Ketua DPRD Provinsi Sumatera Utara Baskami Ginting meminta kepada Pemprov Sumut melakukan mitigasi virus Nipah beribu kota di Medan ini.
"Upaya ini harus dilakukan agar masyarakat mengetahui yang benar, bagaimana pola penularan virus Nipah dan gejalanya bila terjangkit," kata Baskami, di Medan, Selasa.
Kendati, dia mengatakan sampai saat ini belum ada ditemukan kasus Nipah di Sumut, tapi pemerintah harus waspada dan terus memantau penyebaran virus tersebut.
"Bila ditemukan kasus itu, harus segera ditangani dan diteliti agar kita bisa memutus rantai penularan virus Nipah," kata Baskami.
Ia meminta pemerintah agar meningkatkan pengawasan di alur masuk seperti, bandara, pelabuhan maupun terminal, serta memperkuat koordinasi dengan pihak Bandara Kualanamu, pelabuhan-pelabuhan yang ada sesuai surat edaran Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
"Selain itu, menerapkan pola hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi, istirahat cukup dan rutin berolahraga," ucapnya.
Sebelumnya, Kemenkes menyampaikan panduan bagi masyarakat untuk mencegah serta mengobati sakit akibat virus Nipah yang menular dari hewan ke manusia.
"Virus Nipah yang merebak di India bukanlah virus baru. Virus ini telah ada sejak puluhan tahun lalu," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi.
Ia mengatakan virus tersebut saat ini kembali menyebar dan mengakibatkan dua kematian dan ratusan orang lainnya diperiksa di India untuk diagnosis lebih lanjut.
Meski penyakit itu belum terdeteksi di Indonesia, kata dia, pemerintah telah menerbitkan kewaspadaan dini merebaknya kasus tersebut.
Langkah antisipasi yang dapat dilakukan di antaranya tidak mengonsumsi nira atau aren langsung dari pohonnya karena kelelawar dapat mengontaminasi sadapan cairan manis yang diperoleh dari batang tanaman, seperti tebu, sorgum, mapel, atau getah tandan bunga pada malam hari.
Kemenkes juga mengimbau masyarakat untuk menghindari kontak dengan hewan ternak, seperti babi, kuda yang kemungkinan terinfeksi virus Nipah.
Apabila terpaksa harus melakukan kontak, kata Nadia, maka menggunakan alat pelindung diri (APD) guna mencegah kontak langsung dengan organ tubuh.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023
"Upaya ini harus dilakukan agar masyarakat mengetahui yang benar, bagaimana pola penularan virus Nipah dan gejalanya bila terjangkit," kata Baskami, di Medan, Selasa.
Kendati, dia mengatakan sampai saat ini belum ada ditemukan kasus Nipah di Sumut, tapi pemerintah harus waspada dan terus memantau penyebaran virus tersebut.
"Bila ditemukan kasus itu, harus segera ditangani dan diteliti agar kita bisa memutus rantai penularan virus Nipah," kata Baskami.
Ia meminta pemerintah agar meningkatkan pengawasan di alur masuk seperti, bandara, pelabuhan maupun terminal, serta memperkuat koordinasi dengan pihak Bandara Kualanamu, pelabuhan-pelabuhan yang ada sesuai surat edaran Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
"Selain itu, menerapkan pola hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi, istirahat cukup dan rutin berolahraga," ucapnya.
Sebelumnya, Kemenkes menyampaikan panduan bagi masyarakat untuk mencegah serta mengobati sakit akibat virus Nipah yang menular dari hewan ke manusia.
"Virus Nipah yang merebak di India bukanlah virus baru. Virus ini telah ada sejak puluhan tahun lalu," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi.
Ia mengatakan virus tersebut saat ini kembali menyebar dan mengakibatkan dua kematian dan ratusan orang lainnya diperiksa di India untuk diagnosis lebih lanjut.
Meski penyakit itu belum terdeteksi di Indonesia, kata dia, pemerintah telah menerbitkan kewaspadaan dini merebaknya kasus tersebut.
Langkah antisipasi yang dapat dilakukan di antaranya tidak mengonsumsi nira atau aren langsung dari pohonnya karena kelelawar dapat mengontaminasi sadapan cairan manis yang diperoleh dari batang tanaman, seperti tebu, sorgum, mapel, atau getah tandan bunga pada malam hari.
Kemenkes juga mengimbau masyarakat untuk menghindari kontak dengan hewan ternak, seperti babi, kuda yang kemungkinan terinfeksi virus Nipah.
Apabila terpaksa harus melakukan kontak, kata Nadia, maka menggunakan alat pelindung diri (APD) guna mencegah kontak langsung dengan organ tubuh.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023