Perum Bulog Kantor Wilayah Sumatera Utara akan menyerap beras dari petani dengan harga komersial jika harga yang ditetapkan produsen melebihi harga pembelian pemerintah (HPP) sebesar Rp9.950 per kilogram.

"Kalau di Sumut memang kadang susah (menyerap beras petani-red) karena harganya bisa di atas HPP. Kalau begitu, pembelian dilakukan secara komersial. Yang penting tidak rugi," ujar Pemimpin Wilayah Perum Bulog Kanwil Sumut Arif Mandu kepada ANTARA di Medan, Kamis.

Arif melanjutkan, di Sumut petani terkadang mematok harga beras Rp10.500-Rp11.000 per kilogram.

Menurut dia, persoalan harga tersebut menjadi salah satu faktor yang membuat penyerapan beras dari petani oleh Perum Bulog Sumut masih jauh dari target.

Sepanjang 2023, Perum Bulog Sumut menargetkan mampu menyerap 27 ribu ton beras dari petani.

Baca juga: Bulog: Stok beras Sumut tidak terpengaruh larangan ekspor India
Akan tetapi, sampai Rabu (9/8), penyerapan beras tersebut baru tiga ribu-an ton. Dari jumlah itu, Arif menyebut hanya ada 350 ton yang dibeli untuk kewajiban pelayanan publik (PSO) dengan harga sesuai HPP.

"Sisanya diserap dengan harga komersial," kata dia.

Untuk memenuhi target serapan beras dari petani, Arif menegaskan bahwa Bulog Sumut akan mengoptimalkan sejumlah upaya.

Salah satu momen yang diincar untuk menyerap beras sebanyak-banyaknya saat masa panen yang diperkirakan berlangsung pada Agustus atau September 2023.

"Biasanya panen di Sumut tidak serentak. Kalau panen bersamaan, mudah-mudahan harga berasnya bisa ditekan," kata Arif.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Bulog Sumut serap beras petani dengan harga komersial jika lebihi HPP

Pewarta: Michael Siahaan

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023