Sumatra Economic Summit (Sumatranomic) diharapkan mampu memberikan ide pemikiran dan solusi, serta strategi kebijakan percepatan pertumbuhan ekonomi, maupun dampak krisis dari berbagai dimensi melalui tulisan ilmiah.

Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Sumatera Utara Arief S Trinugroho, di Medan, Selasa, mengatakan karya ilmiah perlu dilakukan untuk menjadi sarana memberi saran dan masukan ke pemerintah provinsi Sumut.

"Karya ilmiah yang kita perlukan bukan sekadar konseptual, yang masih di awang-awang, tetapi bagaimana tulisan itu bisa memberikan masukan kepada kami (Pemprov Sumut) apa yang harus dilakukan, yang sifatnya membumi, rutin dan mudah diterapkan," ujarnya.

Menurut Arief S Trinugroho, geopolitik dunia memberikan efek domino terhadap ekonomi secara global, termasuk Sumut. Namun, Sumut di bawah kepemimpinan Gubernur Edy Rahmayadi dan Wakil Gubernur Musa Rajekshah, masih bisa bangkit.

“Kita bersyukur ekonomi Sumut masih bisa bangkit di tengah berbagai tantangan ekonomi global. Pada tahun 2022 perekonomian Sumut mengalami pertumbuhan mencapai 4,73% (yoy) lebih tinggi dari tahun sebelumnya sebesar 2,61%,” katanya.

Arief juga mengatakan beberapa sektor yang mendukung pertumbuhan ekonomi Sumut di tengah pandemi COVID-19 adalah sektor pertanian, dengan motor penggerak sub sektor perkebunan dan tanaman pangan.

Selain itu, kata Arief, Pemerintah Pusat dan Daerah bersama BI tergabung dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dalam upaya pemulihan ekonomi dan kesiapan menghadapi ketidakpastian ekonomi di masa mendatang telah berkomitmen melakukan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GN PIP).

"Salah satunya memperluas kerja sama antardaerah (KAD), dukungan subsidi ongkos angkut, penerapan budidaya pertanian yang baik dan penanganan pasca panen yang baik," ujarnya.

Pewarta: Anggi Luthfi Panggabean

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023