Warga di Pulau Simuk di Nias Selatan, Sumatera Utara terancam kelaparan akibat gelombang tinggi yang melanda kawasan itu dan berdampak tidak bisanya kapal pengangkut bahan pokok masuk ke pulau tersebut. 

"Warga sudah mulai kehabisan stok bahan pokok karena pasokan ke Pulau Simuk terganggu. Harus ada solusi tepat dan cepat yang harus dilakukan pemerintah pusat," ujar tokoh masyarakat Sumut, Parlindungan Purba, di Medan, Rabu. 

Ia menyebutkan, berdasarkan laporan dari masyarakat di Pulau Simuk sudah tiga minggu kapal dari Pulau Tello atau dari Teluk Dalam tidak bisa berlayar menuju Pulau Simuk akibat tingginya gelombang laut dan badai. 

Di Simuk saat ini sedang berlangsung cuaca buruk yang begitu ekstrem. 

Menurut laporan, biasanya dua minggu saja kapal tidak masuk Pulau Simuk, seluruh warga akan mulai cemas, sebab jalur logistik hanya dari Pulau Tello atau dari Teluk Dalam. 

"Ini sudah tiga minggu kapal pembawa logistik tidak masuk. Warga terancam kelaparan," katanya. 

Saat ini, katanya, sebagian besar warga sudah memakan sagu karena beras sudah tidak ada. 
Parlindungan yang maju lagi menjadi calon anggota Dewan Perwakilan Darah (DPD) RI berharap pemerintah bisa melakukan langkah tepat dan cepat menangani dampak cuaca buruk di Simuk. 

"Salah satunya adalah dengan mendistribusikan bantuan pangan melalui angkutan udara," katanya. 

Perlindungan menyebutkan, kondisi di Pulau Simuk sudah dilaporkan Pemkab Nias Selatan ke Basarnas. 

"Saya juga sudah berkomunikasi dengan BPBD Sumut. Warga Pulau Simuk harus dibantu," kata Parlindungan yang pernah menjabat Ketua Apindo Sumut dan anggota DPD RI. 

Harapannya cuaca juga membaik sehingga Basarnas juga bisa menyalurkan bantuan lebih cepat melalui laut. 

Parlindungan mengungkapkan Pulau Simuk adalah penghasil kopra. Tidak ada persawahan dan pada umumnya warga berladang, khususnya mananam ubi untuk kebutuhan pakan ternak.

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023