bahwa untuk mendorong inklusivitas Program KUR, Pemerintah tidak membatasi porsi yang dikhususkan untuk para pelaku UMKM perempuan maupun penyandang disabilitas.
Pembiayaan tidak hanya diberikan prioritas dalam pemberian KUR, para pelaku UMKM penyandang disabilitas juga diberi bimbingan teknis serta diberi bantuan alat-alat produksi.
“Kita tidak ada porsi. Pokoknya semakin banyak semakin bagus. Kita tidak akan mencap di angka tertentu. Karena kadang-kadang difabel memiliki keterbatasan usaha, tapi kalau mereka mau mengakses (KUR) pasti kita akan lebih utamakan,” pungkasnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Realisasi KUR untuk debitur perempuan capai Rp716,04 triliun
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2024
Asisten Deputi Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Kemenko Perekonomian Gede Edy Prasetya mengatakan selama rentang waktu tersebut, sebanyak 18,04 juta debitur atau 40,20 persen dari total debitur KUR merupakan perempuan.
“Perlu diketahui bahwa sebagian besar 40 persen nasabahnya (KUR) adalah wanita dan sebagian besar pendidikannya SD (Sekolah Dasar), jadi ini (KUR) sangat membantu masyarakat kita,” kata Gede Edy Prasetya saat Monitoring dan Evaluasi Debitur KUR bersama Dharma Wanita Kemenko Perekonomian di Garut, Jawa Barat, Kamis.
Berdasarkan skemanya, KUR Penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) menjadi skema KUR dengan mayoritas debitur KUR perempuan yakni 118.271 debitur atau sekitar 79,6 persen dari total debitur KUR PMI.
Untuk tahun 2024 ini, Pemerintah menargetkan penyaluran KUR hingga Rp287 triliun.
Gede menilai penyaluran KUR yang tepat sasaran telah terbukti bermanfaat bagi masyarakat untuk memulai usaha di berbagai lini bisnis.
Selain itu, penyaluran pembiayaan bersubsidi tersebut juga dapat membuat para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) naik kelas atau graduasi.
Untuk Kabupaten Garut, realisasi KUR per 30 April 2024 tercatat telah disalurkan sebesar Rp433,38 miliar yang diberikan kepada 8.034 debitur.
Penyaluran KUR berdasarkan sektor ekonomi di kabupaten ini didominasi oleh sektor perdagangan sebesar Rp267,77 miliar (61,79 persen), diikuti industri pengolahan sebesar Rp60,95 miliar (14,06 persen) dan sektor pertanian sebesar Rp46 miliar (10,61 persen).
Dalam kegiatan monitoring dan evaluasi debitur KUR di Garut, Kamis, jajaran Dharma Wanita Persatuan Kemenko Perekonomian, pemerintah, perbankan dan lembaga penjamin mengunjungi para penerima KUR, termasuk debitur disabilitas.
Realisasi KUR yang disalurkan oleh Lembaga Penyalur KUR BRI, BNI, Bank Mandiri, BJB dan BSI mencapai Rp539 juta yang diberikan kepada 7 debitur UMKM.
Dalam penjelasannya, Gede merinci penyaluran KUR bagi UMKM penyandang disabilitas sebesar Rp159 juta yang diberikan kepada 3 debitur KUR.
Sedangkan penyaluran KUR bagi UMKM perempuan inspiratif sebesar Rp380 juta diberikan kepada 4 debitur KUR.
Gede menjelaskan bahwa untuk mendorong inklusivitas Program KUR, Pemerintah tidak membatasi porsi yang dikhususkan untuk para pelaku UMKM perempuan maupun penyandang disabilitas.
Pembiayaan tidak hanya diberikan prioritas dalam pemberian KUR, para pelaku UMKM penyandang disabilitas juga diberi bimbingan teknis serta diberi bantuan alat-alat produksi.
“Kita tidak ada porsi. Pokoknya semakin banyak semakin bagus. Kita tidak akan mencap di angka tertentu. Karena kadang-kadang difabel memiliki keterbatasan usaha, tapi kalau mereka mau mengakses (KUR) pasti kita akan lebih utamakan,” pungkasnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Realisasi KUR untuk debitur perempuan capai Rp716,04 triliun
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2024