Massa yang tergabung dalam Badan Aktivis Mahasiswa (BAM) Kabupaten Mandailing Natal (Madina) berunjuk rasa di halaman kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Madina) setempat, Jumat (22/7).

Dalam aksi itu, BAM meminta Kejaksaan Negeri Kabupaten Mandailing Natal untuk melakukan audit terhadap pembangunan rehabilitasi pengaman banjir di ruas jalan Pagur - Panyabungan tepatnya di Kecamatan Panyabungan Timur.

"Kami mempertanyakan kepada Kepala BPBD Madina apa sikap yang diambil. Ini sangat merugikan masyarakat. Bukan hanya tentang pengerjaan dek saja, tapi tanah timbun yang digunakan kami dengar berasal dari galian C yang tak memiliki izin," jelas koordinator aksi Abdul Malik dalam pernyataan sikapnya.

Dalam aksi itu, massa juga menyampaikan, dek pengaman banjir di Panyabungan Timur yang dikerjakan pada tahun 2021 yang lalu itu telah menjadi pertanyaan di kalangan publik karena proyek tersebut dinilai terbengkalai.

Berdasarkan dengan hal tersebut BAM meminta kepada Kejaksaan untuk memeriksa mantan Kepala BPBD Madina serta PPK dan PT Torida Hasian Grup sebagai kontraktor pada proyek tersebut.

Menyikapi tuntutan tersebut, Kaban BPBD Madina, Edi Sahlan menjelaskan, bahwa pekerjaan itu telah selesai di Januari 2022. 

"Saya sebenarnya tidak terlalu paham akan pekerjaan itu. Saya baru dilantik jadi Kaban BPBD Februari 2022. Secara moral saya akui saya bertanggung jawab atas pekerjaan itu. Hanya saja, untuk tekhnisnya coba kita koordinasikan dengan PPK pekerjaan itu," ungkap Edi Sahlan.
 
Edi mengatakan, dalam waktu dekat dirinya juga akan melakukan pemanggilan kepada PPK dan kontraktor.

Pemanggilan ini untuk melakukan mediasi perihal pekerjaan dan adendum pekerjaan dek tersebut. 

"Pekerjaan ini kan sudah diperpanjang hingga bulan September 2022. Masih ada sisa pembayaran mereka sekitar 8 persen lagi. Sehingga nanti Senin kita akan koordinasikan dan lakukan mediasi perihal ini," jelasnya. 

Pembangunan dek penahan jalan ini merupakan program dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Madina. Biaya pembangunannya mencapai Rp.11.114.150.000.

Dek ini sendiri dibangun di tiga segmen, yakni segmen Desa Tebing Tinggi, segmen Simpang Suga dan segmen Sidaing Desa Parmompang.

Namun, kalau dilihat dilapangan bangunan dek tersebut aneh dan terlihat seperti lawak-lawak.

Pasalnya ada ada beberapa dek  terlihat masih menganga sehingga membuat material tanah penimbun tergerus air.

Seperti di segmen Tebing Tinggi misalnya, kondisi dek terlihat dari arah Barat masih menganga dan dikhawatirkan material penimbun akan runtuh bila hujan deras turun.

Sama halnya juga di segmen Simpang Suga Desa Parmompang. Bangunan dek terlihat dari arah Barat juga masih menganga.

Begitu juga di Segmen Sidaing Desa Parmompang mengalami hal yang sama. Bahkan parahnya dek tersebut terlihat belum ditimbuh penuh, sehingga telah membuat badan jalan lintas Panyabungan - Pagur menjadi retak-retak.

Pewarta: Holik

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022