Baskami Brahmana (49 thn) tersenyum sumringah, saat hasil panen jagung miliknya meningkat. Dari semula hanya 7-8 ton per hektar kini menjadi 10 ton per hektar. Kenaikan hasil produksi ladangnya ini tidak lepas dari pendampingan intensif program andalan Menteri BUMN Erick Thohir yang diberi nama Makmur.

Baskami tak menyangka, BUMN akan turun tangan membantu petani jagung yang berada di desa-desa di Kabupaten Karo. 

"Kami sangat tidak menyangka BUMN hadir di sini, kami sangat terbantu, kami berterimakasih kepada Menteri BUMN Pak Erick Thohir,” Ujar Baskami sesaat setelah mengikuti panen perdana jagung dampingan program Makmur di Desa Limang, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Rabu (11/01/23).

Bagi Baskami, kehadiran program Makmur telah memberinya kesempatan untuk mengenal pertanian jagung lebih dalam. Bahkan dirinya didampingi hingga mendapatkan akses permodalan yang disalurkan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank Rakyat Indonesia (BRI).’

Kehadiran akses permodalan ini menjadi kesempatan bagi Baskami untuk melewati satu periode tanam yang selama ini sangat tergantung pada pihak lain. 

“Dahulu kami tidak pegang uang cash untuk Bertani, misalnya kami mau membeli pupuk, itu kami terpaksa menghutang dengan bunga 3 persen per bulan. Selain itu harga pupuk itu sendiri baru kami tahu saat hutang tersebut dibayar,” ungkapnya.

Ketidakpastian ini membuat Petani jagung Karo selalu khawatir, bahkan tidak jarang hasil yang didapatkan tidak sebanding dengan modal yang harus dikeluarkan. “dahulu modal bertanam jagung itu hutang dengan bunga tinggi, selain itu sering terlambat untuk melakukan pemupukan sehingga berdampak pada hasil panen,” katanya.

Saat ini kata Baskami situasi yang dihadapi mulai berbeda, dirinya dan petani dampingan Makmur bisa mendapatkan KUR hingga 15 juta per bulan dengan bunga yang rendah. Sehingga petani dapat membeli pupuk sejak awal secara tunai tanpa bunga tinggi. 

“Kami sekarang bisa beli pupuk secara tunai, tidak ada lagi bunga 3 persen per bulan, periode pemupukan bisa tepat waktu,” beber Baskami.
‘Keroyokan’ Sejahterakan Petani ala BUMN

BUMN dibawah komando Erick Thohir kini benar-benar turun ke bawah menyentuh ragam persoalan petani. Perwaklian ID Food Adri Muchtar menjelaskan ID Food saat ini menjadi BUMN klaster pangan yang membawahi 16 anak perusahaan. 

Program Makmur kata Adri memiliki 5 filosofi yakni pendampingan intensif pada petani, budidaya pertanian berkelanjutan, perlibatan rantai pasok, penggunaan teknologi dan peningkatan kesejahteraan petani. 
“Harapan kami dari 5 filosofi ini semua bisa dilakukan, kami ingin Makmur ini bisa berjalan memakmurkan masyarakat, menjadi aksi nyata dan bukan sekedar konsep,” ujarnya di sela-sela acara panen perdana jagung petani dampingan Makmur di Kabupaten karo Sumatera Utara.

Hal senada diungkapkan perwakilan PT Pupuk Indonesia Burmansyah. Pihaknya mengaku senang bisa terlibat dalam mewujudkan cita-cita program Makmur. Program ini kata Burmansyah merupakan percontohan. Harapannya ke depan bisa lebih berkembang lagi dan dampakanya semakin luas.

Pemerintahan Kabupaten Karo yang diwakili Kepala Dinas Pertanian karo mengunkapkan pihaknya sangat mengapresiasi kehadiran BUMN di sektor pertanian di Kabupaten Karo. 

“Kabupaten Karo berkontribusi pada sektor pertanian Jagung di Sumatera Utara, angkanya hingga 43 Persen. Sehingga intervensi program BUMN melalui Makmur sangat membantu upaya mensejahterakan petani Karo,” ujar Mahtesa Purba.

Makmur sendiri merupkan akronim dari Mari Kita Majukan Usaha Rayat, program andalan Menteri BUMN Erick Thohir ini bercita-cita menjadikan petani naik kelas melalui beragam intervensi. 

Tak tanggung-tanggung, 7 perusahan pelat merah ‘keroyokan’ untuk mewujudkan cita-cita tersebut, mulai dari PT Pupuk Indonesia, PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), Perkebunan Nusantara III (PTPN III) Perum Kehutanan Negara Indonesia, Bank Rakyat Indonesia (BRI), PT Asuransi Jasa Indonesia dan PT Asuransi Kredit Indonesia. 
 

Pewarta: Rel

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023