Perum Bulog Kantor Wilayah Sumatera Utara ingin Rumah Pangan Kita (RPK) yang ada di wilayahnya menjadi mitra mereka dalam penjualan beras untuk Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).

"Oleh karena itu, kami berharap RPK memiliki NIB (Nomor Induk Berusaha-red) agar bisa menjual beras SPHP," ujar Pemimpin Wilayah Perum Bulog Kanwil Sumut Arif Mandu  di Medan, Senin.

Saat ini, Arif melanjutkan, ada sekitar empat ribu RPK binaan Bulog Sumut yang tersebar di seluruh wilayah provinsi beribu kota Medan itu.

Namun, dia menyebut belum semuanya memiliki NIB yang menjadi salah satu syarat untuk menjual beras SPHP.

"Oleh sebab itu, kami terus mengedukasi para RPK agar mengurus NIB," kata Arif.

Baca juga: Bulog Sumut: Distribusi beras SPHP-bansos kunci kendalikan harga beras
 

RPK merupakan program Bulog yang diluncurkan pada tahun 2016 untuk menumbuhkan semangat kewirausahaan dan memberdayakan ekonomi masyarakat.

Bulog menjadikan RPK sebagai jaringan distribusi pangan mereka. Adapun produk yang dijual di RPK berharga terjangkau agar mudah dijangkau masyarakat.

Keberadaan RPK untuk SPHP diperlukan ketika harga komoditas pangan mengalami kenaikan. Hal ini seperti terjadi di Sumut satu minggu terakhir, di mana harga beras melambung salah satunya akibat El Nino.

Berdasarkan data Badan Pangan Nasional, harga rata-rata beras di Sumut adalah Rp12.580 per kilogram, di atas harga eceran tertinggi yang ditetapkan pemerintah yakni Rp11.500 per kilogram.

Oleh sebab itu, Bulog Sumut pun gencar melakukan upaya-upaya menekan harga beras, terutama melalui pendistribusian beras untuk Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ke seluruh wilayah Sumatera Utara.

Beras SPHP ini berharga Rp9.950 per kilogram sesuai Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 57/M-DAG/PER/8/2017 Tahun 2017 tentang Penetapan Harga Eceran Tertinggi Beras.

Pewarta: Michael Siahaan

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023