Wali Kota Bobby Nasution menyebut Pemkot Medan berkomitmen penuh untuk selalu terbuka dan mempermudah investor yang hendak berinvestasi di Ibukota Provinsi Sumatera Utara itu.
Guna mendukung keamanan dan kenyamanan investor dalam berinvestasi, Pemkot Medan tengah menyiapkan Rancangan Peraturan Daerah tentang Kemudahan Berinvestasi di Kota Medan.
"Saat ini ranperda itu tengah dibahas bersama DPRD Kota Medan. Insya Allah akan selesai tahun ini," kata Bobby saat menerima kunjungan Duta Besar Republik Rakyat Tiongkok untuk Indonesia Lu Kang di Balai Kota Medan, Jumat.
Dubes Lu Kang didampingi Konsulat Jenderal Tiongkok untuk Medan Zhang Min beserta jajaran dan Ketua Perhimpunan Indonesia Tionghoa Indra Wahidin.
Kedatangan dubes untuk mempererat hubungan kerja sama antara Kota Medan dengan Tiongkok.
Wali kota menyambut baik hubungan tersebut sembari mengatakan Pemkot Medan telah menjalin kerja sama dengan Kota Chengdu, Republik Rakyat Tiongkok melalui sister city atau kota kembar di bidang pendidikan.
Diharapkannya, kerja sama ini diperluas lagi di bidang investasi dan kebudayaan. "Kami berharap dengan adanya investasi dan kerja sama yang lebih luas dari masyarakat Tiongkok dapat membangun Kota Medan ke depannya," tutur dia.
Wali kota selanjutnya mengungkapkan Kota Medan memiliki banyak etnis, salah satunya etnis Tionghoa dan warga Tiongkok ikut serta membangun Kota Medan seperti Tjong A Fie.
Selain itu, juga Kota Medan memiliki Museum Situs Kota China di Kecamatan Medan Marelan. "Saya berharap dapat menjalin kerja sama dengan Republik Rakyat Tiongkok untuk mengembangkan situs sejarah tersebut," ungkapnya.
Bobby juga memaparkan ada lima program prioritas Pemkot Medan, yakni penanganan kesehatan, infrastruktur, banjir, kebersihan dan pembenahan heritage sekaligus pemberdayaan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
Pada bidang kesehatan contohnya, Pemkot Medan tengah mengembangkan medical tourism atau wisata medis guna memajukan sektor wisata medis di Kota Medan.
"Dengan Medan Medical Tourism kita ingin menjadikan Kota Medan sebagai daerah tujuan wisata medis di Indonesia. Sebab, selama ini potensi ekonomi di bidang kesehatan setiap tahunnya hilang mencapai Rp6 triliun sampai Rp8 triliun," jelasnya.
Di luar pengobatan medis, kata Bobby, Kota Medan juga memiliki pengobatan akupunktur dan lainnya yang masih perlu dikemas lebih baik lagi, sehingga menjadi potensi lebih besar lagi nantinya.
"Tentunya kami sangat membutuhkan tenaga profesional akupunktur, sebab ilmu dalam bidang itu dimiliki Tiongkok," ujarnya.
Selain dengan Republik Rakyat Tiongkok, terang dia, Ibukota Provinsi Sumatera Utara saat ini akan melakukan kerja sama dengan sejumlah negara, seperti Korea Selatan dan Belanda.
"Dengan Korea Selatan akan dilakukan kerja sama pengadaan penerangan jalan sebanyak 130.000 titik di Kota Medan, dan Belanda bakal dilakukan pengelolaan TPA (tempat pembuangan akhir) Terjun di Medan Marelan," ucap Wali Kota Medan.
Dubes Republik Rakyat Tiongkok untuk Indonesia Lu Kang mengatakan kerja sama maupun komunikasi yang terjalin menjadi sangat penting untuk menjaga hubungan bilateral antarkedua negara.
Apalagi, sebut dia, selama ini Kota Chengdu dan Kota Medan sudah terjalin kerjasama sister city sekitar 20 tahun. Oleh karenanya Tiongkok ingin memperluas kerja sama dengan Pemkot Medan.
"Kami berharap pak wali kota dapat berkunjung ke Tiongkok untuk melihat berbagai potensi, sehingga bisa dijalin kerja sama lebih luas lagi antara Republik Rakyat Tiongkok dengan Kota Medan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023