Pasar rakyat semi modren yang berada di Desa Sasaran Kecamatan Natal Kabupaten Mandailing Natal, Sumut sejak selesai dibangun oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Mandailing Natal pada tahun 2019 yang lalu hingga kini disebut warga belum berfungsi sebagaimana pasar lainnya.

Pasar yang dibangunan diatas lahan tiga hektar itu seluruh kios terlihat masih tertutup dan aktifitas pedagang pun sama sekali tidak terlihat. 

Halaman pada sekeliling pasar pun tampak masih becek. Bahkan, bangunannya sudah ada yang rusak.

Pasar ini sendiri memiliki luas bangunan lebih kurang 1.600 meter dan, mampu menampung 220 para pedagang. Sedangkan dana pembangunannya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 

Pembangunan pasar ini sendiri dilaksanakan pada masa kepemimpinan Bupati, Dahlan Hasan Nasution.

Pasar itu juga memiliki infrastruktur pendukung yang lengkap seperti toilet, musholla, ATM, ruangan menyusui.

Tokoh masyarakat Natal, Ali Hanapiah kepada ANTARA, Kamis (13/10) menyesalkan tidak difungsikannya pasar kebanggaan masyarakat pantai Barat Madina itu.

Ia menyebutkan, jika kondisi pasar saat ini sudah ada yang rusak dan atapnya sudah ada bocor.

"Kondisinya sekarang sudah ada yang rusak. Memang tidak banyak, namun kalau dibiarkan tidak tertutup kemungkinan akan bertambah," katanya.

Ali berharap kepada Pemerintah Daerah dalam hal ini Bupati Madina, HM Ja'far Sukhairi Nasution agar secepatnya memfungsikan pasar itu sebelum kerusakannya semakin bertambah. 

"Ini aset Pemda Madina jangan dibiarkan begitu saja," ungkap Ali yang merupakan mantan anggota DPRD Madina itu.

Menurut Ali, ada beberapa hal yang saat ini yang harus menjadi perhatian pemerintah daerah. Diantaranya adalah pembangunan akses jalan masuk dan keluar pasar  serta peningkatan lahan yang ada di sekeliling pasar.
Pasar rakyat semi modren Desa Sasaran Kecamatan Natal, Madina. (ANTARA/Holik)
"Akses jalan dari Desa Sasaran sepanjang 2,5 Kilometer dan jalan keluar serta lahan disekeliling pasar harus diselesaikan agar pasar itu sempurna. Jalannya masih rusak. Halaman sekeliling pasar juga masih becek dan itu harus dimatangkan. Saya pikir ini harus menjadi perhatian Pemda," sebut dia.

Jika memang Pemda Madina saat ini belum bisa membangun sempurna pasar itu, Ali menyarankan setidaknya Pemda memanfaatkan pasar itu menjadi kantor-kantor sementara pemerintah.

"Sebelum akses jalan dan pematangan lahan selesai dan untuk mengantisipasi kerusakan, pasar ini dimanfaatkan pemerintah saja buat kantor sepertj kantor Damkar dan Dishub," saran dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Madina, Jhon Amriadi Lubis yang dikonfirmasi mengatakan, jika pasar rakyat semi modren di Desa Sasaran itu sudah pernah difungsikan selama tiga kali.

"Memang tahun 2019 yang lalu kita sudah memfungsikan pasar itu. Sudah kita umumkan kepada masyarakat. Tokoh-tokoh setempat juga sudah kita undang dan sosialisasi juga sudah kita lakukan waktu itu," kata Jhon. 

"Pasar beroperasi di hari pekan pada waktu itu hari Selasa, gedung pasar terisi 20 %. Mengingat belum maksimal bulan berikutnya kembali dilakukan pemungsian. Pada saat pemungsiang kali kedua terkendala oleh cuaca hujan sepanjang malam pada masa itu, pemungsian pasar tidak bisa dilakukan, terlebih kondisi jalan masuk dan jalan keluar ke pasar masih rusak. Begitu juga halaman sekitar pasar masih tergenang air bila musim penghujan," tambahnya.

Meskipun begitu, pihaknya akan terus berupaya mempercepat pemungsian pasar itu secepatnya yakni dengan melakukan koordinasi dengan OPD terkait seperti Bappeda, Dinas PUPR dan Dinas Perkim untuk merencanakan  pembangunan sejumlah infrastruktur pendukung lainnya.

"Untuk mempercepat sarana pendukung itu, kita sudah mengusulkan kepada Bapeda agar pembangunan jalan dan lapangan pasar dilakukan oleh Dinas PUPR dan Dinas Perkim. Mungkin karena dibatasi tupoksi serta  keterbatasan anggaran makanya hingga saat ini belum dibangun," ujar dia.

Pewarta: Holik

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022