Anggota DPRD Kota Medan Margaret MS mendorong dinas kesehatan setempat menyediakan tenaga nutrisionis atau ahli gizi di Puskesmas untuk menekan stunting (kekerdilan).

"Ini merupakan kelalaian Puskesmas, kenapa sampai kosong, sehingga penyuluhan gizi bagi masyarakat, terutama penderita stunting menjadi terhambat," ujar Margaret di Medan, Jumat.

Legislator ini menemukan kekosongan ahli gizi di Puskesmas Sicanang, Kecamatan Medan Belawan yang berdampak terhambatnya penanganan 106 penderita stunting di Kelurahan Belawan Sicanang.

Seharusnya Dinkes Kota Medan bersama perangkat, termasuk 41 Puskesmas di daerah ini memberikan keseriusan terhadap penanganan kekerdilan pada bayi di bawah lima tahun.

Data terakhir Dinkes Kota Medan menyebut bahwa stunting di bulan penimbangan Februari 2022 ditemukan sebanyak 550 balita gizi kronis yang tersebar di 20 kecamatan.

"Pelayanan kesehatan di Puskesmas bukan hanya bagi penderita, tapi perlu sosialisasi penyuluhan gizi warga agar paham dan mengerti mengantisipasi kasus stunting ini," terangnya.

Ia mengajak seluruh ASN Pemkot Medan harus ikut mencegah kekerdilan merupakan program prioritas di bidang kesehatan dan stunting bukan suatu penyakit, tapi dampak kurang nya gizi 1.000 hari.

"Saya selaku wakil rakyat asal daerah pemilihan II (Belawan Sicanang) merasa terpanggil melakukan pengawasan untuk peningkatan pelayanan kesehatan lebih baik lagi," tutur Margaret yang juga politisi PDIP.

Kepala Puskesmas Sicanang, dr Trisna Murni, mengatakan bahwa petugas pelayanan kesehatan di Puskesmas setempat minim, bahkan ahli gizi saat ini sedang kosong. 

"Petugas nutrisionis lagi kosong di Puskesmas ini, sedangkan yang lama pindah ke Puskesmas lain. Kami tidak bisa berbuat banyak," terangnya.

Pewarta: Muhammad Said

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022