Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sumatera Utara melaksanakan uji fisik tahap dua terhadap atlet yang akan mengikuti Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda), sebagai persiapan menghadapi Pekan Olahraga Nasional PON) XXI/2024 Sumut-Aceh.
“Alhamdulillah, kita telah menyelesaikan tes fisik Tahap dua yang dimulai sejak Jumat (9/6) lalu. Dari tes ini nantinya, akan ditentukan atlet-atlet yang nantinya berhak mengikuti Pelatda persiapan menghadapi PON XXI/2024,” ujar Ketua Umum KONI Sumut John Ismadi Lubis di Medan, Senin.
John mengingatkan, dalam penentuan atlet yang akan masuk Pelatda, pihaknya tidak menentukan sendiri tetapi berkoordinasi dengan induk organisasi olahraga.
“Dalam sepekan ke depan, Binpres maupun Litbang KONI Sumut akan bekerja mendata hasil tes fisik ini, guna melihat sejauh mana perkembangan fisik si atlet” ujarnya.
Data tersebut sangat penting karena Pelatda ke depan tidak lagi persiapan umum, tetapi persiapan khusus.
“Kalau hasil tes, ada atlet yang kondisi fisiknya tidak ada peningkatan dibanding sebelumnya, dikhawatirkan ia juga akan kesulitan menjalani kelanjutan Pelatda. Begitu pun KONI nantinya akan berkoordinasi atau konsultasi dengan Pengprov olahraganya, apakah harus dilakukan promosi-degradasi,” ujar John.
Namun John membenarkan, hasil tes fisik ini memang sangat menentukan terpilih atau tidaknya lagi si atlet dalam Pelatda, yang SK terbarunya nanti diharapkan sudah dikeluarkan Juli 2023.
“Jika sebelum ini yang mengikuti Pelatda masih cabor-cabor perorangan, maka di SK terbaru nanti sudah termasuk atlet-atlet dari cabor beregu. Sehingga jumlah anggota Pelatda nantinya bisa mencapai 1.200 orang atau lebih,” tambahnya.
Dari pengamatannya dalam tiga hari tes fisik, John menyebutkan cukup optimistis. Mayoritas peserta menjalaninya dengan semangat dan bermotivasi tinggi. Bahkan ia juga memiliki catatan khusus terhadap atlet Wushu Sanda khususnya saat melakukan Bleep Test.
Pada materi tes yang dilakukan untuk mengukur kemampuan kerja jantung dan paru-paru secara maksimal, para pewushu sanda didampingi Pelatih Nerry Agus Manullang, Johan Tjongiran, dan Dasman Tua Simbolon, rata-rata berada di level 11.
“Saya lihat sendiri, sampai level 11, pewushu Sanda masih terus melakukan Bleep Test. Bahkan ada atlet yang mampu melakukan hingga level 13 bahkan 8. Kondisi ini merupakan modal sangat berharga. Si atlet berarti benar-benar sehat dan bugar, serta siap menjalan latihan lebih berat,” katanya.
Namun demikian, John juga melihat masih ada induk cabang olahraga yang terkesan tidak siap, memaksakan memasukkan atlet yang sepertinya belum tertempa dalam kompetisi.
“Terkait hal ini, kita akan tanyakan langsung ke Pengprov cabornya. Dan yang pasti, atlet yang ikut Pelatda nantinya mestinya harus benar-benar siap,” tegas John.
Sementara itu, Wakil Ketua KONI Sumut Agung Sunarno menjelaskan, tes fisik merupakan hal wajib diikuti atlet Pelatda.
“Ada sekira 1.029 atlet dari 56 cabor yang mengikuti tes fisik. Di luar ini masih ada atlet yang belum mengikutinya karena menjalani Pelatda atau mengikuti event seperti halnya atlet binaraga fitnes yang masih di Batam mengikuti event internasional,” jelas Agung.
“Sekembalinya mereka dari Batam nanti pasti akan dilakukan tes fisik susulan,” tambahnya.
Disinggung tentang materi tes fisik, disesuaikan dengan spesifikasi cabang masing-masing. Karenanya, sebelum tes digelar, KONI Sumut lebih dulu memanggil pengurus dan pelatih dari seluruh cabang olahraga, dan mensosialisasikan materi tes.
“Karena itu sesungguhnya, tidak ada alasan bagi atlet untuk tidak siap menjalani tes fisik,” ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023
“Alhamdulillah, kita telah menyelesaikan tes fisik Tahap dua yang dimulai sejak Jumat (9/6) lalu. Dari tes ini nantinya, akan ditentukan atlet-atlet yang nantinya berhak mengikuti Pelatda persiapan menghadapi PON XXI/2024,” ujar Ketua Umum KONI Sumut John Ismadi Lubis di Medan, Senin.
John mengingatkan, dalam penentuan atlet yang akan masuk Pelatda, pihaknya tidak menentukan sendiri tetapi berkoordinasi dengan induk organisasi olahraga.
“Dalam sepekan ke depan, Binpres maupun Litbang KONI Sumut akan bekerja mendata hasil tes fisik ini, guna melihat sejauh mana perkembangan fisik si atlet” ujarnya.
Data tersebut sangat penting karena Pelatda ke depan tidak lagi persiapan umum, tetapi persiapan khusus.
“Kalau hasil tes, ada atlet yang kondisi fisiknya tidak ada peningkatan dibanding sebelumnya, dikhawatirkan ia juga akan kesulitan menjalani kelanjutan Pelatda. Begitu pun KONI nantinya akan berkoordinasi atau konsultasi dengan Pengprov olahraganya, apakah harus dilakukan promosi-degradasi,” ujar John.
Namun John membenarkan, hasil tes fisik ini memang sangat menentukan terpilih atau tidaknya lagi si atlet dalam Pelatda, yang SK terbarunya nanti diharapkan sudah dikeluarkan Juli 2023.
“Jika sebelum ini yang mengikuti Pelatda masih cabor-cabor perorangan, maka di SK terbaru nanti sudah termasuk atlet-atlet dari cabor beregu. Sehingga jumlah anggota Pelatda nantinya bisa mencapai 1.200 orang atau lebih,” tambahnya.
Dari pengamatannya dalam tiga hari tes fisik, John menyebutkan cukup optimistis. Mayoritas peserta menjalaninya dengan semangat dan bermotivasi tinggi. Bahkan ia juga memiliki catatan khusus terhadap atlet Wushu Sanda khususnya saat melakukan Bleep Test.
Pada materi tes yang dilakukan untuk mengukur kemampuan kerja jantung dan paru-paru secara maksimal, para pewushu sanda didampingi Pelatih Nerry Agus Manullang, Johan Tjongiran, dan Dasman Tua Simbolon, rata-rata berada di level 11.
“Saya lihat sendiri, sampai level 11, pewushu Sanda masih terus melakukan Bleep Test. Bahkan ada atlet yang mampu melakukan hingga level 13 bahkan 8. Kondisi ini merupakan modal sangat berharga. Si atlet berarti benar-benar sehat dan bugar, serta siap menjalan latihan lebih berat,” katanya.
Namun demikian, John juga melihat masih ada induk cabang olahraga yang terkesan tidak siap, memaksakan memasukkan atlet yang sepertinya belum tertempa dalam kompetisi.
“Terkait hal ini, kita akan tanyakan langsung ke Pengprov cabornya. Dan yang pasti, atlet yang ikut Pelatda nantinya mestinya harus benar-benar siap,” tegas John.
Sementara itu, Wakil Ketua KONI Sumut Agung Sunarno menjelaskan, tes fisik merupakan hal wajib diikuti atlet Pelatda.
“Ada sekira 1.029 atlet dari 56 cabor yang mengikuti tes fisik. Di luar ini masih ada atlet yang belum mengikutinya karena menjalani Pelatda atau mengikuti event seperti halnya atlet binaraga fitnes yang masih di Batam mengikuti event internasional,” jelas Agung.
“Sekembalinya mereka dari Batam nanti pasti akan dilakukan tes fisik susulan,” tambahnya.
Disinggung tentang materi tes fisik, disesuaikan dengan spesifikasi cabang masing-masing. Karenanya, sebelum tes digelar, KONI Sumut lebih dulu memanggil pengurus dan pelatih dari seluruh cabang olahraga, dan mensosialisasikan materi tes.
“Karena itu sesungguhnya, tidak ada alasan bagi atlet untuk tidak siap menjalani tes fisik,” ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023