Puluhan orang warga Desa Sibanggor Julu, Kecamatan Puncak Sorik Marapi Kabupaten Mandailing Natal dilarikan ke rumah sakit diduga keracunan dari sumber yang belum bisa dipastikan sampai saat ini.
Warga disebutkan merasa mual-mual hingga muntah setelah mencium bau menyengat di wilayah Desa Sibanggor Julu pada Kamis (22/2) malam sekitar pukul 19.15 WIB.
Sedangkan di sisi lain PT SMGP sedang melakukan kegiatan aktivasi sumur baru V-01 di lokasi Pad V.
Kepala Teknik Panas Bumi (KPTB) PT SMGP, Ali Sahid melalui siaran persnya yang diterima ANTARA, Jumat (23/2) mengatakan, aktivasi sumur V-01 dimulai pada pukul 11:30 WIB setelah melakukan pre-job safety meeting dilanjutkan dengan penyisiran perimeter aman sejauh 300 meter dari lokasi titik pembukaan.
"Pembukaan dimulai dengan dibukanya katup 3 inchi sebanyak 4 drat atau 20% dengan metode penetralisir H2S (abatement system), semua kegiatan berlangsung di lokasi pad V yang berjarak sekitar 700 m dari titik terdekat Desa Sibanggor Julu,," ujarnya.
Disampaikannya, selama kegiatan, H2S termonitor 0 PPM, baik di lokasi pekerjaan Pad V maupun di sekitar perimeter aman 300m sampai adanya laporan bau menyengat dari masyarakat Sibanggor Julu yang dibuktikan dengan alat deteksi gas H2S.
Kegiatan ini didampingi dan disaksikan langsung oleh KTPB SMGP, Kepala Desa Sibanggor Julu dan 4 Personel Pamobvit di lokasi pad V.
Ia melanjutkan, kegiatan aktivasi segera dihentikan begitu mendengar adanya laporan bau menyengat, dan kepala desa berserta tim CDCR melakukan pemeriksaan di desa dan memberi info indikasi bau sudah tidak ada begitu mereka tiba di desa.
"Saat ini PT SMGP masih fokus dalam penanganan masyarakat dengan mengerahkan ambulans dan kendaraan untuk menjemput masyarakat yang mengeluhkan kondisi kesehatannya untuk dibawa ke Rumah Sakit.
Sementara ini kondisi di desa sudah tertangani dan operasi perusahaan tetap berjalan normal. Aparat keamanan sudah dikerahkan untuk menjaga keamanan dan ketertiban.
Sementara itu, Bupati Mandailing Natal HM Ja'far Sukhairi Nasution menyebut, warga Sibanggor yang dilarikan ke RSUD Panyabungan dan RS Permata Madina saat ini sudah berjumlah 75 orang.
Ia menyebut, berdasarkan hasil kordinasi dengan pihak dokter RSUD Panyabungan, bupati mengatakan seluruh pasien yang dirawat masih bisa ditangani dengan baik.
"Saat ini pemerintah daerah beserta pak kapolres turun langsung ke rumah sakit melihat korban yang berjumlah 75 orang. Mudah-mudahan sampai detik ini menurut keterangan dokter, korban masih bisa ditangani dengan baik," kata Sukhairi.
Bupati menerangkan, peristiwa tersebut sudah beberapa kali terjadi. Kejadian terjadi saat Pihak PT Sorik Marapi Geotermal Power (SMGP) membuka sumur V1 yang berada di Sibanggor Julu.
Padahal, menurut bupati, saat pembukaan sumur tersebut, pihak EBTKE sedang berada di lokasi.
Meski demikian, Bupati Madina tidak bisa memvonis bahwasanya peristiwa itu akibat kebocoran Gas H2S. Dia menyerahkan kepada pihak berwajib untuk bekerja menyelidiki peristiwa tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2024
Warga disebutkan merasa mual-mual hingga muntah setelah mencium bau menyengat di wilayah Desa Sibanggor Julu pada Kamis (22/2) malam sekitar pukul 19.15 WIB.
Sedangkan di sisi lain PT SMGP sedang melakukan kegiatan aktivasi sumur baru V-01 di lokasi Pad V.
Kepala Teknik Panas Bumi (KPTB) PT SMGP, Ali Sahid melalui siaran persnya yang diterima ANTARA, Jumat (23/2) mengatakan, aktivasi sumur V-01 dimulai pada pukul 11:30 WIB setelah melakukan pre-job safety meeting dilanjutkan dengan penyisiran perimeter aman sejauh 300 meter dari lokasi titik pembukaan.
"Pembukaan dimulai dengan dibukanya katup 3 inchi sebanyak 4 drat atau 20% dengan metode penetralisir H2S (abatement system), semua kegiatan berlangsung di lokasi pad V yang berjarak sekitar 700 m dari titik terdekat Desa Sibanggor Julu,," ujarnya.
Disampaikannya, selama kegiatan, H2S termonitor 0 PPM, baik di lokasi pekerjaan Pad V maupun di sekitar perimeter aman 300m sampai adanya laporan bau menyengat dari masyarakat Sibanggor Julu yang dibuktikan dengan alat deteksi gas H2S.
Kegiatan ini didampingi dan disaksikan langsung oleh KTPB SMGP, Kepala Desa Sibanggor Julu dan 4 Personel Pamobvit di lokasi pad V.
Ia melanjutkan, kegiatan aktivasi segera dihentikan begitu mendengar adanya laporan bau menyengat, dan kepala desa berserta tim CDCR melakukan pemeriksaan di desa dan memberi info indikasi bau sudah tidak ada begitu mereka tiba di desa.
"Saat ini PT SMGP masih fokus dalam penanganan masyarakat dengan mengerahkan ambulans dan kendaraan untuk menjemput masyarakat yang mengeluhkan kondisi kesehatannya untuk dibawa ke Rumah Sakit.
Sementara ini kondisi di desa sudah tertangani dan operasi perusahaan tetap berjalan normal. Aparat keamanan sudah dikerahkan untuk menjaga keamanan dan ketertiban.
Sementara itu, Bupati Mandailing Natal HM Ja'far Sukhairi Nasution menyebut, warga Sibanggor yang dilarikan ke RSUD Panyabungan dan RS Permata Madina saat ini sudah berjumlah 75 orang.
Ia menyebut, berdasarkan hasil kordinasi dengan pihak dokter RSUD Panyabungan, bupati mengatakan seluruh pasien yang dirawat masih bisa ditangani dengan baik.
"Saat ini pemerintah daerah beserta pak kapolres turun langsung ke rumah sakit melihat korban yang berjumlah 75 orang. Mudah-mudahan sampai detik ini menurut keterangan dokter, korban masih bisa ditangani dengan baik," kata Sukhairi.
Bupati menerangkan, peristiwa tersebut sudah beberapa kali terjadi. Kejadian terjadi saat Pihak PT Sorik Marapi Geotermal Power (SMGP) membuka sumur V1 yang berada di Sibanggor Julu.
Padahal, menurut bupati, saat pembukaan sumur tersebut, pihak EBTKE sedang berada di lokasi.
Meski demikian, Bupati Madina tidak bisa memvonis bahwasanya peristiwa itu akibat kebocoran Gas H2S. Dia menyerahkan kepada pihak berwajib untuk bekerja menyelidiki peristiwa tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2024