Pemerintah Kota Medan meminta para pedagang bendera Merah Putih di wilayahnya yang berjualan di kaki lima menaati aturan agar tidak mengganggu aktivitas masyarakat.

"Pedagang harus menjaga lingkungan sekitar mereka," ujar Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, dan Perdagangan Kota Medan Benny Nasution kepada ANTARA di Medan, Jumat.

Menurut Benny, setiap pelaku UMKM termasuk penjual bendera Merah Putih wajib menjaga kenyamanan masyarakat saat menjalankan bisnisnya. 

Selain itu, dia juga meminta pedagang bendera Merah Putih di kaki lima untuk tidak mengganggu pejalan kaki. Pedagang pun diinstruksikan agar memerhatikan keselamatan mereka.

"Jangan nanti kita 'mendapatkan kelinci tapi keluarnya rusa', 'mendapatkan rusa, keluarnya kerbau'," tutur Benny.

Menjelang HUT ke-78 Kemerdekaan Indonesia, banyak pedagang musiman yang menjual bendera Merah Putih di kaki lima Kota Medan.
Mereka mampu meraup omzet yang tidak sedikit. Mulai berjualan dari akhir Juli 2023, para penjual tersebut bisa mengantongi omzet Rp1 juta per hari.

"Nanti semakin dekat 17 Agustus, omzet bisa bertambah jadi sekitar Rp2 juta sehari," kata Maliq, yang lebih dari 25 tahun berjualan bendera Merah Putih untuk memperingati Hari Kemerdekaan.

Bendera dagangan Maliq memiliki harga yang beragam, mulai dari Rp5 ribu untuk bendera berukuran kecil sampai Rp500 ribu-an untuk bendera sepanjang delapan meter.

Pedagang lainnya, Ade Irma, mengaku bisa meraup omzet Rp500 ribu sampai Rp1 juta sehari sejak berjualan bendera Merah Putih pada akhir Juli 2023.

Pembelian akan semakin ramai, dia melanjutkan, mulai tanggal 10 Agustus atau seminggu sebelum Hari Kemerdekaan.

"Pengalaman saya seperti itu. Mudah-mudahan pada periode itu saya bisa mendapatkan Rp2 juta-an," ujar Ade.

Pewarta: Michael Siahaan

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023