Sebanyak 130 mahasiswa Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara menjalani tahapan pemasangan "cap" atau topi perawat usai menyelesaikan sejumlah 22 SKS dari 114 SKS yang dibebankan sesuai dengan kurikulum yang ditentukan hingga enam semester perkuliahan.

"Sebanyak 130 orang mahasiswa dan mahasiswi yang terdiri dari 32 orang laki laki dan 98 perempuan menjalani pemasangan 'cap' setelah menyelesaikan 22 SKS dari 114 SKS yang dibebankan sesuai dengan kurikulum yang ditentukan hingga 6 semester nantinya," terang Direktris Akademi Keperawatan Taput Nurlela Nababan dalam laporannya di tengah kegiatan "capping and pinning day" yang digelar di Sopo Partungkoan Tarutung, Selasa (14/2).

Disebutkan, Akper Pemkab Taput yang sudah berdiri sejak tahun 2003 telah terakreditasi institusi dan program studi serta menerapkan proses belajar mengajar dengan menggunakan kurikulum merdeka yang diluncurkan Mendikbud Ristek pada Februari 2022 sebagai salah satu program merdeka belajar untuk meningkatkan pembelajaran.

Ketua Yayasan Akper Pemkab Taput, Sabungan Parapat melalui perwakilannya Dintar Hutabalian juga menyampaikan puji syukur kepada Tuhan karena Yayasan Akper bisa bertahan hingga hari ini di tengah kesulitan dan hambatan yang dialami, termasuk dampak dari COVID-19, dan bahkan mampu semakin berkembang, baik dari segi kuantitas (jumlah mahasiswa cenderung meningkat) maupun dari sisi kualitas. 

"Kemajuan yang dicapai Akper tidak terlepas dari dukungan sepenuhnya dari Bupati Taput Nikson Nababan, Direktur RSUD Tarutung, Kadis Kesehatan dan seluruh jajaran Pemda Taput, juga dari masyarakat, khususnya yang ada di Taput, umumnya di seluruh Indonesia," jelasnya.

Ungkapan terima kasihnya juga disampaikan kepada salah satu putra terbaik Taput, Anggota DPR RI Sukur Nababan yang juga sebagai ketua DPP PDI Perjuangan, yang berkenan memberi bantuan hingga pihaknya memperoleh hibah bangunan Rusunawa dari Kementerian PUPR RI demi kemajuan yayasan pendidikan dimaksud.

Dalam sambutannya, Bupati Tapanuli Utara yang diwakili Asisten Pemerintahan Alexander Gultom menyampaikan bahwa agenda capping day saat ini merupakan hasil kerja yang memerlukan pengorbanan, baik biaya, waktu dan pikiran, segala pengorban tersebut tidak akan sia-sia dia karena akan bermanfaat bagi diri, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.

Pintanya, ke depan, setiap peserta capping day harus menyadari akan memikul tanggung jawab terhadap kesembuhan pasien bahkan menyelamatkan nyawa yang ditolongnya. 

Dimana, setiap perawat hendaknya memiliki jiwa penolong dalam memberikan pelayanan kepada orang lain. 

"Apa yang sudah diucapkan dalam sumpah dan janji harus benar benar ditepati serta dilaksanakan dengan sepenuh hati. Setiap perawat dengan tugas pokok dan fungsinya sebagai pelayan kesehatan harus didukung dengan beberapa kemampuan berkomunikasi, mampu memberi motivasi untuk kesembuhan," sebutnya.

Dia berharap Akper Pemkab Taput dapat terus meningkatkan kualitasnya sesuai kebutuhan pasar kerja dan perkembangan Iptek. 

Ketua TP PKK Kabupaten Taput Satika Simamora dalam sambutannya juga mengungkapkan sisi luar biasa orang tua, yang telah menjadikan anak anaknya menjadi perawat, dimana menjadi perawat merupakan hal yang sulit, harus dituntut memahami bahasa kalbu, bahasa tubuh, serta punya kasih.

"Seorang perawat yang mendedikasikan dirinya menjadi  perawat diberikan kesempatan untuk melihat sifat sifat Tuhan, yang paling utama, ingat Florens di jaman perang agar kita termotivasi dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab," ujarnya.

"Hadirkanlah dirimu untuk melihat sifat sifat Tuhan, maka itu kalian layak dapat capping day maupun pinning day. Kalau kita mau bantu orang susah, kita harus happy, Akper Pemkab Taput menjadi berkah bagi Tapanuli Utara dan masyarakat luas. Terimakasih buat Yayasan Akper Pemkab taput sudah ambil bagian menjadi pelayan di Taput," tukas Satika.

Pewarta: Rinto Aritonang

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023