Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) harus bertindak tegas menyikapi peristiwa yang menimpa para pemain PSMS Medan menahan imbang tanpa gol Persija Banda Aceh di stadion Harapan Bangsa Banda Aceh, Sabtu (18/11) malam.

"Saya mendengar terjadi pelemparan dan pemukulan pemain PSMS, Rahmat Hidayat yang teman baik saya. Mendengar itu, kami berharap peristiwa ini harus di usut tuntas oleh PSSI," ujar pemerhati sepak bola Ade Jona Prasetyo di Medan, Ahad (19/11). 

Menurutnya, PSSI selaku federasi sepak bola juga harus menyelidiki laga lanjutan putaran kedua Grup 1 Liga 2 Indonesia 2023/2024 di provinsi paling barat Indonesia tersebut. 

Terutama setelah pertandingan usai, para pemain dan official PSMS Medan tertahan di stadion Harapan Bangsa Banda Aceh selama berjam-jam akibat ulah suporter Persiraja Banda Aceh yang menahan mereka di luar stadion. 

Dalam laga yang berlangsung panas ini, hujan kartu mewarnai laga tersebut dengan total 12 kartu kuning dan satu kartu merah keluar dari saku wasit Irfan Wahyu Wijanarko. 


Kedua tim sama-sama mendapat enam kartu kuning. Namun khusus Persiraja Banda Aceh, kartu merah didapat setelah Muamar Khadafi mendapat kartu kuning kedua menjelang akhir pertandingan (90').

Usai peluit panjang dibunyikan oleh wasit, laga ini pun berakhir ricuh dengan para suporter tuan rumah melempari benda-benda ke arah lapangan dan bench pemain PSMS Medan.

"Bukan hanya saya, para pendukung PSMS yang lain pun pasti kecewa atas apa yang di alami tim kebangaan kita saat bertandang ke Aceh," ujar Ade yang juga Ketua Umum PBSI Kota Medan. 

Pihaknya mengatakan bahwa pertandingan sepak bola adalah hiburan bagi masyarakat dan tidak boleh sampai terjadi kerusuhan, apalagi pemukulan terhadap pemain dan official tim. 

"Semoga kejadian ini tidak akan terulang lagi dalam pertandingan sepak bola di Indonesia," ungkap Ade Jona. 
 

Pewarta: Muhammad Said

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023