Prakiraan puluhan hektare tanaman padi warga masyarakat Desa Sipangko, Kecamatan Angkola Muaratais, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) rusak terendam air.
"Kejadiannya sore ini. Akibat guyuran hujan yang cukup deras," Koordinator BPP Holbung, Angkola Muaratais kepada ANTARA, Minggu (19/2) malam.
Ia mengatakan untuk wilayah kerjanya Kecamatan Angkola Muaratais ada lebih kurang 63 hektare (Ha) luas areal persawahan padi.
"Estimasi ada 70 persen atau sekitar 44 ha dari 63 Ha padi sawah rata-rata dengan umur tanam 1 bulan yang terendam. Sebagian tertimbun material pasir," katanya.
Peristiwa itu, kata Dia sudah di laporkan ke Pemkab Tapsel melalui Dinas Pertanian Daerah Tapsel termasuk ke pihak Provinsi Sumut.
Sementara Kepala Desa Sipangko, Azan Sinaga, mengatakan selain merusak sebagian besar areal persawahan, banjir yang secara tuba-tiba itu juga merusak saluran air minum warga.
"Ada sekitar 800 meter pipanisasi air bersih milik BUMDes Sipangko hancur di hantam air bah bercampur batang-batang kayu itu," jelasnya.
Menurut Azan peristiwa banjir seperti itu sudah kerap menimpa desa yang dia pimpin saat ini bilamana datang hujan.
"Aliran Sungai Sipangko seolah tidak lagi mampu menahan debit air bila hujan akibat terjadinya pendangkalan (sedimentasi), terjadi sejak belasan tahun," katanya.
Kondisi Sungai Sipangko kini, kata Dia sudah terjadi pendangkalan akibat banyak menyimpan material pasir berbatu, "justeru tidak heran bila hujan sebentar saja air-nya meluap," jelasnya.
Masyarakat Desa Sipangko, tambahnya, berharap ada perhatian pemerintah daerah maupun Provinsi Sumut agar sedimentasi yang berada di sepanjang sekitar 1,5 kilometer aliran Sungai Sipangko itu bisa di normalisasi.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023
"Kejadiannya sore ini. Akibat guyuran hujan yang cukup deras," Koordinator BPP Holbung, Angkola Muaratais kepada ANTARA, Minggu (19/2) malam.
Ia mengatakan untuk wilayah kerjanya Kecamatan Angkola Muaratais ada lebih kurang 63 hektare (Ha) luas areal persawahan padi.
"Estimasi ada 70 persen atau sekitar 44 ha dari 63 Ha padi sawah rata-rata dengan umur tanam 1 bulan yang terendam. Sebagian tertimbun material pasir," katanya.
Peristiwa itu, kata Dia sudah di laporkan ke Pemkab Tapsel melalui Dinas Pertanian Daerah Tapsel termasuk ke pihak Provinsi Sumut.
Sementara Kepala Desa Sipangko, Azan Sinaga, mengatakan selain merusak sebagian besar areal persawahan, banjir yang secara tuba-tiba itu juga merusak saluran air minum warga.
"Ada sekitar 800 meter pipanisasi air bersih milik BUMDes Sipangko hancur di hantam air bah bercampur batang-batang kayu itu," jelasnya.
Menurut Azan peristiwa banjir seperti itu sudah kerap menimpa desa yang dia pimpin saat ini bilamana datang hujan.
"Aliran Sungai Sipangko seolah tidak lagi mampu menahan debit air bila hujan akibat terjadinya pendangkalan (sedimentasi), terjadi sejak belasan tahun," katanya.
Kondisi Sungai Sipangko kini, kata Dia sudah terjadi pendangkalan akibat banyak menyimpan material pasir berbatu, "justeru tidak heran bila hujan sebentar saja air-nya meluap," jelasnya.
Masyarakat Desa Sipangko, tambahnya, berharap ada perhatian pemerintah daerah maupun Provinsi Sumut agar sedimentasi yang berada di sepanjang sekitar 1,5 kilometer aliran Sungai Sipangko itu bisa di normalisasi.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023