Gubernur Sumut H Edy Rahmayadi mengapresiasi PT Agincourt Resources (PTAR), Tambang Emas Martabe yang berhasil melakukan operasi katarak gratis untuk 827 mata warga di provinsi ini.
"Bagaimana tidak diapresiasi? Lihat mereka, dari yang tidak bisa melihat karena katarak menjadi bisa melihat lagi," ujar gubernur usai melihat acara penutupan kegiatan pengobatan dan operasi mata katarak secara gratis oleh PTAR yang digelar di Rumah Sakit Mata Mencirim 77 di Medan, Kamis (24/11).
Menurut dia, PTAR diharapkan terus bisa membantu masyarakat termasuk dengan melanjutkan operasi mata katarak itu.
"Yah harapannya, bansos perusahaan (PT AR) bisa terus berlanjut agar masyarakat tertolong dan pemerintah terbantu. Langkah baik Tambang Emas Martabe diharapkan diikuti perusahaan lain di Sumut," katanya.
Presiden Direktur PTAR Muliady Sutio saat menutup kegiatan pengobatan dan operasi mata katarak itu menyebutkan, 827 mata yang dioperasi dilakukan dalam tujuh putaran operasi di Kabupaten Tapanuli Selatan dan Kota Medan, Sumatera Utara.
Bakti sosial operasi katarak gratis "Buka Mata Lihat Indahnya Dunia" itu, katanya, melampaui target perusahaan.
Dari target sekitar 600 mata, berhasil dioperasi 827.
"Fakta itu merupakan besarnya antusias warga lingkar Tambang Emas Martabe hingga warga daerah Sumut lainnya memanfaatkan upaya konkret PTAR di bidang kesehatan masyarakat," katanya.
Muliady Sutio mengapresiasi sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang terlibat dalam seluruh putaran operasi katarak gratis itu yang berjalan lancar dan bermanfaat bagi masyarakat luas.
Menurut dia, rangkaian operasi katarak gratis itu dapat terselenggara karena dukungan Pemerintah Provinsi Sumatra Utara, Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan, masyarakat sekitar area Tambang Emas Martabe dan semua pemangku kepentingan di Tapanuli Selatan dan Sumatera Utara secara keseluruhan.
"Kami juga menyampaikan apresiasi tertinggi kepada para pasien yang telah mengikuti operasi katarak gratis ini. Sebagian dari mereka adalah pencari nafkah keluarga, penopang hidup anak-anaknya, dan ada pula anak-anak yang masih bersekolah," katanya.
Dia mengucapkan selamat bagi semua pasien yang telah pulih, kembali produktif dan mandiri menjalani hidup.
Dia menyebutkan, operasi katarak gratis yang diadakan PTAR setiap tahunnya merupakan bukti konkret dari komitmen perusahaan dalam mendukung kesehatan masyarakat, utamanya masyarakat pra-sejahtera.
Dia menjelaskan, dalam kerangka yang lebih luas penyelenggaraan operasi katarak sejalan dengan poin ketiga Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDG's), yakni menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia.
Operasi katarak gratis "Buka Mata Lihat Indahnya Dunia" sudah diadakan PTAR sejak 2011. Tahun ini menjadi tahun kedelapan PTAR menggelar rangkaian operasi katarak gratis.
Di RS Bhayangkara, Batangtoru, Tapanuli Selatan jumlah mata yang dioperasi mencapai 525 mata. Sementara di RS Mencirim 77 Medan sebanyak 302 mata sehingga totalnya ada 827 mata.
Senior Manager Corporate Communications PTAR, Katarina Siburian Hardono, menegaskan, operasi katarak yang dilakukan kepada warga pra-sejahtera penting
dilakukan untuk menekan prevalensi buta akibat katarak.
Mengacu pada hasil Survei Kebutaan Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RABB) tahun 2014-2016, prevalensi kebutaan akibat katarak di Indonesia mencapai 1,9 persen dengan sekitar 90 persen gangguan penglihatan terdapat di wilayah penduduk berpenghasilan rendah.
Di Sumut saja, 80 persen kebutaan pada penduduk usia 50 tahun ke atas disebabkan katarak yang tidak dioperasi.
Sejak 2011 hingga saat ini, operasi katarak yang digelar PTAR telah menyembuhkan 8.945 mata katarak.
Khusus tahun ini saja sebanyak 827 mata dioperasi dengan sekitar 75 persen di antaranya berasal dari Tapanuli Selatan.
Epaliani (25), warga Muara Batangtoru, Tapanuli Selatan, orang tua penerima manfaat operasi katarak, Mutiara Nur Olivia (14 bulan), mengaku sangat bersyukur dan berterimakasih anaknya mendapat kesempatan untuk dioperasi gratis Tambang Emas Martabe.
"Keluarga gembira akhirnya Tiara (panggilan Mutiara) bisa melihat lagi sehingga tumbuh seperti anak-anak lainnya," katanya.
Katarak Tiara sudah terlihat sejak dia berusia empat bulan. Tapi tidak langsung diobati karena dikira bisa sembuh sendiri setelah Tiara bertumbuh besar seperti banyak yang dibilang orang-orang di kampungnya.
Tapi karena tidak hilang-hilang juga, Epaliani membawa ke rumah sakit dan menyatakan bahwa mata tiara katarak.
"Kami kumpulkan duit terus untuk bisa mengoperasikan mata Tiara. Tapi Allah baik, akhirnya Tiara dioperasi gratis perusahaan tambang emas itu," katanya.
Dengan sudah dioperasi, maka menurut Epaliani dan suaminya Pangihutan Harahap yang buruh dodos sawit, uang yang sudah terkumpul sedikit itu diharapkan akan tetap disimpan untuk biaya sekolah Tiara.
Selain Muliady Sutio, hadir di acara itu Direktur & CFO PTAR Noviandri Hakim dan Komisaris PTAR Linda Helena Darmalina.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022
"Bagaimana tidak diapresiasi? Lihat mereka, dari yang tidak bisa melihat karena katarak menjadi bisa melihat lagi," ujar gubernur usai melihat acara penutupan kegiatan pengobatan dan operasi mata katarak secara gratis oleh PTAR yang digelar di Rumah Sakit Mata Mencirim 77 di Medan, Kamis (24/11).
Menurut dia, PTAR diharapkan terus bisa membantu masyarakat termasuk dengan melanjutkan operasi mata katarak itu.
"Yah harapannya, bansos perusahaan (PT AR) bisa terus berlanjut agar masyarakat tertolong dan pemerintah terbantu. Langkah baik Tambang Emas Martabe diharapkan diikuti perusahaan lain di Sumut," katanya.
Presiden Direktur PTAR Muliady Sutio saat menutup kegiatan pengobatan dan operasi mata katarak itu menyebutkan, 827 mata yang dioperasi dilakukan dalam tujuh putaran operasi di Kabupaten Tapanuli Selatan dan Kota Medan, Sumatera Utara.
Bakti sosial operasi katarak gratis "Buka Mata Lihat Indahnya Dunia" itu, katanya, melampaui target perusahaan.
Dari target sekitar 600 mata, berhasil dioperasi 827.
"Fakta itu merupakan besarnya antusias warga lingkar Tambang Emas Martabe hingga warga daerah Sumut lainnya memanfaatkan upaya konkret PTAR di bidang kesehatan masyarakat," katanya.
Muliady Sutio mengapresiasi sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang terlibat dalam seluruh putaran operasi katarak gratis itu yang berjalan lancar dan bermanfaat bagi masyarakat luas.
Menurut dia, rangkaian operasi katarak gratis itu dapat terselenggara karena dukungan Pemerintah Provinsi Sumatra Utara, Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan, masyarakat sekitar area Tambang Emas Martabe dan semua pemangku kepentingan di Tapanuli Selatan dan Sumatera Utara secara keseluruhan.
"Kami juga menyampaikan apresiasi tertinggi kepada para pasien yang telah mengikuti operasi katarak gratis ini. Sebagian dari mereka adalah pencari nafkah keluarga, penopang hidup anak-anaknya, dan ada pula anak-anak yang masih bersekolah," katanya.
Dia mengucapkan selamat bagi semua pasien yang telah pulih, kembali produktif dan mandiri menjalani hidup.
Dia menyebutkan, operasi katarak gratis yang diadakan PTAR setiap tahunnya merupakan bukti konkret dari komitmen perusahaan dalam mendukung kesehatan masyarakat, utamanya masyarakat pra-sejahtera.
Dia menjelaskan, dalam kerangka yang lebih luas penyelenggaraan operasi katarak sejalan dengan poin ketiga Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDG's), yakni menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia.
Operasi katarak gratis "Buka Mata Lihat Indahnya Dunia" sudah diadakan PTAR sejak 2011. Tahun ini menjadi tahun kedelapan PTAR menggelar rangkaian operasi katarak gratis.
Di RS Bhayangkara, Batangtoru, Tapanuli Selatan jumlah mata yang dioperasi mencapai 525 mata. Sementara di RS Mencirim 77 Medan sebanyak 302 mata sehingga totalnya ada 827 mata.
Senior Manager Corporate Communications PTAR, Katarina Siburian Hardono, menegaskan, operasi katarak yang dilakukan kepada warga pra-sejahtera penting
dilakukan untuk menekan prevalensi buta akibat katarak.
Mengacu pada hasil Survei Kebutaan Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RABB) tahun 2014-2016, prevalensi kebutaan akibat katarak di Indonesia mencapai 1,9 persen dengan sekitar 90 persen gangguan penglihatan terdapat di wilayah penduduk berpenghasilan rendah.
Di Sumut saja, 80 persen kebutaan pada penduduk usia 50 tahun ke atas disebabkan katarak yang tidak dioperasi.
Sejak 2011 hingga saat ini, operasi katarak yang digelar PTAR telah menyembuhkan 8.945 mata katarak.
Khusus tahun ini saja sebanyak 827 mata dioperasi dengan sekitar 75 persen di antaranya berasal dari Tapanuli Selatan.
Epaliani (25), warga Muara Batangtoru, Tapanuli Selatan, orang tua penerima manfaat operasi katarak, Mutiara Nur Olivia (14 bulan), mengaku sangat bersyukur dan berterimakasih anaknya mendapat kesempatan untuk dioperasi gratis Tambang Emas Martabe.
"Keluarga gembira akhirnya Tiara (panggilan Mutiara) bisa melihat lagi sehingga tumbuh seperti anak-anak lainnya," katanya.
Katarak Tiara sudah terlihat sejak dia berusia empat bulan. Tapi tidak langsung diobati karena dikira bisa sembuh sendiri setelah Tiara bertumbuh besar seperti banyak yang dibilang orang-orang di kampungnya.
Tapi karena tidak hilang-hilang juga, Epaliani membawa ke rumah sakit dan menyatakan bahwa mata tiara katarak.
"Kami kumpulkan duit terus untuk bisa mengoperasikan mata Tiara. Tapi Allah baik, akhirnya Tiara dioperasi gratis perusahaan tambang emas itu," katanya.
Dengan sudah dioperasi, maka menurut Epaliani dan suaminya Pangihutan Harahap yang buruh dodos sawit, uang yang sudah terkumpul sedikit itu diharapkan akan tetap disimpan untuk biaya sekolah Tiara.
Selain Muliady Sutio, hadir di acara itu Direktur & CFO PTAR Noviandri Hakim dan Komisaris PTAR Linda Helena Darmalina.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022