Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan gempa tektonik berkekuatan magnitudo 6,5 di Laut Jawa yang mengguncang sejumlah wilayah di Indonesia, pada Jumat, sementara tidak menunjukkan tanda-tanda potensi tsunami.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Daryono dalam keterangan tertulis yang diterima di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, mengatakan data terakhir sekitar pukul 16.52 Wita, berdasarkan kejadian dan parameter gempa bumi terjadi di wilayah Laut Jawa pada jarak 114 kilometer arah timur laut Tuban, Jawa Timur, pada kedalaman 12 kilometer.
“Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami. Gempa yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar aktif di Laut Jawa, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser,” ujarnya.
Dampak gempa bumi, kata dia, berdampak dan dirasakan di Pulau Bawean dengan intensitas V-VI MMI dengan getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, barang-barang/pajangan terpelanting, terjadi kerusakan ringan.
Daerah Blora, Madura, Gresik, Surabaya, Kabupaten Banjar dengan skala intensitas III-IV MMI (bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah).
Lalu, daerah Mojokerto, Banjarbaru, Sampit, Banjarmasin, Martapura, Balikpapan, Tanah Grogot, Malang, Lumajang, Madiun, Nganjuk, Pasuruan, Jepara, Rembang, Demak, Kudus, Semarang dengan skala intensitas II-III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan akan truk berlalu).
Kemudian daerah Yogyakarta, Kulon Progo, Kebumen, Temanggung, Blitar dan Solo dengan skala intensitas II MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).
Daryono mengungkapkan berdasarkan laporan dari masyarakat, gempa bumi ini menimbulkan kerusakan di Pulau Bawean.
Lebih lanjut, dia menjelaskan gempa bumi ini merupakan bagian rangkaian gempa bumi di Laut Jawa dengan kekuatan magnitudo 6,0 yang terjadi pada pukul 12.22 Wita hingga pukul 17.15 Wita.
Sementara hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 22 aktivitas gempa bumi.
“Saya mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,” ujarnya pula.
Daryono meminta masyarakat yang terdampak getaran agar menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa, memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, dan memastikan tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah.*
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BMKG: Gempa magnitudo 6,5 di Laut Jawa tidak berpotensi tsunami
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2024
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Daryono dalam keterangan tertulis yang diterima di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, mengatakan data terakhir sekitar pukul 16.52 Wita, berdasarkan kejadian dan parameter gempa bumi terjadi di wilayah Laut Jawa pada jarak 114 kilometer arah timur laut Tuban, Jawa Timur, pada kedalaman 12 kilometer.
“Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami. Gempa yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar aktif di Laut Jawa, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser,” ujarnya.
Dampak gempa bumi, kata dia, berdampak dan dirasakan di Pulau Bawean dengan intensitas V-VI MMI dengan getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, barang-barang/pajangan terpelanting, terjadi kerusakan ringan.
Daerah Blora, Madura, Gresik, Surabaya, Kabupaten Banjar dengan skala intensitas III-IV MMI (bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah).
Lalu, daerah Mojokerto, Banjarbaru, Sampit, Banjarmasin, Martapura, Balikpapan, Tanah Grogot, Malang, Lumajang, Madiun, Nganjuk, Pasuruan, Jepara, Rembang, Demak, Kudus, Semarang dengan skala intensitas II-III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan akan truk berlalu).
Kemudian daerah Yogyakarta, Kulon Progo, Kebumen, Temanggung, Blitar dan Solo dengan skala intensitas II MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).
Daryono mengungkapkan berdasarkan laporan dari masyarakat, gempa bumi ini menimbulkan kerusakan di Pulau Bawean.
Lebih lanjut, dia menjelaskan gempa bumi ini merupakan bagian rangkaian gempa bumi di Laut Jawa dengan kekuatan magnitudo 6,0 yang terjadi pada pukul 12.22 Wita hingga pukul 17.15 Wita.
Sementara hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 22 aktivitas gempa bumi.
“Saya mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,” ujarnya pula.
Daryono meminta masyarakat yang terdampak getaran agar menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa, memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, dan memastikan tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah.*
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BMKG: Gempa magnitudo 6,5 di Laut Jawa tidak berpotensi tsunami
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2024