Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva menyakini kekuatan internal ekonomi Indonesia mampu mencatatkan pertumbuhan sehat dan positif meski dunia sedang mengalami gejolak ekonomi dan geopolitik.

"Kami berharap Indonesia dapat menyelesaikan tahun ini dengan pertumbuhan yang sangat sehat," ujarnya saat mengunjungi mal Sarinah bersama Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno di Jakarta, Minggu.

Georgieva menyampaikan kabar baik bahwa dalam skenario dasar IMF, pihaknya tidak mengharapkan resesi global baik itu pada tahun 2022 ataupun tahun 2023 mendatang.

Beberapa negara menghadapi resesi, seperti Rusia dan Ukraina. Pada 2023, terang Georgieva, IMF lebih khawatir karena pengetatan kondisi keuangan yang dapat menurunkan pertumbuhan ekonomi secara lebih dalam.

"Kami mengharapkan (Indonesia) tumbuh positif tahun depan. Risiko terbesar bagi Indonesia bukan dari dalam negeri, melainkan dari luar negeri," jelasnya.

Dalam perekonomian dunia yang melambat, IMF memandang negara-negara seperti Sri Lanka saat ini tidak mampu membayar utang mereka yang dapat menyebabkan arus modal keluar dari pasar negara berkembang.

Georgieva mengungkapkan bahwa kondisi itu sudah terjadi, bahkan pada paruh pertama tahun ini sebanyak 52 miliar dolar AS telah meninggalkan pasar negara berkembang.

"Untungnya, bagi Indonesia, karena kekuatan ekonomi dan manajemen yang baik, negara ini tidak terpengaruh," ungkapnya.

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan kunjungan petinggi IMF memberikan citra positif bagi pembangunan dan perekonomian Indonesia.

"Ada tiga hal yang disampaikan, pertama, dia meyakinkan Indonesia tidak berada dalam jurang krisis seperti yang digembar-gemborkan," ujar Erick Thohir.

Kendati begitu, lanjut Erick, hal tersebut tidak menurunkan kewaspadaan Indonesia meski secara internal ekonomi Indonesia dalam posisi kuat.

"Secara eksternal, yang namanya geopolitik, global ekonomi bisa saja berdampak," ucap Erick Thohir.

Georgieva mengunjungi Indonesia menghadiri pertemuan dengan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral G20, salah satu topik yang dibahas dalam pertemuan itu mengenai tantangan ekonomi dunia.

Ia mengatakan saat ekonomi dunia dalam kondisi yang gelap, Indonesia justru cemerlang dengan mencatatkan pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen dan inflasi hanya 4 persen, jauh lebih rendah dibandingkan negara-negara lain di dunia. Apalagi Indonesia terus mengembangkan dan memperkuat kemampuan pelaku UMKM yang menjadi penggerak ekonomi di dalam negeri.

Selain menghadiri pertemuan G20, Georgieva juga bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) berbincang tentang strategi memperkuat ekonomi Indonesia.

"Kami membahas tentang kebijakan yang baik yang membuat Indonesia lebih kuat, dan bagaimana untuk terus membawa Indonesia ke dalam dinamisme dan meningkatkan taraf hidup masyarakat di negara besar ini," pungkas Georgieva.

Pewarta: Sugiharto Purnama

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022