Ustadz Izzuddin Lubis mendesak Polres Tapanuli Tengah mengungkapkan dugaan tindakan penganiayaan yang menyebabkan abang kandungnya meninggal dunia. 

Di kediamannya di Kecamatan Pandan, Senin (12/9), Ustadz Izzuddin Lubis menyebutkan kurang lebih empat bulan sejak dilaporkannya Rz (43) pada 13 Mei 2022 ke Mapolres Kabupaten Tapanuli Tengah dengan nomor Pelaporan :  LP/155/V/2022/SPKT/RES TAPTENG/POLDASU, hingga sampai saat ini pihak keluarga tidak mendapatkan titik terang.

Setelah dimintai keterangan oleh Penyelidik Polres Tapteng, begitu juga dengan beberapa keterangan saksi, hingga saat ini pihaknya belum mengetahui perkembangan sesuai laporan yang di laporkan di Polres Tapteng.

"Sudah empat bulan kami belum mendapat penjelasan terkait laporan kami di Polres Tapteng. Dengan segala hormat sekiranya Kapolres dapat mengungkapkan kasus ini secara terang benderang. Namun, jika tidak juga ditemukan titik terang, berdasarkan dari kesepakatan keluarga kasus akan dilanjutkan dengan laporan ke Polda Sumatera Utara," katanya.

Selain itu, Ustadz Izzuddin Lubis juga menjelaskan, kecurigaan adanya kejanggalan atas kematian Mustofha Lubis pada Senin, 25 April 2022 lalu berawal dari beberapa keterangan orang terdekat, yakni kedua anak korban, adik kandung korban, pembantu korban dan tetangga di sekitar kediaman korban yang berada di Jalan DPR, Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah.

"Sebelum abang saya meninggal dunia kejanggalan sudah dirasakan ketika melihat keadaan almarhum yang semakin lama semakin kurus. kami pertanyakan kepada Rz istrinya  Abang sakit apa, istri menjawab sakit gula. Ketika ingin dibawa keluarga untuk berobat ke dokter  Rz tidak mengizinkan dengan berbagai macam alasan," ujarnya 

Berdasarkan pengakuan kedua anaknya ketika ayahnya merasa kesakitan yang sangat luar biasa, Rz istrinya tidak mau tahu sama sekali, hingga harus dilarikan ke RSUD Pandan.

"Sudahlah kusuk-kusuk saja lah ayah kalian itu, sembuhnya itu nanti, kata Rz. Mirisnya, ketika anaknya bermohon agar menghubungi kami adik-adiknya Rz sama sekali dia tidak merespons, sampai almarhum dilarikan ke RSUD Pandan. Dokter menyarankan agar dipindahkan dari Unit Gawat Darurat (UGD) ke ruang ICU untuk dilakukan perawatan yang intensif. Rz malah tidak mau menandatangani dan menghalangi biar jangan masuk ke ICU," terang Ustadz Izzuddin Lubis.

Pada akhir hayatnya, sambungnya, almarhum mengeluarkan buih dari mulutnya yang menimbulkan kecurigaan.

"Beranjak dari situlah kami sepakat bersama keluarga mencari tahu tentang Rz. Setelah kami yakin dari beberapa sumber adanya dugaan hubungan asmara dengan pria lain dibalik kematian almarhum bersama dengan persetujuan keluarga dan dibantu warga sekitar pada 1 Juni 2022 kami sepakat melakukan autopsi ulang dan dilakukan ekshumasi (gali kuburan) terhadap jenazah dan disaksikan oleh pihak-pihak yang berwajib," tuturnya.

Terpisah, Kasi Humas Polres Tapteng H. Gurning, saat dikonfirmasi melalui telpon seluler membenarkan adanya kejadian tersebut.

"Kasus tersebut masih dalam proses penyelidikan, kami juga meminta kepada rekan-rekan media, masyarakat dan keluarga untuk membatu berjalannya proses penyelidikan. Jika menemukan yang diduga pelaku dan bukti-bukti lainnya segera melaporkan kepada pihak yang berwajib, agar kasus ini dapat diungkap," katanya.

Pewarta: Tamy

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022