Mandi pangir merupakan tradisi bagi masyarakat Sumatera Utara dalam rangka menyambut datangnya bulan suci Ramadhan.

Setiap tahun menjelang sebelum puasa Ramadhan, pada umumnya masyarakat Sumatera Utara melaksanakan tradisi mandi pangir.

Akademisi Sumatera Utara, Remaja Putra Barus, di Medan, Senin, mengatakan, tradisi mandi pangir sudah ada sejak masyarakat belum mengenal agama. Hingga kini sebagian besar masyarakat masih mempraktekkan ritual mandi tersebut dengan tujuan menyambut bulan Ramadhan.

"Pada dasarnya nilai nilai yang disampaikan adalah untuk penyucian diri, Kalau penilaian saya untuk menyucikan diri menyambut hari Ramadhan. Karena suku suku di Indonesia masih terikat secara nilai nilai leluhurnya," ujarnya.

Dosen antropologi Stik-P Medan itu juga menjelaskan dahulunya, sebelum masyarakat belum mengenal agama, tradisi mandi pangir dilakukan dengan menggunakan semacam mantra dan sebagainya. Namun, katanya, saat ini, dalam konteks agama, umat muslim melakukanya tanpa menggunakan mantra.

"Tradisi yang sesungguhnya masih menggunakan semacam mantra dan lain sebagainya. Kalau untuk konteks Ramadhan bagi orang suku Mandailing ataupun suku Angkola yang beragama muslim sama saja mengikuti tradisi lama ,tapi tidak menggunakan mantra dan sebagainya," katanya.

Untuk di ketahui, Mandi pangir adalah mandi dengan rempah-rempah yang terdiri dari bunga mawar, kenanga, daun pandan wangi, sereh, jeruk purut, daun jeruk.

Jenis rempah rempah itu dipercaya secara herbal dapat menyegarkan tubuh dan aromanya wangi.

Pewarta: Anggi Luthfi Panggabean

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023