Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyebut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut masih mendata korban gempa bumi di wilayah setempat.

"Ya, baru berita gempanya. Sekarang sedang assessment (dinilai) dulu," terang Ridwan usai menghadiri acara Asosiasi Daerah Penghasil Migas dan Energi Terbarukan di Medan, Sumut, Kamis.

Ridwan mengatakan  pola penanganan, baik korban maupun infrastruktur mengalami kerusakan sama seperti di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, tempo hari.

Diketahui, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat terjadi gempa bumi tektonik pada Selasa (1/2) pukul 22.57.21 WIB.

Hasil analisa BMKG menunjukkan gempa ini berkekuatan magnitudo 4,3 dengan episenter pada koordinat 7.27 LS dan 107.73 BT berlokasi di darat dengan jarak 19 kilometer barat daya Kabupaten Garut, Jawa Barat, kedalaman tiga kilometer.

"Nanti polanya seperti Cianjur. Jadi artinya, dilihat kerusakan level-nya," tegas Ridwan yang akrab disapa Kang Emil ini.

Ridwan Kamil menjelaskan penanganan  kemanusiaan dan kerusakan infrastruktur akan ditangani sesuai prosedur tanggap darurat.

"Per hari ini kalau ada masalah kemanusiaan atau infrastruktur yang rusak, pasti tanggap darurat. Jadi tahap satu," ungkap Ridwan.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Garut, Satria Budi memastikan gempa bumi tektonik ini akibat aktivitas Sesar Garsela menyebabkan kerusakan puluhan rumah, sedangkan korban jiwa tidak ada.

"Dari 42 kecamatan melaporkan sampai pukul 03.00 dini hari tadi tidak ada hal lain (kerusakan, red) kecuali dua kecamatan terdampak, yakni Samarang dan Pasirwangi," katanya.

Laporan sementara ada kerusakan 20 rumah warga yang tersebar di Desa Cisarua, dan Desa Samarang, Kecamatan Samarang, lalu dua rumah warga di Desa Padaawas, Kecamatan Pasirwangi.

"Di Samarang 20 unit dua desa, Cisarua dan Samarang. Di Padaawas, Pasirwangi, cuma dua rumah," terang Budi.


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Gubernur Jawa Barat sebut BPBD Garut masih data korban gempa

Pewarta: Muhammad Said

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023