Maraknya isu penculikan anak setiap daerah akibat derasnya informasi media sosial yang tersiar begitu cepat secara berantai, tak terkecuali di wilayah Tapanuli Selatan dan sekitarnya.
"Isu yang belum tentu benar itu tidak lepas imbas negatif media sosial," Fithri Choirunnisa Siregar, M.Psi, Psikolog di Tapanuli Bagian Selatan kepada ANTARA, Kamis (2/2).
Menurut Dosen Psikologi Prodi Bimbingan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syahadah Padang Sidempuan ini, isu penculikan anak telah membuat keresahan di tengah masyarakat.
"Informasi media sosial penculikan anak membuat keresahan Masyarakat bingung membedakan info yang benar terjadi, mana info yang ditutupi, bahkan di lebih-lebihkan. Sehingga memunculkan kecemasan dan prasangka," ujarnya.
Ia mengimbau agar seluruh masyarakat khusus di wilayah Tapanuli Bagian Selatan agar bersikap tenang, praduga tidak bersalah, dan lebih berhati-hati menjaga keluarga masing-masing.
"Jangan juga biarkan anak-anak kita untuk berlama dan jauh bermain tanpa pengawasan. Orang tua perlu juga waspada sekeliling tempat tinggal maupun sekolah anak-anak," pintanya.
Menurutnya isu penculikan anak terasa menjadi menjadi teror bagi kalangan orang tua. Karenanya, kata Dia, peran orang tua penting melakukan pengawasan terhadap anak serta kepekaan sosial perlu ditingkatkan satu sama lainnya.
"Termasuk melalukan koordinasi dengan lingkungan sekitar termasuk sekolah. Jika terpaksa pulang pergi ke sekolah sendirian sebaiknya berkelompok dan menjauhkan diri dari tempat sepi. Tempat ramai saja penjahat berani, apalagi di tempat sepi," ujarnya.
"Selain itu anak perlu dilatih untuk waspada. Berlatih bela diri secara verbal ketika ada yang berniat jahat, berlari atau melawan ketika merasakan ada orang yang berniat jahat di sekitarnya," katanya.
"Untuk semuanya, agar selalu berserah diri kepada Allah SWT bahwa Allah SWT akan selalu menjaga kita, hanya diri sendiri yang bisa kita andal-kan dalam menghadapi fenomena ini," ajaknya seraya menambahkan agar berhati-hati juga sebelum ada penyesalan.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023
"Isu yang belum tentu benar itu tidak lepas imbas negatif media sosial," Fithri Choirunnisa Siregar, M.Psi, Psikolog di Tapanuli Bagian Selatan kepada ANTARA, Kamis (2/2).
Menurut Dosen Psikologi Prodi Bimbingan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syahadah Padang Sidempuan ini, isu penculikan anak telah membuat keresahan di tengah masyarakat.
"Informasi media sosial penculikan anak membuat keresahan Masyarakat bingung membedakan info yang benar terjadi, mana info yang ditutupi, bahkan di lebih-lebihkan. Sehingga memunculkan kecemasan dan prasangka," ujarnya.
Ia mengimbau agar seluruh masyarakat khusus di wilayah Tapanuli Bagian Selatan agar bersikap tenang, praduga tidak bersalah, dan lebih berhati-hati menjaga keluarga masing-masing.
"Jangan juga biarkan anak-anak kita untuk berlama dan jauh bermain tanpa pengawasan. Orang tua perlu juga waspada sekeliling tempat tinggal maupun sekolah anak-anak," pintanya.
Menurutnya isu penculikan anak terasa menjadi menjadi teror bagi kalangan orang tua. Karenanya, kata Dia, peran orang tua penting melakukan pengawasan terhadap anak serta kepekaan sosial perlu ditingkatkan satu sama lainnya.
"Termasuk melalukan koordinasi dengan lingkungan sekitar termasuk sekolah. Jika terpaksa pulang pergi ke sekolah sendirian sebaiknya berkelompok dan menjauhkan diri dari tempat sepi. Tempat ramai saja penjahat berani, apalagi di tempat sepi," ujarnya.
"Selain itu anak perlu dilatih untuk waspada. Berlatih bela diri secara verbal ketika ada yang berniat jahat, berlari atau melawan ketika merasakan ada orang yang berniat jahat di sekitarnya," katanya.
"Untuk semuanya, agar selalu berserah diri kepada Allah SWT bahwa Allah SWT akan selalu menjaga kita, hanya diri sendiri yang bisa kita andal-kan dalam menghadapi fenomena ini," ajaknya seraya menambahkan agar berhati-hati juga sebelum ada penyesalan.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023